webnovel

Chapter 3 BEGONIA : BEWARE

***

Setelah pulang dari kantor, seorang pria bernama William teman sekantor Jonathan menghubungi seseorang yang begitu ia kenal, orang ini adalah asistennya sendiri. Gilbert, pria karier yang menjabat sebagai peneliti bagian pengembangan kepandaian petal.

''Oi otak udang, kamu tahu kan ini hampir jam sebelas malam? Apa kau punya sesuatu yang layak untuk dibicarakan?''

''Hei. Iya, dengarkan aku''

Dan William pun menceritakan semua yang ia alami dalam satu hari tersebut.

Ia melihat Jonathan membiarkan seorang gadis pucat yang terkenal di kota. Jenira Marco. William terpesona olehnya, wangi dari tubuhnya saat pria ini melewati ruangan koleganya masih ia bisa ingat. Wangi yang semerbak menyeruak kedalam hidung sampai kedalam paru-parunya. Walau hanya sesingkat dari aroma yang William cium, ia bisa merasakan aroma tersebut menyebar kedalam parunya.

Baginya ini hal yang tidak bisa dibiarkan, ia ingin Jenira ada di dalam bagian sistem secepat mungkin dan tentu saja atas nama Jonathan Herge sebagai penelitinya.

''Ah kau tentu saja selalu berburu manusia langka ya'' celetuk Gilbert

William sekarang sedang duduk di kantornya dengan dinding berhias kepala hewan buas dari berbagai bentuk, jenis dan ukuran.

Namun ada satu yang membuatnya hampir sama, warna mereka semua putih.

''Oh ayolah, ini hanya sekedar hobi''

Dengan handphone di tangannya ia melihat kearah jendela kecil yang mengarah ke kota. Rumahnya ada di atas bukit. Ia bisa melihat ke segala penjuru. Rumahnya bagaikan kastil. Begitu besar dan terbuat dari dinding putih. Terkadang ia akan memesan seorang pendamping. Namun tentu saja ia tidak punya niat untuk menikah maupun mempunyai seorang anak.

Sampai Jenira berjalan ke kantornya.

''Dia bagaikan kelinci kecil putih yang datang ke kandang macan, tanpa senjata. Bergetar begitu gemetar karena ketakutan namun tidak! Ia tidak seperti itu, kau memperlihatkan betapa kejamnya Yvan. Tapi apa yang ia tanyakan? Ia bertanya apa kalian sudah menemukan jiwanya? Apa-apaan ini. Ku kira ia akan berteriak ketakutan dan mulai berlari mencari jalan keluar!''

William menguntit Jenira dan Jonathan dari jauh tadi sore. William yang dari luar terlihat pria yang lembut dan baik. Akan berubah saat ia melihat sesuatu yang ia bisa buru dengan warna tertentu.

Terutama warna putih.

''Kulit putih yang ku bisa lihat pembuluh darahnya dengan mata telanjang, matanya yang merah bagaikan batu berlian yang sudah dipulas dengan hati-hati sampai bersih''

Dia dengan suara bersemangat menjelaskan bagaimana dia benar-benar ingin membuat wanita itu menjadi miliknya. Betapa dia benar-benar mencintainya seperti dia adalah dunia baginya. Dia akan menghujani dengan cinta, kekayaan dan tentu saja apapun yang dia mau,dia akan mendapatkannya. Bagaimana dia ingin wanita itu mengandung anaknya. Betapa dia akan mencintai anaknya seperti hewan yang paling terancam punah.

''Ku ingin menjilat matanya''

''Kalau kau melakukannya matanya akan terinfeksi oleh lidahmu sendiri''

''Oh ya kau benar''

''Jadi, apa kau akan membunuhnya?''

''Tentu saja tidak! Dia akan menjadi bahan percobaanku! Hanya milikku seorang!''

''Jadi kau meneleponku di tengah malam untuk memberi tahuku bahwa kau ingin wanita ini segera masuk ke sistemmu?''

''Tentu saja! Kau kira aku menceritakan hal ini untuk apa?''

''Hahahah tentu saja. Tentu, aku akan memasukannya hari ini juga''

''Kau harus bertemu dengannya Gil. Harumnya membuatku mabuk, ia sangat wangi''

''Mungkin hanya parfumnya saja''

Pria aneh ini membantahnya mentah-mentah.

Ia terus berimajinasi untuk bisa mendapatkannya.

''Suatu hari ia akan dapat mencintaiku

Suatu hari ia akan menyadari bahwa hanya aku yang mencintainya''

''Seorang''