Rambut Xing Xing berkibar di terpa angin. Tiga bulan berlalu dengan cepat. Xing Xing masih belum tau apa salahnya dan siapa orang - orang tersebut.
Mereka hilang di telan bumi. Yang kini Xing Xing tau, dia telah hamil. Dia tidak mungkin menggugurkan darah dagingnya sendiri. Di sisi lain anak dalam kandungannya mengingatkan akan kejadian malam itu.
Xing - Xing benar benar butuh menghirup udara segar. Setiap hari Xing - Xing muntah muntah. Diapun tidak memiliki keinginan untuk makan. Semua yang dia cium membuat dia semakin ingin muntah. Hanya buah - buahan yang setia menemeninya selama tiga bulan terakhir.
Ini masih pagi. Belum ada pegawai yang datang untuk mengurus perkebunannya.
Rumahnya memang di kelilingi perkebunan yang luas. Disini hanya ada rumahnya seorang.
Ya, aku harus bangkit untuk anak ini.
Itulah yang menyadarkan Xing Xing untuk bangkit dari keterpurukannya Bagaimanapun ini anakku. Setidaknya ia tidak sendiri lagi di dunia ini.
Waktu cepat berlalu dan ini telah masanya aku melahirkan. Sejak itu aku memilih tinggal di kota sekaligus menanti masa kelahiran putraku.
Tidak ada orang di tempat asalku yang tau ia sedang mengandung. Mereka hanya tau bahwa ia sedang berobat sakit di kota.
Hari yang di nantipun tiba aku telah melahirkan putraku dengan normal. Wajahnya benar benar mirip dengan pria gagah dan tampan itu. Setelah ku ingat ingat namanya adalah Feng Jiang Ming. Dia sempat menyebut namanya dengan lembut di telingaku sebelum ia pergi.
Xing Xing menamainya putra Xiao Xing Chen. Xing Xing tak mau nama pria itu berada pada nama putraku. Walau wajah anak ini mirip dengannya, Xing Xingpun tak tau siapa sebenarnya putraku anak siapa. Yang jelas dialah putraku.
Beberapa bulan berlalu, Xing Chen sudah mulai banyak perkembangan. Aku mengajaknya ke pantai di kota untuk berjemur.
" Tolongggggg ..... Tolongggggggg .... "
Sepasang kakek dan nenek nampak mengkawatirkan cucunya yang terbawa ombak di laut. Xing Xing menitipkan Xing Chen pada kakek dan nenek itu.
"Aku akan menolong cucu kalian. Tolong jaga anakku Xing Chen."
Xing Xing berenang dan membawa anak itu ke hampir ketepian. Kakek itu membantuku menarik cucunya ketepian. Tapi tiba tiba ada yang menarik Xing Xing semakin kedalam lautan dan semuanya menjadi gelap.