Ekarno berencana untuk tidak menggalkan Undrel dan Yokou. Ekarno membantu mereka untuk memperbaiki pesawat Undrel karena Undrel memintanya untuk membantu mereka. Sementara itu, di pulau dimana Glord tinggal. Ablak dan Bruts merasa sangat bosan karena mereka hanya latihan dan tidak ada perkembangan sama sekali. Ablak merasa bosan tapi dia bisa pergi ke hutan yang berada di dekat rumah Glord untuk bersenang senang tapi Bruts sangat jarang pergi ke hutan itu. Karena Bruts merasa tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan, maka Bruts pergi ke hutan itu. Ablak tidak tinggal diam, dia juga ikut bersama Bruts.
Bruts : Sudah berapa kali kau masuk ke hutan ini?
Ablak : Tidak ingat
Bruts : Itu saja? "Tidak ingat"
Ablak : Lalu apa yang harus aku katakan? "Tidak tahu"? "Lupa"?
Mereka sedang berjalan namun sebuah anak panah listrik berwarna hijau bergerak dari arah kanan ke arah mengerekadengan cepat tapi panah itu tidak mengenai mereka.
Suara 1 : Wah aku meleset
Suara 2 : Mereka bisa mendengarkanmu
Suara 1 : Mereka tidak akan menemukan kita
Ablak : Aku rasa kau mengenal suara itu
Bruts : Ya ya itu mereka
"Mungkin kita ribut tapi aku yakin mereka bodoh" kata kata itu semakin kedengatan "Tidak perlu takut mereka tidak akan menemui kita" Mereka muncul dari bagian kanan dimana Ablak dan Bruts berdiri.
Bruts : Dan bisa aku bertanya. Apa yang kalian lakukan di sini?
Arias : Kita merasa bosan
Ciciliana : Tidak, Arias yang mengajak aku
Arias : Aku merasa bosan
Bruts : Jika kita tinggal di sini, kita tidak akan selesai perjalanan
Arias : Tujuan kalian kemana?
Bruts : Jalan jalan
Arias : Bisakah kita ikut
Ablak : Tidak, tempat ini berbahaya. Kalian harusnya kembali
Bruts : Hmmmm..... Menurut aku lebih baik mereka ikut. Mungkin kita sudah di tengah hutan
Ciciliana : Iya.... Dengan jumlah yang lebih banyak juga, kita bisa berjaga jaga
Ablak : Jangan sampai tertinggal
Mereka berjalan bersama sama dan tidak ada rintangan sama sekali. Ablak karena terlalu sering ke hutan itu maka dia bisa mengatur strateginya untuk keluar dari hutan itu. Hari semakin malam dan mereka mulai kelelahan
Ablak : Kita masih di tengah hutan
Bruts : Kondisi seperti ini masih di tengah hutan?
Ablak : Bukan aku yang meminta masuk ke tempat ini
Ciciliana : Jadi apa yang harus kita lakukan?
Ablak : Ya.... Yang aku pikirkan hanyalah bermalam di sini
Arias : Tidak mungkin, aku ingin pulang
Ablak : Kau bisa pulang sekarang tapi jangan tersesat
Bruts : Hmmmm..... Aku akan mencari makan
Arias : Bruts jangan berpisah
Bruts : Tenang, aku tidak akan pergi jauh
Arias : Aku akan membuat api di sini. Jika kau tersesat, mungkin kau bisa naik pohon dan mencari asap
Ablak : (Mereka pintar juga)
Bruts : Baiklah
Bruts pergi meninggalkan mereka untuk mencari makanan. 5 menit setelah Bruts pergi, Arias mendengar sesuatu yang berbunyi si semak
Arias : Ah itu Bruts. Kita sudah lapar
Ciciliana : Hati hati Arias
Arias : Apa yang perlu kita takutkan?
Arias berjalan ke arah semak dan dia di serang dengan mahluk yang berwarna hitam dan orange. Mahluk itu mendorong Arias sampai jatuh dan dia menyerang dengan cara mencoba menggigit Arias tapi Arias menyetrum mahluk itu dan dia lolos. Ablak berdiri dan dia pergi menuju mahluk yang menyerang Arias tapi mahluk yang sama menyerangnya juga sampai terjatuh. Mahluk itu menggigit Ablak dan Ablak menahannya dengan tangan kanan sampai tangan Ablak terluka
Ablak : Cih
Ciciliana : Ja... Jadi yang mereka katakan benar. Ada banyak mahluk buas di hutan ini
Arias : Harimau. Mereka lebih besar dari gambar di buku
Ablak memegang leher harimau yang menggigitnya dan dia mengangkatnya dan dia membantingnya ke tanah.
Ablak : Jadi ini namanya "harimau" ya... Mereka memang banyak di hutan ini tapi ini pertama kali mereka menyerang
Suara : Hahahahahaha..... Mereka menyerang karena perintah aku
Ablak : !!??
Arias : Siapa?
Ablak, Arias, dan Ciciliana melihat ke arah hutan dan mencari suara itu. Lalu muncul mahluk perempuan yang berambut keriting panjang berwarna coklat dengan baju semuanya hitam dan membawa tongkat sihir berwarna hitam
Ablak : Jadi..... Seperti ini kau menunjukkan diri?
Penyihir : Oh ya, harusnya aku memperkenalkan diri. Nama aku Liar
Ciciliana : Liar?
Arias : Pembohong?
Penyihir itu tersinggung karena kata itu. Penyihir itu mengarahkan tongkatnya ke arah mereka, harimau yang Ablak kalahkan dan harimau yang Arias kalakan bangkit dan menyerang mereka. Ablak berlari untuk menghentikan salah 1 dari mereka tapi mahluk yang berbulu datang menghalangi Ablak. Mahluk itu berlari dengan kakinya dan mengangkat kedua tangannya dan dia mengejar Ablak. Karena itu, Ciciliana membuat barrier untuk melindungi mereka. Ke 2 harimau itu menyerang barrier dan mereka berusaha untuk menembuskannya
Arias : Kita terkepung
Ciciliana : Semoga..... Ablak.... Bisa menolong kita....
Arias : Aku tidak ingat beruang bisa ada di hutan
Liar : Oh ya dan mereka kelaparan. Itu sebabnya jika mereka melihat api, mereka akan kesana karena mereka tahu ada makanan lezat di sana
Arias : Harusnya mereka takut api
Liar : Jika aku di sini, tidak ada yang perlu di takuti
Ablak : Bagus
Arias : Bagus?
Ablak : Sayang sekali Bruts tidak ada di sini
Liar : Oh si bocah itu. Tidak masalah, aku sudah mengirim 2 harimau untuk memakan dia
Ablak : Itu artinya kita punya 4 harimau dan 1 beruang untuk menjadi santapan malam kita