"Kau sudah siap??" Tanya Chris dan Yoshito pada adiknya di dalam mobil.
"Ya.. Aku tidak sabar." Ucap Yu sangat semangat. Kakaknya yang duduk di jok depan hanya saling memandang dan tersenyum.
"Tapi kau tidak apa-apa kami tinggal? Kami ada pekerjaan dan akan menjemputmu setelah selesai." Tanya Chris
"Aku senang kalian tidak ada, jadi kalian tidak akan menggangguku."
"Sedih sekali rasanya mendengar ucapan adikku ini, hatiku hancur sekali" Yoshito yang sedang mengemudi pura-pura kecewa.
"Kau berlebihan!!!" Yu memukul bahu Yosh sambil tertawa.
"Tapi..." Chris menginterupsi obrolan mereka.
"Kau takut aku bertemu dengannya??" Tanya Yu yang paham akan jalan pikiran kakaknya.
"Bukan takut.. hanya saja..." Ucapan Chris tertahan
Yu mencondongkan tubuhnya dan berada diantara dua tempat duduk kakaknya. Memandang kakaknya secara bergantian.
"Sekarang, beri aku alasan kenapa kalian menjauhkanku darinya!!" Yu memandang lagi kakaknya bergantian "Apa dia yang membuatku sakit?? Aku memang sudah begini dari dulu kan?? Kenapa kalian menyalahkan dia??" Kakak Yu hanya diam tidak menjawab pertanyaan adiknya itu.
"Kalian membencinya??" Tanya Yuire lagi
"Kami.. aku tidak membencinya. Hanya terlalu menyayangimu." Jawab Chris memandang wajah Yuire.
Wajah Yuire berubah menjadi senyum jahil.."Hmmmmm. Aku tahu, kalian takut kasih sayangku terbagi kaan???" Chris dan Yoshito saling memandang dan tersenyum jahil juga
"Kau terlalu percaya diri ya? Hmmmm!!!! Hmmmm! Rasakan ini" Chris tiba-tiba mengapit kepala Yu di ketiaknya. Dan salah satu tangan Yoshito memukul kepala Yu pelan.
"Aduuuuh Onii-chan!!! Telingaku terjepit....Lepaskan!!"
"Tidak, ucapkan dulu kau sangat menyayangi kami!!!" Chris semakin mengencangkan apitan tangannya.
"Addduuhh.!! Aku menyayangi kalian!!!!"
"Jangan pakai "aduh"!!! Lebih menyentuh lagi!!"
"Aku sangat menyayangi Chris dan Yoshito. Onii-chan ku yang paling seram, galak dan jahil sedunia!! Onii-chan ku yang tidak mau aku dimiliki orang lain karena mereka iri. Hahahah"
"Tidak begituuuu!!!! Ulangi lagi!!!!"
.......
"Hei Sam ayo kita makan siang!!" Ajak Evan saat sudah waktunya makan siang.
"Sam akan makan siang denganku!" Ucap Hua Lu merangkul tangan Sam.
"Aku akan makan siang di tempat Yu," Ucap Sam dingin memandang wajah Hua Lu.
"Kau masih..." Wajah Hua Lu berubah sedikit emosi
"Aku tidak melanggar apapun Nona Lu, aku hanya makan siang." Sam melepaskan tangan Hua Lu dan meninggalkannya.
"Aku ikuut Sam!!!" Evan berlari menuju sahabatnya itu.
.....
"Kau mau pesan apa?" Tanya Sam pada Evan yang sudah duduk disampingnya.
"Aku mau yang pedas-pedas saja.! Kau mau apa??" Tanya Evan
"Apa saja, semua makanan disini terasa sama sekarang." Ucap Sam dan memberikan buku menu ke pelayan yang telah mencatat pesanan mereka. "Bagaimana dengan ebi furai??" Sam hanya mengangguk. Pelayan pun pergi untuk menyiapkan makanan mereka.
"Sudah mendapat kabar dari Yuire?"
"Belum, dia seperti ditelan bumi. Aku berusaha berpikir bahwa dia baik-baik saja, meskipun kadang tiba-tiba terbersit pikiran bagaimana jika terjadi sesuatu dengannya, itu kenapa dia hilang.. karena dia sudah..." Sam tidak berani meneruskan kata-katanya.
"Jangan memikirkan hal yang buruk!!" Evan berusaha menenangkan sahabatnya dan mengusap-usap punggungnya.
"Silahkan!!" Sang pelayan menghidangkan beberapa makanan. Evan yang sudah lapar dari tadi langsung melahap makanannya.
Namun Sam menarik piring ebi furainya dengan malas dan mengunyahnya seperti tidak ada nafsu makan. Tak lama sang pelayan pun menghidangkan satu makanan lagi.
"Kau harus makan yang banyak Sam.." Ucap Evan
"Sebentar, siapa yang memesan ini??" Tanya Sam kepada pelayan saat melihat pelayan menyiapkan satu makanan lagi.
"Tadi saya sampaikan ke koki bahwa anda mau makan apa saja. Dan koki menyiapkan ini. Apa makanannya mau dibatalkan?? Bisa saya ambil kembali." Sang pelayan berniat mengambil makanan terakhir yang dihidangkan tapi Sam menahannya.
"Tidak usah. Aku akan memakannya" Sam mengambil satu bagian dan memakannya, dia terdiam sejenak lalu beranjak ke toilet dengan terburu-buru.
"Sam mau kemana??" Tanya Evan. Sam tidak menjawab hanya berjalan terburu-buru tanpa memperhatikan meja yang akan ditabraknya.
...
Perlahan Sam melewati dapur menuju ke toilet. Berharap lidahnya tidak salah, sushi tanpa wasabi yang tadi dia rasakan itu seperti masakan Yu.
Yu tahu betul bahwa Sam menyukai rumput laut, dan sushi tadi dilapisi banyak rumput laut seperti sushi yang biasa dibuatkan Yu untuknya. Tapi di dapur tidak ada orang yang dia harapkan, hanya ada koki pengganti yang sedang memasak.
"Kamar istirahat, mungkin dia disana." Pikir Sam. Pintu kamar istirahat tertutup, Sam membukanya perlahan takut kalau Yu ada di dalam dan sedang tertidur. Namun kosong, tak ada seorang pun disana. Akhirnya Sam hanya berjalan lunglai menuju toilet.
Di dalam toilet yang bewarna monokrom, tiga buah bilik dan tiga buah wastafel serta cermin yang besar didepan wastafel. Seorang Sam mengutuk dirinya sendiri, kecewa akan kepercayaan dirinya bahwa Yu akan kembali dan memasakan makanan untuknya.
"Kau bodoh Sam!!! Bagaimana kau bisa mengira itu masakan Yu!!! Semua orang bisa memasaknya!!" Sam memukul-mukulkan tangannya ke sisi wastafel, berteriak cukup keras tidak peduli jika ada orang yang akan mendengarnya.
"Kau itu siapa?? Orang sepertimu hanya akan membuatnya menderita!!!" Sam berbicara pada pantulan dirinya di cermin.
Sam membasuh mukanya dengan kasar. Menutup wajahnya dengan kedua tangannya "Aaarrrrrrgggghhhhhh. Yuire Minato.. Kenapa kau membuatku tersiksa!!!! Aku merasa takut sekaligus rindu padamu."
Sam tertunduk di atas wastafel, menggunakan kedua tangannya untuk bertumpu dan membiarkan wajahnya basah bercucuran air.
"Yuire, sebulan rasanya sesak sekali tidak bertemu denganmu. Bahkan aku seperti orang gila yang berusaha memeluk angin berharap ada sisa baumu disana!" Hati Sam begitu sakit rasanya sampai dia tidak menyadari ada sesosok lengan yang mengeringkan wajah basahnya.
"Bau ini??" Gumam Sam dalam hati, matanya langsung terbuka dan mencari tahu siapa pemilik lengan itu.
Sang pemilik lengan hanya tersenyum "Jangan membiarkan wajahmu basah. Nanti kau jerawatan!!"
Mendengar kata itu dan mendengar suara itu lagi air mata Sam tak terbendung. Bahu kokohnya sudah tak sanggup menahan isakan.
Orang yang dia sangat rindukan kini ada dihadapannya. Dia mendekatkan tubuhnya perlahan, lengannya meraba wajah Yuire seakan ingin mengingat kembali setiap sudutnya dan terhenti di leher Yu. "Kau baik-baik saja?" Ucap Sam tak percaya akan melihat orang yang sudah mulai dicintainya itu.
"Apa kau menangis karena merindukanku??" Tanya Yu tersenyum lebar.
"Cup" Sam hanya menjawabnya dengan sebuah kecupan diiringi tangis yang masih berjalan. Cukup lama Sam membiarkan bibir mereka saling menyentuh sampai Sam terhenti ketika tangannya meraba dada Yu yang berdetak sangat kencang.
"Debarannya kencang sekali, apa ini tidak membahayakan?" Tanya Sam masih memegang dada Yu dan menatap orang terkasihnya itu.
"Sangat membahayakan Sam. Dengan satu ciuman lagi, sepertinya aku akan jatuh cinta padamu." Yu tertawa kecil
Sam pun tersenyum, menarik kepala wanita di depannya, melahap bibirnya yang sangat lembut, membiarkan rasa rindunya, rasa takutnya dan rasa cintanya bersatu dalam saliva yang bertukar.
"Pejamkan matamu, rasakan seberapa besar rinduku!!" Ucap Sam dan menikmati lagi setiap gejolak ketika bibir mereka saling menghisap.
"Manis sekali rasanya, ciuman termanis yang aku rasakan. Apa aku harus rindu berat dulu agar setiap ciumanmu terasa manis??"
Jangan takut
Jatuh cintalah padaku
Aku tidak akan main-main dengan orang yang mencintaiku
(ghandistri)