"Oh ayolah Liana, sekarang yang mendengarkan mu hanyalah aku. Tidak ada orang lain di sini selain aku. Aku berjanji dan bersumpah tidak akan memberitahu hal ini tanpa seizin dirimu," ucap Harry meyakinkan Liana sekali lagi.
Oke, kalau ia tidak mengatakannya sekarang mungkin ia akan membuat Harry tersinggung, karena secara tidak langsung itu sama saja dengan tidak menghargai dan mempercayai Harry. Begitulah pikir Liana.
Liana lalu menarik nafas dan bersiap mengatakan firasatnya tersebut.
"Aku sebenarnya menaruh curiga kalau...."
Harry semakin memfokuskan pendengaran dan perhatiannya pada Liana.
"Kalau otak dari segala kejadian yang meresahkan di Tummulotary Academy adalah Profesor Giddleton."
Harry mengerjapkan matanya berkali-kali, matanya membulat kaget. Ia tersentak mendengar penuturan dari gadis bertubuh mungil tersebut. Bagaimana bisa Liana mempunyai firasat seperti itu. Begitulah pikir Harry.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com