Dengan proses pengobatan yang masih berjalan aku memutuskan untuk logout dan beristirahat, siang itu aku membereskan apartemen ku dan membersihkan diri setelahnya.
(Dreeettt)
Terdengar suara ponsel ku bergetar, aku melihat putrianna melakukan spam Misscall banyak sekali.
" Aduh mati aku, ratu iblis belum kuberikan persembahan ! " dalam hati aku panik saat melihat rentetan notifikasi dilayar ponsel ku.
" Semoga tuhan mengampuni dosa ku " aku berserah diri akan kejadian yang akan datang.
Setelah memastikan keadaan apartemen ku dan menyiapkan mental aku menelpon putrianna.
( Tuu.. )
Belum sampai 2 detik telpon langsung terhubung, namun hanya keheningan di seberang sana dan suara tarikan nafas.
" Kau kemana saja sayang !!! " Putrianna melepaskan nafasnya dan menembakkan semua suaranya di lubang mic.
" Aihh, iya-iya aku denger ga usah teriak ana " aku menjauhkan telepon dari telinga ku.
" Aku yakin kau di sana bersenang-senang dengan wanita lain !! " Aku langsung merinding mendengar suara putrianna, benar-benar insting wanita sangat kuat.
" Ah mana ada, aku cuma menikmati waktu ku disana " aku bersyukur karena ia tak melihat ekspresi panik ku saat ini.
" Halah, aku tau kamu sayang berbohong padaku merupakan sebuah tindakan sia-sia " putrianna tampak memainkan suaranya, hal tersebut makin membuat ku panik.
" Aku mau kita bertemu, now baby ! " Ia mengeja kalimat terakhir nya dan menutup telepon segera.
Aku yang masih pusing untuk menciptakan alasan segera tersadar dengan bunyi notifikasi lagi, kali ini putrianna mengirim share lokasi dan itu menunjukkan alamat kantor Guild House nya.
" Arhh, terserah "
Aku yang makin kacau menggaruk kepalaku dan pasrah saja dengan nasib ku nanti.
setelah bersiap aku segera meninggalkan apartemen ku dan lekas kesana, ke tempat penjagalan ku.
Aku memacu motorku dengan kecepatan tinggi Berharap aku bisa setidaknya melupakan pemikiran ku sebelumnya, namun tetap saja aku memikirkan skenario agar bisa pulang dengan pantat utuh namun dari banyaknya skema semua sama saja hanya kekalahan menantikan ku.
Putrianna terobsesi dengan ku, itu membuat dia sangat tau bagaimana aku, bagaimana jalan pikiran ku. Terlebih naluri nya yang selalu ia asah makin membuat nya tajam untuk menikam ku.
1 jam aku berkendara dan sampai di GH, gedung ini tidak terlalu megah namun tetap saja untuk sebuah komunitas yang berkecimpung dalam dunia game memiliki gedung dengan 5 lantai tetap membuat ku terpukau.
Aku yang memang tidak terlalu tertarik dengan game hanya mengerti bahwa game ini mampu menghasilkan profit di dunia nyata, bahkan banyak perusahaan besar ikun andil dalam mengigit daging ini.
Tapi yah logika ku tidak tertarik untuk profit dari game ini, namun setelah melihat GH milik putrianna aku jadi mendapatkan pemahaman baru tentang game ini.
Aku lekas memarkirkan motor ku di halaman yang tertanda VIP, banyak anggota guild yang memperhatikan kendaraan ku sedari gerbang namun makin banyak setelah melihat aku parkir di sini.
Karena sedikit kesal aku mengeber motor ku agar menjadi tanda bagi putrianna agar cepat keluar, motor H3r dengan 1000cc suaranya sangat bising aku bahkan selalu menggunakan headset saat berkendara agar tidak budek.
" Hey babi matikan motor mu ! " Ada suara teriakan dari belakang ku.
Aku mengeber sekali lagi dan segera melepaskan helem ku dan mencari sumber suara itu, saat ini suasana hati ku sangat buruk dan ada orang yang mencoba merusuh ku.
" Terus kenapa ? Ga suka ? " Aku berteriak ke arah orang yang menghampiri ku, terlihat pria dengan tubuh kekar setinggi 2 meter menghampiri ku.
Anggota guild yang lain mengerubungi kami berdua, orang yang saat ini berhadapan dengan ku tampak merupakan anggota elit terlihat dari seragam nya yang berbeda dengan kebanyakan yang hadir.
" Kau bukan salah satu petinggi guild, tapi sikap arogan mu dan sok elit mu yang membuat kegaduhan membuat kami tidak nyaman " dia tampak mencoba memojokkan ku dengan domain nya.
" Terus kenapa ? " Aku tetap bersikap acuh dengan peringatan nya.
" Maka kau salah tempat nak " ia bersiap bertarung dengan ku, dengan kuda-kuda yang kokoh ia melayangkan tinjunya ke wajah ku.
Aku yang terbiasa berkelahi sejak kecil, dan dilatih dengan baik mampu melihat pukulannya.
Dengan menggeser sedikit tubuhku, tinjunya melewati kepalaku dan aku menindaklanjuti dengan maju satu langkah sehingga bahu ku berada tepat di siku nya.
Aku menaikkan pundak ku membuat tangan orang itu goyah dan memukul dengan telapak tangan ku tepat di tengah dadanya, ia mundur dua langkah dan langsung berlutut.
Ketika aku ingin menindak lanjuti dengan menendang kepalanya dengan lutut sebuah suara menghentikan langkah ku.
" Sudah cukup tuan slammet ! " Gina berlari melewati kerumunan dan berdiri di depan ku.
" Guild master telah menunggu anda datang " ia menunduk dan mengarahkan ku untuk meninggalkan acara sambutan ini.
" Kami minta maaf atas tindakan salah satu elit kami, dengan ini ia akan di hukum karena tindakannya " Gina melirik orang kekar itu yang masih berlutut.
" Cold minta maaflah pada tunangan Guild master ! " Gina membongkar indentitas ku di tengah kerumunan ini.
Cold rock langsung kaget karena pemberitaan dari Gina ia langsung menundukkan kepalanya karena penyesalan, ia berfikir bahwa keputusan hidupnya ada di tangan ku.
" Aku minta maaf tuan slammet atas kebodohan ku " ia makin tenggelam dalam pikirannya karena bisa saja aku mengeluarkan nya dari guild ini.
Menjadi anggota guild memiliki Tingkat kesulitan yang berbeda tergantung dari besaran guild itu sendiri, guild milik putrianna ini merupakan guild tingkat 2 dimana ia berada di bawah posisi guild besar sehingga untuk fasilitas dan gaji anggota sudah cukup lumayan, terlebih untuk anggota elit guild nya.
Ia menjadi anggota elit guild ini setelah berjuang dengan keras namun dengan satu kata dari ku semua usaha nya bisa hancur seketika.
" Sudahlah hentikan cold, lain kali awasi dulu target mu dan cari tau informasi baru bergerak " aku menepuk pundaknya, memang punya kekuatan bisa membuat mu merasa bisa melakukan segalanya namun selalu ada langit di atas langit jadi berfikir lah sebelum bertindak.
" Dan tak perlu menghukum nya " aku melirik gina mencegahnya memberikan hukuman.
" Terimakasih tuan slammet atas kebaikan anda " cold rock langsung menatap ku bersyukur atas keputusan ku.
" Saat ini aku sedang tidak dalam suasana hati yang bagus makanya aku meladeni permainan mu tadi " aku yang masih bad mood dengan keadaan ku sendiri sedikit terhibur dengan kejadian ini.
Setelah itu gina memerintahkan untuk bubar dan kerumunan segera menghilang dan melanjutkan kesibukan masing-masing, aku saat ini di antar gina ke ruangan putrianna setelah sampai aku menyuruhnya pergi.
Aku menatap pintu yang memiliki papan bertuliskan Guild Master cukup lama.
" Hahhh, dah lah gas aja " aku menghela nafas dan mengetuk pintu itu.
Tidak terdengar Jawaban aku sempat bersyukur mungkin dia sibuk dengan urusan nya, namun kemudian terdengar suara kursi bergeser dan langkah kaki yang memburu.
" Mampus aku " dalam hati ku berteriak dan ingin lari tapi kakiku ga mau bergerak.
Pintu itu terbuka lebar dan putrianna langsung menarik ku masuk tanpa mengatakan apapun bahkan tanpa ekspresi apapun di wajahnya.
Ia segera mengambil tag tanda 'tidak dapat di ganggu' memasang nya di gagang pintu dan menutup pintu dengan kasar.
Tanpa basa-basi tangan ku di tarik menuju sofa tamu dan ia langsung mendorong ku jatuh ke sofa, putrianna langsung duduk di sofa sebrang dan memasang sikap dingin.
Keheningan menyelimuti kami, hanya suara detak jam yang terdengar. Aku tak berani menatap mata putrianna hanya meliriknya sesekali saat aku memainkan pandangan ku.
Terlihat dia duduk sedikit condong ke depan dengan kedua tangannya saling berpegangan di depan mulutnya, matanya menatap ku tajam seperti bisa melihat menembus diriku.
Aku terlalu takut untuk bicara karena bisa saja semua rahasia ku terbongkar bahkan bila aku berusaha untuk menutup nya, benar-benar serasa aku berhadapan dengan ratu iblis.
Sepuluh menit ia diam menatap ku dengan diam, dan tiba-tiba ia merubah posisi duduknya dengan bersandar dan menyilangkan kakinya.
" Jadi kau ingin mengakui semua perbuatan mu atau kau ingin aku menarik nya keluar dari mulut mu ? " Putrianna bertanya dengan suara datar, tanpa perasaan apapun di dalamnya.
" Aku ... Aku tidak melakukan apapun " skenario yang aku rancang semuanya kacau, tidak satupun keluar saat ini.
Aku seperti anak kecil yang di hakim oleh ibunya, benar-benar tidak berdaya.
" Oh, benarkah ? " Putrianna menyipitkan matanya namun tetap menatap tajam ke arah ku dan memainkan suaranya.
" Iya tentu saja, aku hanya menikmati waktu ku di sana sayangku " aku berusaha menjaga suara ku tetap stabil agar ia percaya.
" Nah itu masalahnya ! " Ia tiba-tiba berdiri dan berjalan ke arah ku.
" Hal yang kau nikmati cuma ada dua, wanita dan kekuasaan " ia saat ini berdiri di depan ku dan memandang ku rendah, seperti sampah.
" A..hh maaf putrianna " aku memohon kepada nya dan meraih tangan nya, namun segera ia melepaskan tangan ku.
" Jadi kau sudah mengakui kesalahan mu ? " Ia langsung duduk di pangkuanku dan mendorong ku bersandar di sofa.
" Yahh salah kata-kata gw cokk !! " Dalam hati aku frustasi karena jatuh dalam permainan kata ini.
" Aku ingin mendengar semuanya S A Y A N G KU " putrianna mendorong tubuhnya dan berbisik ke telinga ku dengan memainkan suaranya dalam kata terakhir.
Dengan posisi yang masih sama aku menceritakan bagaimana petualangan ku dan saat pertemuan ku dengan Diana, namun aku tidak menceritakan bagian di gua itu.
Ia yang masih menikmati waktu nya dengan memeluk ku dan membenamkan wajahnya di dadaku kembali bangkit saat aku selesai menceritakan bagian aku bertemu dengan Diana.
" Aku mencium aroma wanita lain di tubuhmu " ia kembali berbisik ke telinga ku.
" Aku hanya bercumbu sungguh ! , tidak bercinta dengan nya sayang ku " aku spontan menyangkal tuduhan putrianna, namun dengan bodoh ku malah membongkar rahasia ku sendiri.
" F*ck lah " dalam hati aku memaki diriku karena jatuh dua kali dalam tekanan putrianna.
Ia tiba-tiba menegakan tubuhnya dan memandang ku dengan hina, tanpa peringatan ia menampar ku.
(PLAK)
untunglah aku sudah biasa di tampar wanita, jadi itu tidak terlalu mengejutkan ku.
Putrianna menempelkan tubuhnya lagi dan melingkarkan tangannya ke leher ku.
" Maka aku ingin lebih dari wanita itu dapatkan ! " Ia segera menyerang bibirku, aku yang tidak siap pasrah dengan keadaan ini.
Aku membiarkannya mempermainkan ku kali ini, biasanya aku yang memuaskan keinginan ku namun kali ini aku akan meminta maaf padanya dan membiarkannya memeras ku hingga kering.
15 menit ia bermain-main dengan tubuhku namun saat ku pikir kami akan melanjutkan ke tahap selanjutnya ia segera merapikan lagi pakaiannya.
" Udah puas ? " Aku mencoba menanyakan nasib ku saat ini namun setelah melihat ia meninggalkan ku dan kembali ke mejanya rasa syukur memenuhi ku.
Putrianna kembali menyetabilkan kondisi tubuhnya, dengan nafas masih terengah-engah dan rambut masih berantakan ia menatap langit-langit.
" Tentu saja belum, Aku akan memeras mu hingga kering slammet ! " Ia berkata dengan nafas yang perlahan stabil.
" Tapi tidak di sini tentunya, aku ingin kau membantuku untuk sebuah misi " ia kembali ke sikap ketua guild nya, dan menjelaskan tentang keadaan guild nya saat ini.
" Jadi kau membutuhkan ku untuk menyelesaikan dugeon dekat crack town ? " Aku menanyakan lagi kejelasan misi itu.
" Iya slammet, tidak banyak anggota guild kami di sana dan rata-rata hanya anggota pemula di kota itu. Pimpin mereka menyelesaikan nya "
Base guild putrianna berada di kota lain dan ia berencana untuk berkembang di crack town namun kemampuan anggota nya masih kurang.
" Baiklah aku akan melakukan nya, tapi aku tidak jadi kau hisap hingga kering kan ? " Aku berusaha untuk mengurangi hukuman ku dengan ini namun ternyata percuma.
Putrianna hanya tersenyum manis tanpa menjawab apapun, aku yang sudah menyerah hanya bisa pasrah.
Kami melanjutkan pembicaraan tentang misi ini dan detail tentang dugeon yang akan aku masuki, ia memberikan ku informasi menyeluruh tentang menghadapi dugeon dan memimpin tim.
" Baiklah dalam 2 hari aku akan bersiap " aku menyatakan setuju dengan persyaratan nya dan hendak pulang.
Namun ketika aku hendak keluar ia kembali menarik tangan ku dan memeluk ku,
" Aku akan ke apartemen mu besok " ia segera melepaskan pelukannya dan melambaikan tangannya.
" Setidaknya aku bisa tidur pulas setelah di perkosa " dalam hati aku berkata dan mempercepat langkah ku ke parkiran.