webnovel

Untuk Kita Baca Nanti

Kumpulan cerita pendek oneshoot fantasi.

Nukhshine · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
3 Chs

Hujan

Diriku yang terpantul dalam dirimu, yang memayungiku agar tak basah. Namun dirimu yang terpantul dalam genangan, sudah basah kuyup oleh hujan. Seakan bisa merasakan bahagia saat aku hampir meneteskan air mata, harus kusebut perasaan apa ini?

Bermula dari gerimis kemudian menjadi hujan yang sangat lebat dan kini berubah menjadi badai. Tara duduk di dekat jendela sembari menyaksikan hujan dan guntur yang menderu sangat keras hingga membuat jendela sedikit bergetar. Cuaca hari ini memang sangat buruk, tidak ada hal yang lebih nyaman selain tetap berada di rumah dengan menikmati hujan tanpa membuat dirinya basah.

Tiba-tiba, Tara melihat sosok yang berlari menuju rumahnya dari jauh. Dia bertanya-tanya siapa gerangan orang bodoh itu, berlari ditengah hujan badai adalah keputusan yang sangat buruk. Sampai akhirnya Tara menyadari bahwa sosok itu adalah orang yang dikenalnya. Ia adalah Eleena, gadis yang berlari seperti orang gila di tengah hujan badai. Tara menghela nafas dalam-dalam melihat Eleena berjuang masuk ke rumahnya. Lantas ia bangkit dari tempat duduknya dan mengambil payung untuk menyusul Eleena.

Ia keluar rumah dan berusaha dengan hati-hati karena tidak ingin payungnya tertiup angin yang kencang. Tara mencoba berjalan lebih cepat agar Eleena tidak terlalu lama menunggu, nampaknya gadis itu menyadari kehadirannya.

"Oh Tara! Kau tidak harus menyusulku kesini" Eleena berteriak. Dan berlari ke arah Tara sebelum akhirnya tersandung karena tanah dibawahnya licin karena hujan. Tara bergegas membantunya.

"Iya, harusnya aku hanya melihatmu kepayahan membuka pintu dan membiarkanmu terjatuh dari balik jendela" Ucap Tara sembari membantu Eleena berdiri. Eleena tersenyum malu-malu, setidaknya sekarang sudah tidak basah lagi karena bernaung di bawah payung bersama Tara.

"Maaf ... tapi, terima kasih ya.." Eleena tersenyum dan berusaha memalingkan wajahnya.

"Kau sangat ceroboh, aku harus benar-benar menjagamu dengan serius" Tara bergumam. Eleena tersenyum malu-malu padanya.

"Sepertinya kita harus segera masuk, sebelum kau basah juga" Eleena berjalan di samping Tara.

Mereka berjalan sambil bersenda gurau. Sampai hal yang tak diinginkanpun terjadi, payung itu tertiup angin ketika mereka hanya berjarak beberapa meter saja dari rumah. Eleena berusaha untuk mengejar payung itu sampai tangan Tara mengehentikannya.

"Tidak, biarkan saja. Aku masih punya banyak di rumah." Ucap Tara tidak melepaskan pegangan tangannya dari pergelangan Eleena dan menyeretnya masuk ke dalam rumah.

"Ya ampun ... sekarang kau basah juga, Tara. Maafkan aku." Eleena merasa tidak enak karena Tara sudah menyusulnya dan malah kebasahan karenanya.

"Tidak aku maafkan, buatkan aku susu panas setelah kau mengeringkan badan sebagai gantinya" Tara menyeringai padanya. Eleena hanya tertawa pelan mendengarnya.

"Oke-oke, aku akan buatkan yang spesial untukmu!" Eleena tersenyum. Mereka akhirnya masuk ke rumah segera mengeringkan diri dan berganti pakaian.

Tara kembali ke jendela, melihat hujan badai. Ia meletakkan handuk di atas bahunya, terlihat rambutnya masih sedikit basah. Eleena berjalan ke arah Tara sambil membawa dua cangkir susu hangat. Dia tersenyum dan duduk di sampingnya.

"Kau sedang melihat apa?" Eleena bertanya kemudian memberikan salah satu cangkir yang ia pegang kepada Tara. Tara menoleh kepadanya dan mengambil cangkir itu.

"Menurutmu? Kenapa kau datang kesini saat hujan badai?" Tara mengerutkan kening kepadanya

"Karena aku sudah tidak tahan jika hanya merindukanmu. Kau mungkin akan kedinginan jika terus melihat hujan badai, dan lihatlah rambutmu masih basah" Eleena tersenyum malu. Ia menyadari kecerobohan yang telah dibuatnya dan segera mengalihkan pembericaraan.

"Kau ingin mengeringkannya untukku?" Tara tersipu malu mendengar jawaban Eleena dan memilih untuk tidak menanggapinya.

"Tentu saja!" Eleena meletakkan cangkirnya dan segera berdiri di samping Tara untuk mengeringkan rambutnya. Terlihat Tara menyembunyikan wajah merahnya dari Eleena.

Setelah Eleena mengeringkan rambut Tara, kemudian Tara memeluknya dengan lembut. Eleena tampak tidak keberatan dengan itu, ia membalasnya dengan pelukan hangat.

"Terima kasih, Eleena ... Aku sangat menyayangimu." Bisik Tara ke telinga Eleena, wajahnya memerah. Ia hanya memilih diam dan terus memeluk Tara.

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Nukhshinecreators' thoughts