webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urban
Zu wenig Bewertungen
409 Chs

Bonjour Paris 10

Keesokan paginya, Esmee langsung bersiap-siap kembali ke Chantilly setelah ia terbangun dari tidurnya. William memperhatikan Esmee yang sedang bersiap-siap sambil tersenyum simpul. "Nikmati hari-harimu di Crown sebelum kau keluar."

"Tentu saja. Aku akan menikmati sisa waktuku di hotel itu," sahut Esmee.

"Kau mau bekerja di Chasseur?" tanya William.

Esmee langsung menatap William sambil mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia kemudian menggeleng pelan. "Aku tidak bermaksud menolak tawaranmu. Tapi aku mau mencari pekerjaan paruh waktu di restoran agar aku bisa lebih mudah membagi waktuku."

William menganggukkan kepalanya. "Aku mengerti."

Esmee tersenyum simpul pada William. Ia kemudian menghampiri William. "Aku akan naik kereta ke Chantilly."

"Tidak perlu. Biar supirku yang mengantarmu," ujar William.

"Cukup antarkan aku sampai ke stasiun. Aku bisa melanjutkan perjalananku dengan menggunakan kereta untuk menghemat waktu," sahut Esmee.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com