webnovel

BAB. 18 TANGAN KANAN KEPALA NEGARA

Kesiapan seorang Narendra Sanggrama dalam menata karier kepemimpinannya, rupanya telah siap sedia.

Tidak berambisi, sebab sadar sudah mengerti hal apa yang akan terjadi terhadap dirinya.

Sebagaimana telah cukup banyak mengukir prestasi dalam bidang yang di naungi membuatnya lebih dingin dan santai dalam menghadapi perkembangan isu dan kondisi di dalam negeri.

Sehubungan dengan pengunduran diri Menteri Sekretariat Negara yang di alih fungsikan atau di pindah tugaskan di bagian sekretariat kabinet mencuat menyuarakan namanya.

Sebagaimana janji seorang pimpinan adalah sabda dan aturan yang harus di taati juga menjadi sumpah yang harus dijaga dan di realisasikan oleh Bagus Dirgantara.

Mengingat adalah hal kewajaran Narendra Sanggrama sudah seharusnya berada di tingkatan para pejabat elit negeri, apabila menteri yang dahulu sebagai tawaran yang mengikat dengan rayuan pengaruh besar terhadap tugas pokok dan fungsi, Narendra Sanggrama selalu bijak dalam menyesuaikan kondisi dan situasi.

Berkisar hanya satu bukan sejak penonaktifan dirinya di bidang olahraga.

Sang Presiden melalui ajudan langsunya, mengawal Narendra Sanggrama guna perundingan jabatan selanjutnya.

Narendra Sanggrama yang masih meminta rehat Dua Bulan Lamanya kedepan, tanpa pengecualiaan sesegera mungkin Narendra Sanggrama harus sudah mengisi posisi yang sengaja sudah kosong untuk di duduki.

Kabinet kerja yang sudah harus terus berjalan tidak mau di buat pusing oleh Bagus Dirgantara sebagai Presiden dan Pimpinan tertinggi Negara.

Setelah di lantik, Narendra Sanggrama resmi mengurus dapur kementerian sekretariat negara di istana.

Narendra Sanggrama selalu punya rencana jenius dan terpikirkan dalam membangun jaringan kerja yang nantinya dapat lebih berfungsi membantu pembangunan negara.

Narendra Sanggrama selalu mendapat penilaian di atas semua rekan kerja, tidak teekecuali dalam kursi semua menteri di mata sang presiden.

Adapun tugas dan fungsinya mengoptimalkan kebutuhan para menteri yang bekerja, yang di rekrut, dan di ganti adalah ruang lingkup kerja sebagai sekretariat di istana negara.

Bahkan dengan halus, Narendra Samggrama terasa lebih dekat dengan sosok kepala pimpinan negara.

Rencana, program pemerintah, dan pemerataan pembangunan melalui usulan menjadi tanggung jawab dan keutamaan Narendra Sanggrama dalam perannya.

Dalam waktu singkat, Narendra Sanggrama menjaring semua media untuk berperan serta.

Memusatkan perhatian kepada kepala pimpinan negara.

Sebagai Pimpinan tentu mempunyai Citra dan tidak perlu bercitra, dalam pengemasan media yang dapat menjadi perhatian khalayak rakyat nusantara hal tersebut memang suatu ide dan keunggulan dari kejeniusan Narendra Sanggrama.

Menjilat Pimpinan bukanlah sifat kesatria, namun membantu tugas, menjalankan fungsi negara serta menjaga citra negara terhadap citra kepala negara adalah tugas para menteri pembantu negara.

Selanjutnya dalam hal lain, Narendra Sanggrama juga dapat memberi usulan yang tidak masuk akal namun solusi bagi permasalahan yang dihadapi tetap saja di terima komando pimpinan negara atau presiden.

Mengenal sifat Narendra Sanggrama diluar isi kepala oknum lainnya, ternyata membuahkan hasil nyata.

Berkat mulanya menjaring media guna menaikkan citra Bagus Dirgantara, juga banyak menteri yang di ganti sebab tidak bertindak memenuhi ekspetasi dan memberi kontribusi.

Beberapa menteri di ganti, juga tidak begitu merugi bagi yang tergeser akan posisi yang telah diduduki.

Namun sebagai gantinya para menteri dapat tetap di beri alternatif menduduki tempat-tempat basah sebagaimana elit pejabat negeri di nilai tidak lepas dari budaya korupsi.

Sslain mengangkat Citra Sang Presiden, Mengganti Jabatan dan Posisi menteri terkait di Istana Negara, melalui perannya Narendra Sanggrama juga memberi kontribusi pembangunan yang adil dan merata.

Untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat di Nusantara.

Narendra Sanggrama selalu menjadi pertimbangan usul dan saran yang di hadapi kepala negara.

Dalam mewujudkan konteks demokrasi tentu saja sistem tatanan politik dan pemerintah yang stabil akan membuat rakyat stabil.

Apabila setiap menteri di bidangnya dapat mengarahkan program tepat sasaran sesuai dengan bidangnya masing-masing maka tugas yang di berikan presiden berjalan kondusif demi menjaga stabilitas eksistensi sebuah negara.

Di sebabkan peran, fungsi dan pengaruh akan kedekatan Narendra Sanggrama terhadap Bagus Dirgantara sebagai Presiden, kalimat tersirat akhirnya berdengung di otak dan telinga.

Rambut boleh sama hitam, namun isi otak siapa yang bisa menebak.

Berdasar sikap seseorang dapat menunjukkan ekspresi yang di sampaikam melalui sikap psikologis, demikian yang di rasakan Narendra Sanggrama.

Baru menjabat belum genap satu tahun kiranya, posisi Narendra Sanggrama sebagai Sekretariat Istana Negara kian pupus dan sirna seketika.

Adanya oknum dalam pemerintah yang kurang menyenangi Narendra Sanggrama, benci membabj buta, menghalalkan cara dengan adu domba sudah di cerna Bagus Dirgantara.

Melihat kondisi dalam struktural kabinet yang sedang panas tidak ingin terjadi perpecahan akibat iri dengki.

Secara tiba-tiba melalui surat tertutup Narendra Sanggrama tergantj posisi menjadi menteri.

tidak di undangnya Narendra Sanggrama dalam rapat dan penyampaian pendapat di pimpin Bagus Dirgantara, yang pada akhirnya Narendra Sanggrama di Istirahatkan di rumah dan lengser seketika dari dalam istana negara.

Adapun alasan pendapat kewenangan dalam keputusan Bagus Dirgantara, bahwa Narendra Sanggrama sudah terlalu letih mengemban tugas hingga harus di istirahatkan di rumah.

Keesokan harinya Narendra Sanggrama sudah tidak menginjakkan kaki di istana negara beserta meninggalkan posisi jabatan yang telah di huni oleh menteri terpilih sebagai pengganti.

Tanpa berbicara dan menenuinya, Bagus Dirgantara hanya memerintah ajudannya mengawal Narendra Sanggrama memastikan ke rumah kediaman Narendra Sanggrama.

Menganggap pihak menteri lainnya Narendra Sanggrama sudah terlalu dekat dengan kepala negara menyebabkan sikap semena-mena dan hilang batasan sebagai pembantu negara.

Namun demikian adanya, Bagus Dirgantara sudah sangat mengenal sikap, sifat dan loyalitas Narendra Sanggrama, sudah menganggapnya sebagai bagian keluarga sedari dulu sudah sangat lama.

Kepercayaan dan rasa respek yang tinggi tidak menemui keraguan di hati seorang kepala negara.

Tidak pernah menganggap Narendra Sanggrama sebagai Penjilat, sama sekali Narendra Sanggrama tidak pernah mengemis perihal meminta lelang jabatan.

Apalagi berpikir bahwa Narendra Sanggrama terkenal akan dedikasi dan loyalitas kerja.

Pengaruh dan Perannya, seorang Narendra Sanggrama murni sebagai prestasi kerja kerja dan kejeniusannya.

Lantas, jelas tidak ada keraguan bahwa Narendra Sanggrama menyiapkan amunisi guna menyerang Bagus Dirgantara sebagai perlawanan politiknya dan berkianat terhadap dirinya.

Dalam tempo H+3 sejak lengsernya Narendra Sanggrama dari balik peran di istana negara.

Bagus Dirgantara menyiapkan pelantikan Narendra Sanggrama sebagai Menteri Swasembada pangan dan Pertanian.

Melihat betapa sayang dan berharga Bagus Dirgantara terhadap Narendra Sanggrama, hal yang di lakukan sebelumnga hanya sebatas menguji semua anak buahnya termasuk Narendra Sanggrama.

Sekembalinya Narendra Sanggrama seolah menjadi berita yang sulit di percaya.

Mengingat jabatan yang akan di emban akan semakin tinggi, jelas para kawanan menteri merasa tersaingi.

Berpikir tersingkirnya Narendra Sanggrama dari pemerintahan menyudutkan dan membungkam gerak politik dalam tatanan negara hal yang dialami justru berbalik dengan kondisi yang malah menguntungkan Narendra Sanggrama tanpa terbayang dalam benak mata yang menyaksikannya.

Negara Agraris dengan Negara teritorial yang memiliki dataran cukup banyak melalui pulau yang tersebar di Nusantara.

Dianggap mampu di pimpin Narendra Sanggrama untuk mewujudkan Nawacita Negara.