webnovel

Bab 2: pertarungan di jalan gelap

Hari pertama di SMA Cendol Dawet, Ryan merasakan ketegangan yang menggelayut di udara. Di lorong-lorong sekolah, mata-mata terbuka lebar, mencari celah untuk mengintai musuh. SMA Es Doger, sekolah rival yang selalu berusaha menguasai wilayah, adalah ancaman yang tak bisa diabaikan.

Ryan berjalan menuju kantin, seragam SMA-nya terasa sempit dan tak nyaman. Bekas luka di wajahnya menambah kesan misterius. Ia memperhatikan Rangga, pemimpin SMA Es Doger, yang berdiri di tengah-tengah gengnya. Rangga memiliki tatapan tajam, seolah bisa membaca pikiran lawan-lawannya.

"Ryan, kau siap?" Aldo muncul di sampingnya, mengalihkan perhatiannya dari Rangga. "Kita harus berani, atau mereka akan menginjak-injak kita."

Ryan mengangguk. Ia tahu, pertarungan tak bisa dihindari. SMA Cendol Dawet adalah wilayahnya, dan ia harus membuktikan diri. Di dalam kelas, guru-guru berbicara tentang pelajaran, tetapi di luar, dunia gelap menanti.

Hari itu, saat matahari mulai tenggelam, pertarungan terjadi di jalan gelap di belakang sekolah. Lampu jalan yang redup menjadi saksi bisu. Ryan, bersama Aldo dan beberapa teman lainnya, berdiri menghadapi geng SMA Es Doger.

"Ryan, kau ingat apa yang harus kita lakukan?" Aldo menatapnya dengan serius.

Ryan menggenggam tangan yang masih terbalut perban. "Kita harus bersatu. Kita bukan hanya remaja berandalan. Kita adalah keluarga."

Pertarungan dimulai. Pukulan dan tendangan terjadi dengan cepat. Ryan merasakan adrenalin memenuhi tubuhnya. Ia menghindari serangan musuhnya yang datang dari arah kanan, lalu membalas dengan pukulan ke perut. Darah mengucur dari hidungnya, tetapi ia tak peduli. Ini bukan hanya tentang kekuasaan, tapi tentang harga diri.

Aldo berjuang di sampingnya, rambut merahnya berantakan. Ia menyerang dengan penuh semangat, menghadapi musuh-musuh yang lebih besar dan lebih kuat. Ryan melihat teman-temannya bertarung dengan gigih, tak ingin menyerah pada takdir yang telah ditetapkan.

Tiba-tiba, Rangga muncul di depan Ryan. Matanya menyala, dan ia mengayunkan tinjunya dengan kejam. Ryan menghindar, tetapi serangan itu mengenai pipinya. Ia merasakan darah mengalir, tetapi ia tak boleh menyerah. Ia mengumpulkan tenaganya dan membalas dengan pukulan ke arah mata Rangga.

Pertarungan berlangsung sengit. Ryan merasakan tubuhnya lelah, tetapi tekadnya tak goyah. SMA Cendol Dawet harus mempertahankan wilayahnya. Di tengah kekacauan, ia melihat wajah ibunya dalam benaknya. Ia tak ingin kehilangan lagi.

Akhirnya, geng SMA Es Doger mundur. Ryan, dengan luka-lukanya, berdiri tegak. Ia tahu, ini baru awal. Pertarungan antar SMA belum berakhir. Dan di balik semua ini, ada rahasia masa lalunya yang masih disembunyikan dari para pembaca.

Catatan: Bab ini merupakan fiksi dan tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya. Tawuran adalah perilaku berbahaya dan ilegal yang tidak seharusnya ditiru. Cerita ini bertujuan untuk menghibur dan menginspirasi pembaca melalui narasi yang kreatif dan imajinatif.

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

Justbyycreators' thoughts