Currio mengeluarkan kekuatan magis semacam gelombang suara. Gelombang transparan itu bergetar dan mendengung di sana. Menerjang kabut asap Annette dengan sangat keras.
Currio malah duduk santai di atas patung yang kebetulan ada di sana. Entah itu bisa disebut duduk atau tidak. Karena dia berpose santai seperti sedang bersandar di tepi pantai.
Daniel yang melihat dari kejauhan hanya bisa menggeleng pelan dan menghela nafas lelah melihat kelakuan temannya yang sangat tidak melihat kondisi seperti itu.
'Kalau dia terjatuh dia pasti akan tertawa, bukannya meringis,' ujar Daniel membantin. Dia tidak heran lagi pada kelakuan temannya tersebut. Malahan ia heran bila Currio bersikap kalem dan tenang.
"Kau terlalu meremehkan aku dasar bocah!" seru Annette pada Currio.
"Aku tidak meremehkan dirimu dasar Tante tua!" cibir Currio. Tentu saja Annette langsung naik pitam.
Srsshh
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com