Kulangkahkan kakiku mendekat ke arah keramaian. Begitu langkahku tinggal sedikit lagi dari pintu, tetanggaku yang bernama Bu Aira menghampiriku dan langsung memelukku. Aku tidak membalas pelukannya karena msih bingung dan tidak mengerti. Orang-oang jadi memperhatikan kami. Namun anehnya mereka menatapku dengan raut wajah sedih. Dari sini perasaanku semakin tidak enak. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa mereka seperti kasihan padaku?
"Nak Delisa, yang tabah ya," ucap Bu Aira setelah melepaskan pelukannya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com