webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urban
Zu wenig Bewertungen
409 Chs

Found The Answer 9

Esmee dan Luca masih berada di sekitar perkebunan anggur sebelum akhirnya Esmee terjatuh dan terduduk di tanah. Luca langsung berjongkok di sebelah Esmee dan mencoba untuk membantunya kembali berdiri. Namun Esmee menolaknya dengan halus.

"Tunggu sebentar, Luca. Aku lelah," ujar Esmee sambil mengatur nafasnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Luca dengan wajah yang khawatir.

Esmee menelan ludahnya sembari mengangguk pelan pada Luca. "Aku baik-baik saja. Aku hanya perlu istirahat sebentar."

"Wajahmu sangat pucat, Ma," sahut Luca.

Esmee mencoba tersenyum pada Luca. sebenarnya ia sedang menahan rasa nyeri yang menjalari tubuhnya. namun ia tidak mau Luca takut kalau ia melihatnya tidak berdaya. "Kita bisa istirahat sebentar. Kita sudah jauh dari pondokan itu. mereka pasti tidak bisa menemukan kita berdua."

"Kau yakin?"

Esmee menganggukkan kepalanya. "Kemarilah, peluk aku."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com