webnovel

Vision Holder in a Different World

Bereinkarnasi dengan kekuatan Vision dari ketujuh Archon. Tapi bukan di Teyvat. Itulah yang dialami oleh seorang wibu acak yang meregang nyawa karena mengalami kecelakaan motor saat menuju ke event jejepangan. Dan ... yah, ikuti saja petualangan Trav— maksudnya, Kuroha di dunia lain. [Peringatan!! Tidak ada SISTEM atau pikiran alternatif pemandu di cerita ini!! Jika tidak suka tidak perlu di baca, lagian ini bukan cerita yang bagus!!]  ••• Cover: Google Update: Sangat random dan tidak menentu. Bisa sehari sekali atau bahkan sebulan sekali.  ––– [Cerita ini hanya ada di platform Webnovel.]

Skartha · Videospiele
Zu wenig Bewertungen
5 Chs

Isekai - 1

Mata Kuroha terbuka, langit biru dengan awan seputih kapas langsung menyambutnya.

"... Apakah aku masih hidup?"

Pikirannya sangat tenang, seperti tidak ada beban hidup sama sekali. Namun, dari suara itu terasa ketakutan dan kebingungan dari Kuroha.

Perasaan itu, rasa sakit itu, keterkejutan itu nyata. Dia benar-benar bisa merasakannya dengan jelas, tapi ... apa yang terjadi sekarang?

Sebelum dia bisa memikirkan berbagai kemungkinan, di depan matanya terlihat sebuah kristal kecil berbentuk bintang 7 sisi dengan 7 warna yang berbeda di setiap sisinya.

"Apa ini ...? Vision?"

Memang terlihat mirip, tapi dia belum pernah melihat kristal yang seperti itu. Dan jika benar itu adalah vision, maka dia bisa saja berada di Teyvat.

'Apakah aku bermimpi?'

'Jika aku bermimpi, bisakah aku memanipulasinya? Aku ingin mengalami lucid dream sejak dulu.'

Untuk membuktikan pikirannya, dia memikirkan sebuah pedang turun dari langit dan menancap pada batu yang berada di depannya.

"..."

Tidak seperti yang dia harapkan. Pedang yang dia imajinasikan sama sekali tidak muncul atau menunjukkan tanda-tanda akan muncul.

"... Kok tidak keluar?"

Kuroha mulai memikirkan hal-hal yang diluar nalar. Sebagai wibu, dia mengerti dan mengetahui keadaan apa yang terjadi padanya saat ini. Kembali melihat pada kristal bintang yang melayang itu, dia juga yakin itu adalah vision.

Nyatanya dia bisa melihat ada simbol setiap elemen di masing-masing sisi bintang seiras dengan warnanya. Ada warna oranye dengan logo Geo; ada warna biru muda dengan logo Cryo; ada warna hijau muda dengan logo Anemo; dan semua elemen ada di bintang itu.

'Jadi benar, ini adalah vision. Lalu, apakah ini milikku?'

Bahkan jika itu miliknya, dia tidak yakin bisa menggunakannya. Bagaimanapun, dia adalah orang yang berasal dari dunia modern. 'Jika aku bisa memanfaatkan pengetahuan yang aku miliki, aku bisa menggunakannya.'

Mengambil kristal itu, Kuroha menggunakannya sebagai sabuk. Tidak memiliki alasan khusus apapun, dia hanya ingin mengikuti fashion dari Teyvat dengan menunjukkan vision miliknya.

'Nah, sekarang ...,'

Ketika ingin berjalan menuju arah-entah-kemana Kuroha samar-samar mendengar suara seseorang dari jauh.

Diam dan tidak bergerak untuk mengheningkan suasana disekitar, ia kembali berfokus pada suara samar yang di dengarnya.

"Toloooong!!"

"Ha?"

Suara meminta tolong terdengar di telinganya. Dia yakin asal yang membuat suara itu bukan hanya satu orang. Maksudnya, ornag yang meminta tolong itu tidak hanya berjumlah satu.

Kuroha memutuskan untuk mencari sumber suara dan melihat penyebabnya.

"Tolong kami!!!" disisi lain, seorang laki-laki dengan armor yang melindungi tubuhnya dan sebilah pedang tersarung di pinggangnya berlari sambil menggendong seorang perempuan di punggungnya.

Di sampingnya, terdapat seseorang lagi yang tidak diketahui gendernya karena jubah dan topeng yang menutupinya.

"Ini semua karenamu!! Kalau saja kita tidak masuk, pasti mereka tidak mengejar!!" perempuan yang digendongnya berteriak marah.

Mereka yang perempuan maksud itu adalah semut biru raksasa yang mengejar mereka bertiga.

Orang bertopeng itu melompat ke udara, kedua orang itu terkejut, "Elias-san!"

Cahaya biru yang seperti api muncul di bilah pedang miliknya. Setelah mengayunkannya, tebasan energi melesat jauh ke arah semut-semut raksasa berwarna biru itu.

Orang yang dipanggil Elias-san oleh mereka melesat menuju kumpulan semut-semut raksasa. Sekuat apapun dia, itu adalah tindakan gegabah karena bisa menghabiskan staminanya dengan cepat. Begitulah pikir kedua orang itu.

Memang seperti yang mereka tebak, orang bertopeng itu sedikit kewalahan setelah bertarung cukup lama dan hampir terkena serangan dari punggungnya karena lengah, tetapi—

Tidal Rage!!

—Suara seseorang muncul bersamaan dengan arus air deras yang menyapu sebagian semut itu.

Ketiga orang itu terkejut dengan perkembangan yang terjadi. Apa yang dilakukan oleh orang misterius itu membuat Elias-san memiliki kesempatan untuk beristirahat menghirup napas.

Namun, tidak beberapa lama, semut itu kembali mengejar untuk menyerang ketiga orang itu.

"Hei! Lempar pedangmu ke arah kiri!!"

"H–huh!?"

Laki-laki berarmor itu terkejut dan secara refleks melempar pedangnya seperti yang Kuroha katakan.

Kuroha dengan sigap menangkap dan meraih pedang itu, lalu menggunakan kemampuan vision Electro untuk memacu kecepatan tubuhnya hingga batasnya.

Lightning Drive!

Percikan listrik ungu muncul di tubuh Kuroha dan bersamaan dengan itu dia menghilang berubah menjadi cahaya ungu.

Laki-laki berarmor dan perempuan di punggungnya terkejut, sedangkan Elias-san sedang berfokus melawan semut raksasa.

Sepertinya karena kelelahan, Elias-san tidak bisa fokus dan hampir diserang dari belakang lagi oleh semut biru.

Kuroha muncul setelah membelah semut yang ingin menyerang dari belakang Elias-san, tapi ia kesulitan karena itu adalah pertama kalinya dia menggunakan Lightning Drive. "Apakah kau baik-baik saja?"

"Ya, terimakasih." jawab Elias tanpa melihat ke arah Kuroha.

"Tidak masalah, semakin cepat kita menghabisi mereka, semakin cepat semua orang bisa beristirahat."

Elias-san mengangguk setuju, Kuroha menggunakan Lightning Drive-nya kembali dan menyerang lebih banyak monster. Elias-san yang tidak mau kalah menggunakan kemampuan berpedang yang dipadukan dengan sihir api berwarna biru di bilahnya.

Kerjasama mereka sangat luar biasa. Terlihat dari Elias-san yang menyerang dan Kuroha yang melindungi dari serangan semut. Dengan kecepatannya, dia bisa melindungi Elias-san sambil membunuh yang tidak bisa dijangkau.

Laki-laki berarmor dan perempuan berjubah penyihir di punggungnya kagum dengan semua efek yang diciptakan oleh kedua orang yang bertarung. Dari Kuroha, mereka hanya bisa melihat cahaya ungu dan dari Elias, mereka bisa melihat cahaya biru yang meledakkan semut raksasa.

Pertarungan terjadi sangat intens, mereka sangat serius. Sampai-sampai, pedang yang digunakan oleh Kuroha patah saat menyentuh tangan salah satu semut.

"Ah...."

Kuroha dengan sigap segera menggunakan Lightning Drive untuk menghindar menuju kebelakang.

"...."

"Pedangku!!!"

Kuroha merasa bersalah setelah itu terjadi, sepertinya laki-laki berarmor itu sangat menyayangi pedangnya. Namun ia tidak akan memikirkan hal itu, setidaknya sampai mereka semua bisa selamat dari kematian.

"Hei menjauh dari sana!" Kuroha memanggil Elias dan menyuruhnya menjauh. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Kuroha tapi tetap melakukannya.

Kuroha menggunakan kemampuan Vision Hydro bernama Tidal Rage kembali dan membuat semua semut hanyut karena derasnya arus. Dan dengan sentuhan akhir, dia menggunakan kemampuan Vision Electro bertegangan tinggi dan membuat air sebagai konduktor.

Semuanya sudah berakhir. Elias menyarungkan pedangnya di pinggangnya sedangkan Kuroha hanya melihat sebentar gagang pedang patah di tangannya.

Laki-laki berarmor dan perempuan penyihir menghampiri, Kuroha memberikan gagang pedang itu kepadanya. "Hah(sigh) ... walaupun kau mematahkan pedangku, aku berterimakasih telah menyelamatkan hidup kami."

"Sudahlah, kau bisa membelinya lagi nanti. Dan ini lebih baik daripada kita yang mati." perempuan penyihir menghiburnya, bagaimanapun hidup mereka sudah selamat.

"Yah, pokoknya terimakasih sudah menolong kami. Jika kau tidak ada, mungkin kita akan mati."

Kuroha melihat ke arah penyihir perempuan yang mengangguk lalu melihat ke arah Elias yang juga mengangguk.

"Sama-sama, aku hanya tidak sengaja mendengar suara kalian."

"Namaku Mia, seorang penyihir dan juga petualang." penyihir perempuan itu memperkenalkan dirinya. "Ini adalah Gelf, seorang pengguna pedang. Dia juga petualang." lanjutnya.

"Tanpa kau perkenalkan pun aku bisa melakukannya sendiri." cibir Gelf.

"Apakah kau mengatakan sesuatu...?"

"Eeerr ... wah, hari ini cerah sekali...."

Mia mengabaikan Gelf, "Ini adalah Elias-san, dia seorang pengguna pedang dan penyihir di saat yang sama."

Elias sedikit membungkukkan badannya pada Kuroha.

"Namaku Kuroha. Sebenarnya aku saat ini sedang tersesat dan sedang mencari jalan menuju kota."

"Tersesat? Bagaimana itu bisa terjadi?" Mia bertanya.

"Aku berasal dari negara yang sangat jauh dari sini. Nama negara itu adalah Indonesia." saat Kuroha mengatakan itu Elias terperanjat.

Kuroha merasa curiga jika Elias memiliki hubungan dengan Bumi. "Indonesia? Aku tidak pernah mendengarnya. Apakah itu berada di luar Seven Sea?"

'Seven Sea?' Kuroha mendengar istilah yang asing. Walau ia tahu apa itu Seven Sea di Bumi, tapi tidak dengan yang ada disini.'

"Y–ya begitulah." dia merasa ragu untuk menjawab perempuan itu.

"Kau juga sangat hebat! Bisa mengalahkan semua Great Bluant yang berkelompok

"Baiklah, karena waktu sudah mulai gelap kita harus segera mengambil Ameryls di monster-monster itu." ujar Gelf.

'Ameryls? Apaan lagi dah?' mereka mengangguk, Kuroha mengangguk. Dia hanya mengikuti arus dan melihat proses pengambilan Ameryls dari semut biru raksasa.

Saat itu terjadi, Elias diam-diam menjelaskan kepada Kuroha mengenai Ameryls dan anatomi tubuh semut raksasa itu.

"Ameryls adalah kristal ungu yang tercipta dari gumpalan energi yang berlebihan di dalam tubuh monster seperti mereka."

Kuroha mengangguk mengerti. Lalu Elias menunjuk pada suatu tempat di bagian semut itu.

"Di sini adalah tempat dimana Ameryls Great Bluant berada. Biasanya, Ameryls akan berada di lokasi jantung, tetapi ada juga yang berada di tempat khusus seperti Great Bluant ...,

"Kau memerlukan benda tajam karena Ameryls dilindungi oleh suatu cangkang keras. Semakin murni Ameryls yang ada, semakin keras cangkangnya."

"Terimakasih atas penjelasannya."

Elias diam sejenak. "... Kau berhutang penjelasan kepadaku."

Kuroha tersenyum kecut dalam diam, dia mengerti itulah yang terjadi. Tidak ada yang gratis di dunia ini. Itulah yang membuat Kuroha tergerak mencari jalan keluar dari dunia ini.