Ini pertama kalinya Yuire mengunjungi Apartment Sam, jika bukan karena kakaknya Chris mendadak pergi dan Yoshito ada pekerjaan selepas dari Dajia River. Mungkin dia tidak akan pernah diijinkan untuk menginap di apartement Sam.
"Silahkan masuk belahan jiwaku!" Ucap Sam membukakan pintu apartement dan menekuk lututnya berlagak seperti pelayan.
Yuire masuk dan langsung terhanyut dengan suasana serba putih, beberapa interior yang terbuat dari marmer serta perabotan yang sebagian besar berwarna abu dan putih menambah kesan elegan.
"Maaf tidak semewah dan seberharga rumah milik kakak-kakakmu" Ucap Sam tidak percaya diri karena kekasihnya itu hanya terdiam berdiri di depan pintu masuk.
Yu hanya tersenyum dan melangkah masuk, membiarkan kekasihnya yang masih cemberut meratapi nasibnya yang tidak setara dengan kakak-kakaknya Yuire.
"Nanti aku akan berusaha lagi dan membelikanmu rumah yang besar." Ucap Sam seraya menyimpan makanan yang sebelumnya dia beli di meja makan.
Yuire mendekati kekasihnya itu. Merangkulkan tangannya di leher Sam "Kau yang paling berharga, aku tidak perlu apapun lagi" Cup, satu kecupan mendarat dibibir lembut Sam.
"Benarkah??" Wajah Sam berubah sumringah mendengar pujian dari kekasihnya itu.
"Tidak aku berbohong." Jawab Yu menggoda.
"Ah kau mengecewakan!! Kau mandilah dulu, aku siapkan makanan." Perintah Sam kepada kekasihnya itu.
......
"Hei bangun!!" Yu yang baru selesai keluar dari kamar mandi langsung menuju kekasihnya yang sedang tertidur telungkup di sofa.
Sam tidak merespon saking kelelahannya. Yu mengusap pipi kekasihnya itu dengan tangannya yang dingin sehabis mandi.
"Hmmmm..." Sam menggeliat merasakan dinginnya tangan Yuire.
"Mandilah dulu sayang, badanmu kotor habis dari luar." Ucapnya lembut kepada kekasihnya.
Sam membuka matanya yang lengket, melihat kekasihnya yang sedang duduk bersimpuh dibawah sofa di dekat kepalanya. Wajah Yu sangat segar setelah dibasuh air mandi, bathrobe berwarna putih yang membalutnya membuat warna kulitnya semakin cerah, bibir merahnya yang mengeluarkan bau mint dari pasta gigi yang dipakainya membuat Sam ingin melahapnya.
"Hmmmm, kau harum sekali sayangkuuuu.." Sam merangkulkan tangannya di leher Yu dan mengosok-gosokan wajahnya ke leher Yuire.
"Sayaaaang.. mandi!!" Bentak Yu.. "Aku sudah mengantuk sekali." Yu mengedip-ngedipkan matanya.
"Ya sudah. Makanlah dulu, tapi tunggu beberapa saat jangan langsung tidur setelah makan. Nanti kau diabetes!."
Sam mengecup pipi kekasihnya itu "hmmm, rasanya ingin kulahap pipi ini!!" Ucap Sam gemas dan beranjak ke kamar mandi.
"Aku tidur di sofa saja ya? Kau sudah menyetir seharian, badanmu akan sakit kalau kau tidur disini.!" Teriak Yu pada kekasihnya yang sudah berada di dalam kamar mandi.
"Tidak sayaaang. Seorang ratu tidak boleh tidur di sofa!!" Teriak Sam dari dalam kamar mandi.
........
"Sayang,, apa makanannya enak.??" Sam berteriak saat keluar dari kamar mandi, menggosok rambut basahnya dengan handuk dan berjalan menuju sofa tempat kekasihnya terduduk.
Langkahnya berubah menjadi pelan saat mengetahui kekasihnya sedang terlelap sambil duduk. "Sayang??" Bisiknya pelan dan duduk disamping Yuire tanpa mengalihkan pandangannya dari kekasihnya itu.
Kepala Yuire yang terkulai ke belakang, dada dan leher yang terlihat jelas dibalik bathrobe putih yang sedikit terbuka sampai satu gundukan mengintip keluar. Posisi duduk Yuire yang mengangkat satu kakinya ke atas sofa berhasil membuat sebagian pahanya terekspos.
Mata Sam terpaku memandang indahnya tubuh milik kekasihnya itu. Beberapa kali dia menelan ludah dan nafasnya semakin berat. "Tidak Sam!! Yu sedang tidak baik-baik saja. Jangan bodoh!!" Bisiknya dalam hati.
Diarahkanlah tangannya ke bathrobe Yuire dan menggesernya sedikit untuk menutupi dada Yuire, itu membuat wajahnya semakin dekat dengan wajah Yuire.
Leher yang putih bersih, bau aroma sabun yang lembut membuat naluri Sam mengalahkan hatinya.
Perlahan dia kecup leher kekasihnya itu, perlahan mulai dari bagian dekat telinga, bergeser ke bagian tengah leher, menuju tulang selangkanya. Tanpa disadari tangan kanannya sudah menggenggam kokoh bagian tengkuk Yu, dan tangan kirinya bergerilya di paha Yu yang daritadi sudah terbuka.
"Ehhmmm, Aaah." Yu terbangun dari tidurnya karena merasakan sentuhan-sentuhan sensual yang membuat suhu tubuhnya naik dan perasaannya berdesir.
"Maaf sayang, aku membangunkan mu" Sam menghentikan kecupannya ketika menyadari adik orang terseram yang telah dia "lecehkan" membuka matanya.
"Kau membuatku kepanasan sayaang." Ucap Yu tersengal masih merasakan rangsangan tadi.
"Maaf sayang, aku langsung lupa diri saat melihat lehermu. Hehe. Aku gendong ke kamar ya?? Kau lanjutkan tidurmu!! Jangan lupa kunci pintu, takutnya ada setan yang masuk ke tubuhku dan menyergapmu. Hehe" Sam segera mengangkat wajahnya dari hadapan Yu
"Kenapa sayang??" Yu menahan leher Sam agar wajah tetap dekat satu sama lain.
"Tidak apa-apa.. Aku tidak mau sampai kau.." Kata-kata Sam terhenti.
"Anfal??" Yu tersenyum dan mengecup bibir kekasihnya "Terima kasih sudah mengkhawatirkan ku. Tapi jangan menyiksa dirimu seperti ini!."
"Aku takut sayang.." Sam menempelkan kepalanya dengan kepala Yuire, terpejam berusaha mengatur nafasnya yang sudah tersengal menahan nafsu yang semakin menyeruak.
"Aku tidak akan apa-apa sayang, percayalah" Bisik Yuire dengan sedikit desahan, membuat aliran listrik di tubuh Sam semakin meradang.
Kau sudah terlanjur disini
Membuatku haus akan dirimu
Jadi tetaplah disini
Bantu hilangkan rasa hausku
(ghandistri)