webnovel

Harus Segera !!!

"Sam kau dimana??" Suara Evan yang keluar dari loudspeaker handphonenya tidak dia perhatikan.

Sam yang masih dengan wajah hancurnya fokus menyetir sambil terisak.

"Sam!!!. Jawab aku!! Aku lelah diinterogasi oleh Jisoo dan Hua Lu. Berapa kali kau bolos syuting Heh!!" Bentak Evan

"Van..,," Sam tidak meneruskan kalimatnya dan hanya menangis.

"Sam,, kau menangis?? Ada apa?? Kau sedang menyetir?? Menepilah dulu!!" Suara Evan berubah menjadi lembut dan mencecar Sam dengan banyak pertanyaan.

"Yu, dia.. semua salahku Van,,, (isakan lagi). Aku tidak bisa menepi. Aku harus segera menyusulnya!!"

"Aku akan menyusulmu, kirim lokasimu!!" Ucap Evan, sahabat satu-satunya yang memahami Sam, menemani Sam mulai dari masa Sam sangat miskin dan sampai sekarang. Evan yang begitu paham bagaimana lelahnya Sam diperlakukan seperti boneka oleh Hua Lu, dan Evan pun sudah memahami bahwa pandangan Sam untuk Yu sangat berbeda, pandangan yang baru dia temukan pada sahabatnya itu.

.....

Di sudut E-da Hospital, rumah sakit ternama di Taiwan ada yang sedikit menarik perhatian saat itu. Yoshito yang sedang meringkuk di depan pintu IGD menangis sesegukan. Chris berdiri dihadapannya, menunduk memandangi adik pertamanya dengan perasaan campur aduk.

Keduanya sedang merasakan hal yang sama meskipun reaksi mereka berbeda.

Yoshito yang ekspresif sudah terbiasa jika sedih akan menangis dan jika emosi langsung memukul. Sedangkan Chris lebih diam. Namun jika sudah terusik maka reaksinya akan beberapa kali lipat dari Yoshito.

Chris jarang sekali menangis. Dalam hidupnya dia hanya pernah menangis lima kali. Saat ibunya meninggal, ayahnya meninggal, berpisah dengan adik-adiknya dan sisa tangisnya adalah karena Yuire, adik mungilnya yang sekarang sedang terbaring.

"Berdiri Yosh!!" Perintah Chris pelan.

"Kenapa Chris!! Kenapa?? Aku bersyukur wajah Yu begitu menduplikat ayah tapi kenapa harus dengan penderitaannya juga!!! Kenapa ayah tidak meninggal saja tanpa memberikan penyakitnya pada Yu!!! Kenapa????" Yoshito berteriak dan menangis secara bersamaan tangannya yang kekar memukul-mukul lantai.

"Berdiri kataku!!" Bentak Chris mengangkat bahu Yoshito dengan paksa, wajah yang hampir mirip itu sekarang saling menatap.

"Dia kuat Yosh!!" Ucap Chris dengan nada keras mengguncang bahu adiknya

"Kuat katamu?? Tidakkah kau lihat tubuhnya itu?? Bahkan angin pun akan menerbangkannya. Kalau kau merasa dia kuat lalu mengapa kau terus mengikutinya dan mengorbankan semua kehidupanmu!!! Kau tahu dia sangat lemah, itu kenapa kau begitu protective?? Iya kan??"

"Kita akan menemukan pendonor secepatnya Yosh,," Chris tertunduk lemah.

"Secepatnya kapan?? Dokter bilang harus segera!!" Yoshi masih emosi dan dengan paksa mengambil benda yang selalu ada di pinggang Chris mengarahkan ke kepalanya sendiri.

"Yamada Minato,, Onii-chan. Aku mohon ledakanlah benda ini di kepalaku dan ambilah jantungku untuk adikku.!" Ucap Yoshito dengan mata yang sangat memelas. Chris hanya memejamkan mata dan menarik nafas panjang

Disalah satu sudut terlihat dua orang yang terbelalak melihat kejadian itu. Sam dan Evan hatinya tercabik saat mendengar Yu sedang sekarat dan melihat betapa hancur Yoshi dan Chris. Langkahnya menjadi lunglai.

"Chris aku mohon,, aku tahu kau menyayangi kami berdua. Tapi aku takkan sanggup menahan hancurnya kehilangan dia. Tolong Chris" Yosh masih mengarahkan senjata Chris dikepalanya. Chris yang semakin terisak mengambil benda itu perlahan.

"Aku tidak bisa kehilangan kalian! Kau adalah darahku dan Yu adalah jiwaku. Maafkan aku Yosh!!" Chris menunduk.

"Baru saja dia merasakan bahagia Chris, baru saja dia sering tertawa!! Tegakah kau membuat itu hilang seketika!!! Aku.. aku sudah puas bersenang-senang!! Maka ambil saja hidupku!! " Yosh memukul bahu Chris yang semakin terisak..

.....

Dengan langkah pelan dan penuh airmata Sam mendekati dua orang yang sedang hancur itu.

"Maafkan aku!!" Sam dengan hati-hati

Kedua lelaki itu langsung menatap marah kepada Sam.

"Brengsek Kau!!! Chris langsung mengarahkan senjata yang ada ditangannya ke arah Sam. Sam hanya diam pasrah.

"Jangan tunjukkan wajahmu di depanku brengsek!!" Bentak Chris. Evan segera mengajak temannya itu pergi namun Sam tetap bertahan.

"Aku tidak tahu kalau. Yu.." Sam terhenti

Yoshi yang memiliki emosi sama seperti Chris, dia memegang lengan Chris dan mengarahkan senjatanya ke lantai. Yoshito mendekati Sam, menatap wajahnya.

"Tidak tahu kalau adikku sekarat??Hmm??" Wajah Yosh sedih namun berubah menjadi emosi dengan cepat.

"Buuuk" Pukulan kedua yang dilayangkannya hari ini di pipi Sam.

"Pergi Bajingan!!! Jangan sampai kakakku membuatmu lebih parah!!!!"

Sam yang tubuhnya sudah berada di lantai tidak berekspresi, hanya Evan lah yang dengan sigap mengangkat tubuh temannya itu dan menjauh keluar rumah sakit.

Sakit ini tidak seberapa

Jangan menyerah

Aku mohon

Aku disini

Selalu disini

(ghandistri)