webnovel

Who is a Psychopath?

Dorrr... dorr..... dorrrr Dia terkejut dan berteriak sangat keras saat mendengar sebuah suara yang sepertinya sudah pernah dia dengar sebelumnya. Abi langsung terdiam ketakutan dan berusaha untuk menutup telinganya. Kini dia sudah duduk di lantai sambil menangis. Setelah dia sudah merasa baikan, akhirnya dia berjalan lemah menuju keluar. Tangannya berusaha meraih gaagang pintu yang masih ada beberapa langkah di depannya. Dan setelah berusaha dengan keras, akhirnya Abi bisa meraih gagang pintu itu. Dia berjalan dengan langkah gontai hingga ke tangga, dan saat dia sudah berada di atas tangga. degggg.. Abi ingin menjerit histeris saat dia melihat ada tiga orang yang kini tergeletak dilantai. Dia berusaha menahan suaranya. Jangan sampai laki laki itu melihatnya disini, atau dia akan mati saat ini juga seperti orang orang yang kini tergeletak di lantai itu. Tubuh ketiga orang itu dipenuhi oleh darah, begitu juga lantai nya yang Abi ingat semula berwarna putih berubah menjadi merah karena dipenuhi darah. Abi masih diam di tempatnya, sambil menangis.

Mega_Sari_Purba · Aktion
Zu wenig Bewertungen
191 Chs

Part 20

"Abigail Adriella Keiko!!!!"

"Emang bener bener kebangetan lo ya Bi. Lo udah janji loh kalo lo bakal nyusul gue ke kantin, gue tunggu tunggu lo di situ kayak orang bego dan lo ngak nongol nongol, dan ternyata lo malah asik asikan di sini? Emang luar biasa ya lo." Teriak Rachel yang kini berdiri di depan kelas sambil berkacak pinggang menatap Abigail sebagai tersangka.

"Maaf Chel." Ucap Abi lirih. Rachel langsung berjalan ke arah Abi.

"Lo kenapa coba ngak datang ke kantin? lo dari ma--" Ucapan Rachel langsung terhenti saat dia melihat tangan Abi yang memar. Abi yang sadar jika Rachel melihat luka nya langsung menyembunyi kan tangan nya ke dalam laci meja milik nya.

Rachel duduk di samping Abi dan menarik tangan Abi dari dalam laci. Mata Rachel melotot saat melihat banyak memar di tangan Abi. Ternyata tadi dia tidak salah lihat, tangan Abi memang benar benar memar, dan itu juga tidak hanya satu tapi banyak.

"Tangan lo kenapa Bi?" Tanya Rachel sambil terus memperhati kan tangan Abi, seakan akan menghitung jumlah banyak nya memar di sana.

"Hahhh?? Ta-- tangan Abi ng--- ngak papa kok." Ucap Abi gagap.

"Ngak papa gimana? Lo pikir mata gue buta? Ini tangan lo memar Abi. Sekarang lo jujur sama gue, sebenar nya lo kenapa?" Tanya Rachel dengan nada tinggi.

"Aku ngak papa Chel. Tadi aku ngak sengaja jatuh di kamar mandi, makanya tangan nya bisa memar kayak gini." Ucap Abi berbohong. Rachel menatap Abi datar tidak percaya dengan apa yang di ucap kan teman nya itu.

"Abigail Adriella Keiko, lo pikir gue bego? Walau pun lo jauh lebih pinter dari gue kalo di sekolah, tapi dalm hal bohong bohongan kayak gini lo itu remedial Abi."

"Gue tau lo bohong. Lo pikir gue anak kecil yang bisa lo bohongin gitu aja? Tangan lo ngak mungkin bisa memar kayak gini kalo alasan nya cuman jatuh." Ucap Rachel geram melihat Abi.

"A-- Abi ngak Bo-- ngak bohong kok. Abi serius. Abi tadi cuman jatuh di kamar mandi, trus tangan nya ngak sengaja kebentur sama pintu makanya bisa memar kayak gini."

"Abi, lo anggep gue sebagai temen lo ngak sih? Gue tau ini memar bukan karena terbentur atau jatuh kayak yang lo bilang. Ini memar karena di pukul sesuatu. Lo jujur aja Abi." ucap Rachel yang langsung membuat Abi terdiam dan menunduk kan kepala nya.

Perlahan isakan terdengar dari bawah sana. Rachel yang mendengar isakan Abi langsung memeluk gadis itu, sambil mengusap pelan punggung Abi.

"Jadi lo kenapa hem? Cerita sama gue, lo nganggep gue itu temen lo kan ya?" Ucap Rachel yang masih memeluk Abi. Abi menggangguk pelan dalam pelukan Rachel.

"Kalo emang lo anggep gue temen lo, lo cerita sama gue. Lo kenapa?" Tanya Rachel sekali lagi, sambil melepas pelukan nya pada Abi.

"Jadi ta-- tadi, ja-- jadi tadi, waktu Abi di kamar mandi, ada cewek cewek sekolah ini ya-- yang nyamperin Abi trus dorong Abi sampai jatuh. Trus mereka pukul- pukul Abi pake tongkat pel. Mereka bilang mereka mau main sama Abi, mereka bilang Abi itu mainan mereka dan mereka bakal bersihin Abi pakai tongkat pel." jeda Abi, Abi kembali terisak saat mengingat kejadian tadi. Rachel sudah terlihat begitu emosi, namun dia berusaha menahan amarah nya karena dia tau itu malah akan membuat Abi semakin ketakutan. Dengan penuh emosi, Rachel tetap mendengar kan penuturan teman nya itu.

"Trus dia jambak rambut Abi dan bilang kalau Abi itu jalang. Dia juga bilang kalau Abi udah sering main sama cowok. Dia juga ancam Abi kalau Abi ngak boleh deket deket lagi sama Rido, karena kata dia, Rido itu cuman punya dia. Rido ngak pantes sama Abi. Abi takut Chel, Abi bukan jalang, Abi juga ngak pernah kok sengaka ngedeketin Rido, A-- Abi.. Abi bukan.." Ucapan Abi langsung terpotong saat Rachel memeluk Abi. Rachel berusaha menenang kan Abi. Tangan nya terkepal menahan emosi. Dia tidak akan membiar kan siapa pun mengusik sahabat nya ini.

"Lo bukan jalang kok Bi. Yana jalang itu dia. Lo ngak usah pikirin dia lagi, gue ngak akan biarin dia buat jahatin lo lagi kok." Ucap Rachel.

"Sekarang lo kasih tau siapa cewek yang udah buat lo kayak gini, gue bakal kasih perhitungan sama cewek sialan itu." Ucap Rachel namun di tahan oleh Abi.

"Ngak usah Chel, gue udah ngak papa kok. Dan lagian gue ngak tau siapa nama cewek itu, gue baru beberapa kali liat dia, Jadi gue ngak terlalu kenal sama dia." Jelas Abi, Rachel hanya bisa menghela nafas kecil.

"Sekarang lo ikut gue ke UKS, tangan lo harus di obatin tuh.' Ucap Rachel sambil meraih tangan Abi dan membawa nya keluar kelas.

"Ngak usah Chel, gue ngak papa kok. Besok juga luka nya bakal hilang."

"Dari tadi lo ngak papa ngak papa mulu. Mending lo nurut deh sama gue. Gue cuman mau obatin tangan lo bego." Ucap Rachel sambil terus berjalan ke arah UKS.

Saat mereka sampai di depan UKS, tiba tiba Rido datang dan menghampiri mereka berdua. Abi terlihat ketakutan dan langsung bersembunyi di balik tubuh Rachel. Rido yang bingung dengan sikap Abi mendekat dan ingin menghampiri Abi.

"Abi, lo kenapa?" Tanya Rido dan berusaha untuk melihat Abi yang menghindar dari nya.

"Lo ngak usah deket deket sama Abi lagi Do. Lo malah akan celakain dia kalo lo deket deket sama dia." Ucap Rachel lalu membawa Abi masuk ke dalam UKS, namun sebelum mereka berdua berhasil masuk ke dalam UKS, Rido menarik tangan Abi.

"Maksud Rachel apa Bi? Maksud Rachel kalo lo bakal celaka kalau deket deket sama gue itu apa?" Tanya Rido namun tidak di jawab oleh Abi. Abi hanya menunduk tidak berani menatap Rido.

Abi menarik tangan nya dari genggaman tangan Rido, dan saat Rido melihat tangan Abi, mata nya langsung melotot saat melihat beberapa memar ada di tangan Abi. Rido kembali menarik tangan Abi dan memeriksa bekas memar itu.

"Tangan lo kenapa Bi? Kenapa tangan lo bisa memar kayak gini?" Tanya Rido sambil terus memeriksa tangan Abi. Rachel yang melihat ada ketakutan di wajah Abi langsung menepis tangan Rido dari Abi.

"Gue udah bilang kan, lo ngak usah deket deket sama Abi lagi kalo lo ngak mau dia terluka kayak gini lagi. Dan kalo lo masih maksa buat deket deket sama Abi lagi, gue ngak tau apa yang akan terjadi sama Abi. Mungkin yang Abi alamin bakal lebih parah dari ini, dan itu hanya karena lo." Ucap Rachel sambil menarik tangan Abi supaya masuk ke dalam UKS dan menutup pintu kasar.

Sedangkan Rido yang tidak mengerti maksud Rachel tidak tau harus berbuat apa. Dia berpikir keras apa maksud dari ucapan Rachel tadi, dan kenapa tiba tiba sikap Abi kepada nya berubah. Padahal tadi pagi mereka berdua masih baik bai saja dan belum terjadi apa apa.

Rido berusaha keras memikir kan di mana letak kesalahan nya pada Abi. Dia juga berpikir apa penyebab tangan Abi memar seperti itu dan apa itu ada hubungan nya dengan dirinya. Rido mengusap wajah nya kasar lalu pergi meninggal Abi yang masih ada di ruang UKS bersama Rachel. Dia tidak tahu harus berbuat apa untuk mengetahui maksud semua ini.

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Creation is hard, cheer me up!

Mega_Sari_Purbacreators' thoughts