Sesosok misterius telah sampai di ibukota. Beberapa langkah lagi ia akan sampai ke istana.
Sementara itu, Jiang Ming dalam perjalanan mengikuti kata hatinya. Dia telah membulatkan tekat untuk menemui Jiang Fei untuk dipertemukan oleh ketua organisasi perdagangan.
Pada hari penyatuannya dengan Xing Xing, Jiang Ming tertidur sejenak di perpustakaan setelah dia melakukan penyatuan dengan Xing Xing. Dia terbangun dengan keadaan tidak ada Xing Xing di sekitarnya. Dia menuju kamar Xing Xing untuk meminta maaf atas perlakuan kasarnya pada Xing Xing yang sedang hamil. Dia telah mendengar semua pembicaraan tabib mengenai keadaan Xing Xing.
"Syukurlah paduka, kalian akan di karuniai pangeran kembar. Mereka memiliki denyut nadi yang kencang. Pangeran begitu lincah dan sehat di dalam kandungan paduka ratu." wajah gembira menghiasi wajah tabib istana.
"Lalu darah apa yang muncul? Lalu mengapa Xing Xing menjadi pucat?" tanya Wei Su lega sekaligus bingung
"Paduka Ratu hanya kelelahan. Paduka raja berserta pangeran terlalu aktif menyebabkan Paduka Ratu kelelahan. Sepertinya pintu masuk milik paduka ratu telah tersobek oleh milik paduka raja. Sebelumnya paduka raja mungkin belum memasukannya terlalu dalam."
"Apakah itu buruk bagi Xing Xing?" Malu dan kawatir terlihat jelas di wajah Wei Su.
"Tidak paduka. Itu akan mempermudah jalannya keluar kedua pangeran. Kalian dapat melakukannya tapi jangan membuat paduka ratu kelelahan. Saya akan membuatkan ramuan untuk kesehatan paduka ratu dan janinnya."
Jiang Ming merasa seperti di sambar petir. Anak dalam kandungan Xing Xing adalah anaknya. Darah dan dagingnya. Hampir saja dia melukai bayinya. Bahkan Xing Xing harus menerima kemarahan Wei Su hampir membuat anaknya tidak ada di dunia ini. Bahkan sebelum mereka lahir.
Dia terus mengikuti Wei Su. Dia ingin mencari tau apa yang terjadi pada Xing Xing. Kenyataan sangat menyakitkan bagi Jiang Ming. Wei dengan gila menyembunyikan banyak gadis untuk melayaninya.
"Buka jubah kalian! Menarilah erotis di depanku! Buatlah aku menginginkan kalian!"
Para gadis itu langsung melepaskan jubah mereka dan menari erotis di depan Wei Su.
Para gadis itu bahkan hanya diam ketika mereka menari sesekali tubuh merka jamah secara bergantian oleh Wei Su.
Wei Su meminum anggurnya dan melihat pemandangan di depannya dengan wajah puas.
Jiang Ming tidak kuat lagi. Dia telah memikirkannya dan dia berfikir dia harus segera pergi. Dia harus memiliki kekuatan untuk melawan Wei Su.
Sementara itu seorang gadis di antaranya menari dengan berani mendekati Wei Su. Dia semakin berani dan berani mempertunjukan tubuhnya pada Wei Su.
Wei Su merasa tertarik dengan gadis itu. Dia memiliki payudara dan pantat yang besar di banding yang lain. Dia berwajah yang sangat cantik khas timur tengah.
Dia menarikan tarian ular yang membuat Wei Su semakin tertarik. Dia sungguh seksi dan membakitkan gairah Wei Su.
Wei Su mendekati gadis itu dan menarik dagu gadis itu dengan kasar.