webnovel

Wajah Kalian Hancur!!

"Bangun Sam!!!" Evan mengguncang tubuh Sam yang tertidur di salah satu ruang tunggu rumah sakit. Sam hanya membuka matanya dan memandang langit-langit.

"Pulanglah dulu!! Mandi dan ganti baju!! Kau sudah empat hari disini." Evan duduk disebelah Sam yang masih terkulai di sofa.

Sam menarik nafas panjang, pandangannya berpindah dari langit-langit ke wajah sahabatnya itu.

"Tidak bisa Van, aku harus tahu seperti apa keadaannya."

"Mereka akan menghubungimu aku rasa."

Sam tersenyum miris "Mustahil, mereka tidak akan pernah memberitahuku. Kau lihat saja sekarang, bahkan kamar ICUnya saja ditunggu oleh para bodyguard kakaknya."

Sam beranjak dari tempat duduknya.

"Mau kemana Sam??"

"Aku akan mengantarmu ke depan, aku tahu kau harus syuting. Jadi tidak perlu sering-sering menemuiku kesini!!"

"Setelah urusanku selesai, aku pasti kesini lagi Sam"

Sam tidak menjawab, hanya melangkah keluar ruang tunggu. Sejenak langkahnya terhenti dan memandang ke arah ruang ICU dimana Yu berada. Dua orang berpakaian hitam berdiri di depan pintunya.

"Yuire, apa kau merasakan keberadaan ku disini??" Batin Sam, lalu melanjutkan langkahnya lagi menuju parkiran.

.......

Sudah dua jam Sam berada di Cafe rumah sakit. Tidak ada makanan di hadapannya, hanya ada secangkir kopi dan sebuah handphone yang menunjukan gambar seseorang yang dia ambil diam-diam.

"Rasanya seperti mimpi Yu, sudah empat hari aku tidak mendengar suara tawamu itu. Bisakah kau mengirimku pesan sekarang? Meskipun hanya "Sam" saja seperti biasanya."

Kebiasaan Yu yang tidak terlalu suka berkirim pesan memang belum berubah. Terkadang jika dia hanya ingin mengobrol dengan Sam, maka pesan yang dia kirim hanya bertuliskan "Sam" dan Sam akan langsung meneleponnya.

"Yu, kau memaksaku membelikanmu ini, karena katamu ini mirip dengan milik ibumu. Tapi bahkan kau belum pernah menyentuhnya." Sam menggenggam sebuah broche bermotif bunga sakura.

Tak lama Sam masuk kembali ke dalam rumah sakit dan akan menunggu kabar Yu seperti biasanya. Wajah Sam sedikit panik ketika melihat beberapa dokter dan perawat terburu-buru memasuki ruangan Yuire, diikuti oleh kedua kakak Yu yang tetap tidak diperbolehkan masuk ke ruang ICU.

Sam tak beranjak dari tempatnya, hatinya ingin mendekat kesana. Tapi Sam tahu itu akan percuma. Hatinya begitu khawatir, terlebih saat dokter keluar dan meminta kedua kakak Yu masuk ke dalam.

........

Perlahan Chris dan Yoshito mendekati ranjang adiknya. Terlihat tubuh yang kurus terbalut pakaian pasien dan selang yang menempel di tangan dan dadanya. Wajahnya yang sudah tak mempunyai warna lain selain putih itu tersenyum.

"Haaii!! Wajah kalian hancur sekali " Sapa Yu yang melihat wajah kedua kakaknya itu sembab karena kurang tidur.

Chris hanya tersenyum berjalan lebih mendekat lalu mengusap kepala Yu tanpa berucap apapun.

"Onii-chan??" Yu memandangi kakaknya yang hanya mengelus-ngelus kepalanya.

"Hmmm?" Jawab Chris

"Apakah kau memukul Yoshi?? Apa Yoshi marah padaku?"

"Yosh,," Chris memanggil Yoshi yang sebenarnya berdiri disampingnya namun tubuhnya membelakangi ranjang Yu. Chris tahu betul bahwa adik pertamanya itu sedang menangis dan tidak mau Yuire tahu.

Yoshito pun berbalik dan berusaha menyembunyikan isakannya.

"Kau marah padaku??" Tanya Yu pada kakaknya yang baru berbalik itu. Yoshito mengangguk.

"Kenapa??" Yoshi semakin mendekatkan tubuhnya lalu mendekap Yu.

"Tidurmu lama sekali, aku jadi tidak tahu siapa yang bisa aku bentak-bentak lagi.."

Yu memandang Chris dan sebaliknya. Melihat tingkah Yoshito Chris hanya mengarahkan tangan satunya lagi untuk mengusap kepala Yoshito.

"Tenang saja Yosh, besok dia pindah ruang rawat. Kau bisa membentaknya sesering mungkin."

....

"Sam,," Sam yang sedang terduduk lesu di lantai rumah sakit tersentak kaget melihat orang yang mengusap rambutnya.

"Ibu??"

Aku tidak marah

Tidak ada yang perlu dimaafkan

Berikan saja aku tanda

Agar aku tidak menyerah

(ghandistri)