Ruangan apartement Sam masih gelap gulita. Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam namun Sam belum berniat menyalakan lampu. Dia hanya terduduk di sudut sofa memeluk lututnya dan memandangi satu foto dan pesan dari Chris.
Message Received
-Yuire sudah sadar, kau orang pertama yang dia tanyakan saat matanya terbuka-
Tangis Sam begitu menjadi, dia semakin erat memeluk lututnya. Berharap bahwa yang dipelukannya adalah orang dalam foto itu. Foto Yuire dengan wajah masih pucat, matanya sudah terbuka namun senyumnya belum kembali.
"Yu, sayangku,, ingin sekali aku menjadi orang pertama yang kau lihat saat matamu terbuka. Ingin sekali aku menghapus keringatmu saat kau kesakitan. Yuire sayangku, maukah kau memaafkan ku? Karena kali ini aku tidak bisa mendekapmu?? Maukah kau memaafkan ku?? Karena aku pergi tanpa memberimu alasan?"
...
"Ini bukan akhir.. tugas kalian akan lebih berat. Ketakutan kalian akan semakin berlipat. Karena satu tahun ini adalah waktu penentuan apakah tubuh Yu dapat menerima jantung barunya atau tidak." Ucap Marie kepada Chris dan Yoshito, ketika memeriksa keadaan Yuire yang baru sadar.
"Dia harus meminum obat agar mencegah penolakan pada tubuhnya. Dan efeknya, tubuhnya akan lebih rentan. Bahkan luka kecil pun bisa berakibat fatal." Tambah Marie dan meninggalkan mereka bertiga.
Marie meninggalkan ruangan, Chris dan Yoshito mendekati adiknya yang masih setengah tersadar.
"Onii-chan, Kapan Sam akan kembali??" Tanya Yuire di balik selang oksigennya. Chris dan Yoshito saling berpandangan berusaha mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan adiknya.
"Secepatnya sayang,, secepatnya dia kembali. Dia hanya pergi sebentar" Jawab Yoshito lembut
"Onii-chan apa Sam menemuiku sebelum aku sadar??" Tanya Yuire.
"Iya sayang, dia menemuimu. Dia tidak ingin pergi sebelum berpamitan dengan kekasihnya." Jawab Chris mengelus pipi adiknya.
"Aku bisa mencium parfumnya di bajuku. Onii-chan, bolehkah aku ke Lihpao Land lagi bersama Sam??" Ucap Yuire lalu memejamkan mata, tertidur kembali karena masih dalam pengaruh obat bius.
....
"Kondisimu sudah mulai baik Yu, aku rasa kau sudah bisa pindah ke ruang rawat inap." Ucap Marie melipat statetoskopnya lalu tersenyum kepada Yuire dan kedua kakaknya.
"Kapan adikku bisa pulang??" Tanya Chris yang berdiri di samping ranjang Yuire
"Masih lama, setidaknya Yuire harus disini selama delapan minggu untuk melihat perkembangan jantung barunya"
Mendengar jawaban Marie, Chris hanya menatap adiknya dan membelai rambut adiknya. Yoshito mengantarkan Marie keluar ruangan ICU dan mempersiapkan perpindahan Yuire ke ruang rawat inap.
Chris duduk diatas ranjang, wajahnya menatap Yuire yang hanya diam saja dihadapannya.
"Hei,,!" Sapa Chris lembut.
"Apa aku membuat kesalahan?" Tanya Yuire dengan tatapan kosong
"Apa maksudmu??" Chris mendekatkan wajahnya dengan Yuire
"Sudah sembilan hari semenjak aku sadar dan Sam belum mengunjungiku. Apa Sam marah padaku Onii-chan??" Tanya Yu dengan nada lemah.
"Mungkin dia sibuk." Jawab Chris singkat
"Bolehkah aku menghubunginya Onii-chan??" Yuire menatap kakaknya dengan wajah memelas.
"Yuire, aku sudah menghubunginya, handphonenya tidak dapat dihubungi. Mungkin dia hanya sibuk." Chris berusaha membuat suaranya tidak bergetar, berusaha menutupi kebohongannya agar tidak terbongkar
"Sebelumnya dia tidak pernah seperti ini. Aku sangat merindukannya Onii-chan!! (Yuire mulai meneteskan airmata). Rindu sekali sampai hatiku sakit."
....
"Aku ingin kita segera bertunangan.!" Ucap Hua Lu kepada Sam yang sedang menyetir di sampingnya. Sam hanya terdiam, fokus pada jalan yang dilaluinya.
"Apakah kau setuju sayang??" Tanya Hua Lu membelai pipi Sam namun dihempaskan oleh Sam.
"Aku tidak bisa membantah. Benar kan??" Jawab Sam singkat, terlihat penderitaan di wajahnya. Saat ini dia sudah menjadi boneka Hua Lu seutuhnya. Hatinya masih menyesuaikan diri, menyesuaikan untuk tidak mendengarkan suara Yuire setiap hari.
"Seharusnya wajahmu bahagia sayang!! Mantan kekasihmu itu sudah tidak sekarat lagi sekarang." Wajah Sam berubah tegang sekarang menahan emosi. Rahangnya mengencang, matanya memerah, cengkeramannya pada kemudi semakin kencang.
"Tapi aku tidak tau jadinya nanti, kalau dia menonton konferensi pers tentang hubungan kita." Ucap Hua Lu dengan wajah tersenyum licik.
Sam seketika menginjak rem, membuat tubuhnya dan tubuh Hua Lu sedikit terhempas. Wajahnya memandang ke arah Hua Lu dengan kesal.
"Apakah harus sejauh itu?? Tidak cukupkah aku hanya menjadi milikmu saja, tidak perlu sampai semua orang di negeri ini tahu.??"
"Tidak sayang,,itu tidak cukup. Kau sudah pernah mengkhianatiku. Dan sekarang aku hanya ingin kepemilikanku atas dirimu itu diakui sayang.."
.....
"Sam Lin. Apa kau sudah sadar bahwa kemarin hubunganmu dengan orang Jepang itu adalah kesalahan??
"Sam nama wanita itu Yuire Minato?? Apa dia adik Yamada Minato pemilik Minato Corp??"
"Sam kau dan Hua Lu memang sangat cocok."
"Sam apa benar kalian akan segera bertunangan..?"
"Sam hubunganmu dengan Hua Lu harus segera diresmikan, Sam!!!"
"Sam apa benar kau dengan Yuire itu hanya terpaksa karena kau merasa kasihan??"
"Performamu memang menurun saat kau bersama wanita Jepang itu, Sam!!!"
Pertanyaan bertubi-tubi dilemparkan beberapa wartawan saat Hua Lu mengadakan Konferensi Pers. Sam hanya terdiam, pertanyaan itu hanya terdengar seperti gemuruh angin yang mengganggu telinganya. Pikirannya hanya fokus pada satu hal, bagaimana keadaan Yuire kekasih yang dicintainya saat ini.
Duniaku seperti hilang
Langkahku begitu melayang saat bukan di dirimu yang di sisiku.
Apakah aku berlebihan??
Jika aku merasa kosong saat ini?
(ghandistri)