Nadia tampak tersenyum simpul, meski sebenarnya juga nggak tahu Mas Huda cerita apa saja tentang dirinya kepada Mbak Dewi.
"Jadi kapan nih ... Mbak Nadia mau temenin saya di sini? He ...he. Emm ... masih sibuk di kampus ya?" tanya Dewi.
"Emm ... aku ...masih skripsi Mbak Dewi," sahut Nadia sopan sekali.
"Nggak usah pakai Mbak ... Dewi saja. Mungkin kita seumuran malahan, cuma bedanya aku cuma lulusan SMA, Mbak Nadia kuliah S1. Iya kan? He ...he," sahut Dewi.
Mereka sama-sama menyebutkan tahun lahir dan ternyata hanya selisih berapa bulan aja.
"Kamu juga nggak usah pakai Mbak, Nadia aja," ucap Nadia.
"Oke, Nadia. Jadi mulai sekarang kita berteman ya. He ...he," sahut Dewi sembari tersenyum.
"Iya laah ... masak musuh?" sahut Nadia sembari tersenyum juga.
"Wik? Hari ini sudah ada servisan masuk 2 ini?" teriak Mas Huda dari belakang.
"Iya Mas! Betul!" jawab Dewi.
"Oke, siap!" sahut Mas Huda.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com