"Hah?! Yaudah lerai dulu ituuuu ...." berlari aku ke arah Bimo yang sedang gila!
Namanya juga gak sengaja Biiim!! Kenapa malah emosi sih, adoooohhh!!
Tampak beberapa anggota tim basket mencoba melerai mereka dan menenangkan Bimo, Wawan hanya bisa membuka telapaknya di depan dada sebagai bentuk pertahanan, mengingatkan Bimo untuk tak menyerangnya sambil terus mengucap soal maaf dan tidak sengaja.
"KU BILANG OPER KE DENIS BAJIGUR!" sentak Bimo pada Wawan.
Aku langsung memeluk pinggangnya dari dekat setelah tiba di hadapan Bimo, sambil terus mendorong Bimo yang berat seperti tank baja untuk mundur menjauhi Wawan. Dwi dan Sari juga mengikuti langkahku kesini, sampai semua yang nonton di tribun, ikut berdiri menyaksikan perselisihan ini.
Bimo sepertinya tidak begitu kesetanan sampai gelap mata, dia seperti sadar aku yang sedang melarangnya berkelahi, kemudian merangkul punggungku pula sambil terus mengomel dan menunjuk-nunjuk pada Wawan yang sedikit pucat dibuatnya. Aku jadi kasihan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com