webnovel

Want You to Be Mine.

Humairah Az-Zahra, gadis yang masih duduk di bangku SMA. Ia memiliki cita-cita ingin melanjutkan sekolah di Luar Negeri. Keinginan gadis itu bukan untuk menimba ilmu, melainkan mencari jodoh di Negeri orang. Kedua orang tuanya berjanji akan mengikuti kemauan gadis itu dengan syarat, Humairah harus mendapatkan nilai yang bagus saat ujian Nasional. "Janji ya, Bunda. Kalau Humairah dapet nilai bagus, Humairah mau lanjut sekolah ke Luar Negeri.." "Janji, emangnya kamu mau kemana?" "Pastinya Korea Selatan lah, Bunda. Biar bisa ketemu Oppa-Oppa ganteng. Siapa tau Bunda dapat mantu orang sana, ya 'kan?" "Bunda kurbanin juga kamu lama-lama," *** "Jalan pakai mata!" "Yaelah, sant--, maaf pangeran.." Pria yang tanpa sengaja ditabrak oleh Humairah, langsung berjalan menjauhi gadis tersebut. Humairah pastikan mulai saat itu juga, ia akan berusaha mendapatkan hati pria tersebut. Karena pria itu sudah membuat dirinya jatuh cinta untuk pertama kalinya. "Aa ganteng, tunggu Aira.." Akankah Humairah dan pria itu bertemu kembali? Apakah Humairah bisa memiliki pria tersebut? Tunggu kisah selanjutnya.

AQUELLA_0803 · Urban
Zu wenig Bewertungen
313 Chs

PASPOR.

Humairah dan Tuan Fauzan baru saja selesai membuat paspor. Hari ini mereka datang, hari ini juga paspor disiapak karena Tuan Fauzan menggunakan layanan percepatan paspor selesai di hari yang sama. Humairah yang berada di dalam mobil, terus saja melihat paspor milik nya. Gadis itu sangat bahagia bisa mendapatkan paspor dan besok adalah waktunya ia berangkat ke negeri ginseng Korea Selatan.

"Ayah, makasih banyak ya. Berkat ayah Humairah bisa buat paspor. Hua, asli bahagia banget tau gak.." ujar Humairah memeluk lengan sang ayah.

"Iya, sama-sama. Ingat selama di sana harus jaga diri, jangan terbawa pergaulan bebas. Kalau sampai ayah dan bunda denger kamu ikut pergaulan bebas di sana. Ayah bakal keluarin kamu dari KK, fokus kuliah jangan nonton konser idol kamu itu. Nonton boleh, tapi jangan keseringan. Pendidikan lebih penting, paham.." ujar Tuan Fauzan.

Humairah menganggukkan kepalanya, "siap, Ayah. Aduh sayang ayah banget deh, makasih ya udah izinkan Humairah untuk ke Korea. Humairah bahagia banget, pasti banyak cowok ga--,"

"Tuh, ini nih yang buat ayah gak percaya sama kamu bakal sukses di sana. Dipikiran kamu itu cuma ada cowok ganteng, cowok mata sipit, masalah belajar malas minta ampun. Orang nih ya, menyukai seseorang itu sebagai penyemangat untuk belajar. Lah ini, adeh Ayah gak paham lagi sama pola pikir anak gadis ayah satu-satunya ini. Awas aja bikin masalah di sana, langsung ayah jemput kamu..." Jelas Tuan Fauzan.

Humairah terkekeh, "janji gak bakal buat masalah.." balas Humairah.

"Ya udah kita pulang, persiapkan apa yang akan kamu bawa.." lanjut Tuan Fauzan yang langsung fokus menatap kearah depan untuk menyetir mobil menuju rumah.

Ayah dan anak itu langsung terdiam, dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja akhirnya mereka tiba di depan rumah. Nyonya Aisyah tengah menyiram bunga dan langsung menatap ke arah mobil yang baru saja berhenti tepat di halaman rumah. Humairah langsung keluar dari mobil dan memeluk ibunya tersebut.

"Bunda, Humairah udah punya paspor..." Ucap Humairah yang benar-benar sangat kegirangan.

"Selamat ya udah punya paspor, udah sana masuk ke dalam kamar bersihkan diri kamu. Terus langsung ke ruang makan, Bunda udah menyiapkan makanan untuk kamu dan ayah.." balas Nyonya Aisyah sambil tersenyum kearah anaknya.

Humairah menganggukkan kepalanya dan langsung masuk ke dalam rumah menuju kamar miliknya. Gadis itu mengunci pintu dan langsung berbaring di atas kasur miliknya. Ia mengirimkan foto paspor pada 'KMH', namun pesannya tidak dibalas oleh pria tersebut.

"Tumben banget dia nggak bales? Apa dia sibuk kuliah ya?" Tanya Humairah.

"Aish, kalau sibuk kuliah mungkin nanti malam dia bakal balas pesanku.." lanjut Humairah.

Gadis tersebut langsung menyimpan paspor di dalam laci, kemudian ia masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah membersihkan diri Humairah langsung berlari kearah ruang makan, perutnya benar-benar terasa lapar dan harus diisi secepat mungkin. Nyonya Aisyah dan Tuan Fauzan hanya bisa terkekeh melihat anaknya yang begitu makan dengan lahap.

"Pelan-pelan sayang, oh ya nanti malam bunda bantuin kamu beres-beres ya. Ya Allah, anak bunda bakal nyusulin Abangnya ke Korea. Bunda dan ayah cuma berdua di rumah ini, semoga dengan keikhlasan Bunda kamu bisa sukses ya. Ingat selama disana kamu harus fokus belajar jangan mikirin cowok.." ucap Nyonya Aisyah.

Humairah menganggukkan kepalanya, "Iya Bunda, Humairah akan fokus melanjutkan pendidikan di Korea. Bunda dan ayah nggak perlu khawatir, Humairah bisa jaga diri kok.." jawab Humairah yang meyakinkan kedua orangtuanya bahwa ia bisa menjaga diri.

"Ayah dan Bunda percaya sama Humairah. Jaga diri kamu, pokoknya setelah selesai mempersiapkan barang-barang yang akan kamu bawa. Habiskan waktu bertiga, pastinya kalian berdua akan lama kembali ke Indonesia.." sahut Tuan Fauzan.

Humairah menganggukkan kepalanya dengan mantap. "Oke, Ayah! Oke, Bunda!" Balas Humairah dengan semangat.

Nyonya Aisyah dan Tuan Fauzan hanya bisa tersenyum bahagia melihat anaknya yang sangat bahagia. Mereka kembali melanjutkan makan, dan setelah itu Nyonya Aisyah dan Humairah langsung masuk ke dalam kamar untuk mempersiapkan barang-barang yang harus dibawa oleh gadis cantik tersebut. Tuan Fauzan berada di ruang keluarga dan menelpon anak sulungnya yang sudah berada di Korea.

"Kamu jagain adik kamu ya, Ayah percayakan Humairah pada kamu sepenuhnya. Jangan sampai adik kamu terluka, jika dia salah kamu tegur dia.." pesan Tuan Fauzan.

'Iya, Ayah. Fauzan akan jagain Humairah. Ayah tidak perlu khawatir, Humairah akan baik-baik saja berada di sini..'

"Iya, besok adik kamu dan ayah akan berangkat. Ayah akan mendaftarkan adik kamu dan saat ayah sudah kembali, semua tanggungjawab ayah serahkan padamu.." lanjut Tuan Fauzan.

'Baik ayah,'

Ayah dan anak itupun kembali mengobrol. Di dalam kamar Humairah, Nyonya Aisyah menahan air matanya agar tidak menetes. Humairah yang melihat kedua mata sang Ibu sudah berkaca-kaca langsung memeluk ibunya tersebut.

"Bunda, jangan sedih ya. Humairah janji akan selalu mengabari bunda dan ayah. Humairah akan selalu kabari Bunda, apa yang Humairah lakukan akan Humairah beritahu. Sekarang Bunda jangan sedih lagi, anak bunda sudah dewasa dan bisa menjaga diri. Jangan khawatir lagi, nanti kalau Bunda terlalu banyak pikiran, jatuh sakit lagi.." jelas Humairah.

Nyonya Aisyah menganggukkan kepalanya dan membalas pelukan sangat. "Baru kali ini kita berpisah, Bunda mau ikut dengan kamu tapi bagaimana dengan usaha kita di Indonesia. Maaf Bunda tidak bisa ikut mengantar kamu ke sana.." jawab Nyonya Aisyah.

Humairah menganggukkan kepalanya, "nggak apa-apa kok Bunda, Humairah sebenarnya sih bisa pergi sendiri. Humairah nggak tega ngelihat guna sendirian di sini. Jadi nanti deh Humairah kasih tahu ayah, kalau Humairah akan pergi sendiri ke Korea.." jelas Humairah.

Aisyah menggelengkan kepalanya, "enggak, kamu harus diantar dengan ayah. Kalau kamu sendirian pergi ke sana, Bunda nggak bakal ngikutin kamu untuk berangkat ke Korea. Kamu tahu kan ini kali pertama kamu pergi ke luar negeri. Kalau kamu kenapa-napa gimana? Bunda nggak mau ya kamu terluka sedikitpun.." balas Nyonya Aisyah.

"Ada bang Hafiz, Bunda. Ayah dan bunda bisa telepon Bang Hafiz untuk jemput Humairah ke bandara.." lanjut Humairah.

"Enggak, Bunda nggak bakal izinin kamu kalau kamu pergi sendirian. Ayah yang bakal ngantar kamu dan bakal mendaftarkan kamu ke Universitas yang kamu mau. Ke Universitas tempat Abang kamu berkuliah, pokoknya kamu nggak boleh jauh-jauh dari Abang kamu. Jangan buat masalah, kalau kamu buat masalah bunda akan suruh ayah jemput kamu ke sana, dan tidak akan mengizinkan kamu kembali ke sana.." jelas Nyonya Aisyah.

Humairah pasrah dan menganggukkan kepalanya. "Humairah ikut apa kata bunda aja, kalau bunda maunya gitu. Ya sudah, Humairah gak bisa nolak.." balas Humairah yang langsung memeluk sang ibu agar tidak khawatir lagi terhadapnya.