Pak Mario sudah dibawa ke ruang IGD. Saat ini aku menunggu di luar dengan cemas. Semoga saja dokter masih bisa menyelamatkannya. Karena cemas, aku sampai lupa tidak menghubungi keluarganya. Kubuka kontak dan mencari nomor Tante Tamara. Panggilannya berdering tetapi tidak kunjung diangkat olehnya.
"Hallo, Tante Tamara. Ini Delisa. Aku ada di rumah sakit, Pak Mario kecelakaan."
"Apa? Aku akan segera ke sana."
Tante Tamara mematikan teleponnya begitu kuberi tahu. Saat melihat ponselku yang terkena darah, aku baru sadar kalau belum membersihkannya. Kemudian aku pergi ke toilet untuk mencuci tanganku. Meskipun tanganku sudah bersih, aku tidak bisa membersihkan bajuku yang juga terkena darah. Kulihat pantulan wajahku di cermin yang tampak begitu panik. Aku baru sadar kalau tidak membawa tas bekalnya bersamaku. Di kursi juga tidak ada apa pun. Astaga, aku meninggalkannya di jalan.
"Argat kumohon angkatlah," ucapku berusaha menelepon Argat.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com