webnovel

Berikan Ruang!!!

Yoshito berlari menembus kepadatan tamu-tamu di pestanya, dia tak peduli setiap orang melihatnya menangis sambil menggendong adiknya.

"Chrisssss!!!" Yoshito berteriak histeris memanggil nama kakaknya, semua orang berpusat padanya termasuk Sam dan Kristin yang berada disana. Sam dan Kristin berlari menuju Yoshito.

"Sayang,," Tubuh Sam lemas seketika melihat orang terkasihnya berada didekapan Yoshito dengan keadaan tak sadarkan diri.

"Chrissss!!!" Yoshito terus memanggil kakaknya dan menerobos keramaian.

Chris keluar dari Villa, kembali lagi ke area pesta mencari sumber suara yang memanggilnya. Dia berlari secepat mungkin menuju adik-adiknya.

"Chris.." Ucap Yoshito lemah menatap sedih kakaknya, Chris hanya berjalan pelan dan membelai adiknya yang rapuh sedang menikmati dekapan Yoshito..

"Biar aku saja!! Kau lanjutkan acaranya" Chris mengarahkan tangannya untuk mengambil alih tubuh Yuire dari dekapan Yoshito.

Yoshito mundur beberapa langkah, menangis dan mengeratkan dekapannya.."Dia adikku Chris.. (Wajah Yoshito sudah dipenuhi airmata) Kau tidak bisa melarangku seperti itu!!"

"Ya, dia adikmu.. (Chris mengerutkan wajahnya, menahan tangis akan rasa takut yang sedang dia rasakan).. Mari kita bawa adikmu, jangan pernah lepaskan dia lagi."

"Pada kenyataannya dia memang adikmu Yosh, selama ini aku menjaga dia ketat agar dia tidak ingat bahwa tak ada darah yang sama mengalir dalam tubuh kami." Batin Chris.

....

Sam masuk terlebih dahulu ke dalam mobil, mengambil posisi di bagian kursi paling belakang.

"Mundurkan kursinya Sam" Perintah Marie. Sam langsung menuruti, diikuti Yoshito yang menggendong adiknya masuk ke mobil. Menidurkan adiknya di kursi yang telah dilentangkan, menahan kepala Yuire dengan lengannya dan menggunakan lengan lainnya untuk memeluk adiknya itu.

Chris langsung menancap gas, mengendarainya dengan mata yang buram. Tidak berkata apapun, jika saja ada yang menyentuhnya sedikit, mungkin tangisnya akan pecah seketika.

.....

"Yosh beri Yuire ruang,, aku akan memeriksanya.." Ucap Marie menyiapkan stetoskop dan membuka beberapa kancing baju Yuire, namun ruangnya terbatas karena Yoshito terus merangkul adiknya itu.

"Yosh, Dokter Marie harus memeriksanya." Sam berucap pelan dengan wajah penuh airmata.

"Diam!!! Dia adikku!!! Kau tahu apa!!.." Bentak Yoshito kepada Sam,, Sam hanya terdiam bibirnya bergetar dia merasakan sekali apa yang dirasakan Yoshito.

"Yosh,, beri Marie ruang!!" Ucap Chris di belakang kemudi.

"Tapi Chris, Badan adikku dingin sekali..." Ucap Yoshito memelas.

"Yu sayang!! Peluk Onii-chan agar kau tak kedinginan!!" Yoshito terisak, beberapa tetes airmatanya ikut membasahi wajah Yuire yang didekapnya.

"Yoshito Minato!!!! Berikan adikku ruang!!" Chris berteriak dengan suara bergetar dan Yoshi melepaskan pelukannya perlahan.

"Buka bajunya!!" Perintah Marie yang langsung memeriksa detak jantung Yuire.

....

Marie memeriksa nadi Yuire, beberapa kali memindahkan stetoskop ke beberapa titik dengan wajah khawatir.

"Detak jantungnya lemah sekali.!!!" Marie menatap dalam ke arah Yoshito yang duduk di dekatnya. Tatapan Yoshito dan Sam terpaku dengan mata berkaca tak mengatakan apapun.

"Tidak.. detak jantung adikku selalu kuat!!" Yoshito melinting lengan bajunya, bersimpuh dengan lututnya dan menekan-nekan dada Yuire, beberapa kali Yoshi melakukan resusitasi jantung dengan air mata yang mengalir.

"Marie!!!Bangunkan Yuire!!! Bukankah kau seorang dokter!!!" (Teriak Chris kepada Marie),,

Marie tidak marah dengan kata-kata Chris, dia paham hancurnya perasaan Chris saat ini, sampai dia melupakan bahwa dia adalah seorang dokter bukan Tuhan.

"Yu, kau tidak pernah menyerah selama ini, sekarang tolong berjuang sekali lagi saja. Onii-chan mohon!!" Ratap Chris.

Sam yang duduk di belakang hanya terpaku menatap Yoshito yang terus menerus menekan dada Yuire. Dia ingin melakukan apapun yang dia bisa untuk menolong kekasihnya, tapi dua orang di depannya adalah orang yang menyayangi Yuire melebihi dirinya.

"Sayang, maafkan aku yang sudah menyuruhmu pergi ke tempat tersembunyi, kalau saja aku sedikit peka mungkin aku tidak akan membiarkanmu pergi sendiri. Aku merasa bahwa akulah yang paling mengerti dirimu, tapi ternyata aku tidak tahu apa-apa tentang dirimu." Dalam hati Sam.

Aku terlalu percaya diri

Merasa cintaku paling besar

Tapi sekarang aku sadari

Ketidaktahuanku lah yang lebih besar

(ghandistri)