webnovel

HATI PUSPAS

Setelah engkau menolak perasaanku malam itu, aku berniat untuk pergi.

Entahlah, bagaimana bisa aku bertahan dalam pedihnya perasaan terdalamku; Yang aku inginkan kita berdua saling merajut cerita; Namun yang kau inginkan adalah membuat ceritamu sendiri.

Beberapa kali aku berpikir untuk pergi, aku tak mampu.

Entahlah, kau bagai magnet yang menarikku; Kau bagai mentari yang jadi semangatku kala pagi.

Jika aku pergi, akankah seperti ini? akankah kau menahanku? Kurasa jawabannya jelas tidak.

Hingga pada suatu malam yang sunyi, semerbak rindu yang menggelegar; Engkau menyatakan perasaanmu yang sebenarnya.

Kau bilang kau juga menyayaingiku; Kau isyaratkan jika kau juga mencintaiku.

Namun? Kita masih teman. Aku kembali terjebak dilema dalam kebimbangan.

Kala itu, kita teman.

Aku yang terus berusaha meyakinkanmu, bahwa akulah penyembuh hatimu.

Dan kau kembali menepisnya dengan banyak jenis alasan.

Aku tahu, kamu ingin menghindari rasa sakit yang pernah timbul sebelumnya.

Aku terus berjuang, menghindari rasa sakit yang bertubi-tubi datang.

Hingga pada saat itu, kau memutuskan untuk menerimaku di tengah tengah perbincangan hangat kita.

"iya aku beli itu, tapi gak bisa beli hatimu" --k

"nih aku kasih" --a

"kamu, yakin?" --k

"iya, tapi dijaga ya?" --a

"kamu mau? jadi tempatku berkeluh kesah? kamu mau? jadi tempatku bersandar kala lelah?" --k

"iya, aku mau" --a

Malam itu, aku bahagia bukan main.

semua yang aku perjuangkan, tak hilang sia sia.