Tamparan kai sangatlah keras, setiap tamparan memberikan rasa sakit yang sangat lah luar biasa. pipi pemuda itu memerah, bibirnya berdarah dan mata yang bergetar menjadi bukti seberapa kerasnya tamparan kai.
"...."
Pemuda itu hanya bisa pasrah dengan rasa sakit yang dia terima, karena kai tidak pernah berhenti menampar dirinya, dia tidak bisa mengatakan apapun.
Teman-temannya pun sama, mereka hanya bisa memandang teman mereka babak belur. mata mereka melihat kearah kai dengan rasa takut.
Tidak tau berapa lama kai menamparnya, dia akhirnya melepaskan pemuda itu ketika dia melihat bahwa pemuda itu akan berada di situasi krisis jika dia melanjutkan menamparnya.
"Aku melihat kalian sangat tertarik dengan masalah, ayo kita ke lorong kecil di sebelah sana dan mari selesaikan masalah kita disana."
"Ti..Tidak per..lu, maafkan kami, kami akan pergi dari sini."
"Ma..afkan ka..kami."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com