webnovel

Apa Kau Baik-baik Saja??

Di salah satu ruang rawat rumah sakit, Yuire terbaring dengan selang infus dan alat pendeteksi detak jantung terlekat di tangannya.

Yoshito masuk menghampiri adiknya, menatap nanar pada tubuh mungil yang sedang terbaring itu.

Tubuh Yoshito yang tinggi besar memang berbanding terbalik dengan tubuh adiknya itu. Otot yang ketat terlihat menonjol dibalik kemeja putih yang dipakainya. Bertolak belakang sekali dengan daging minim milik Yuire,  bahkan semua bajunya pun terlihat kebesaran semua. Jika Yoshito memeluknya, dia merasa akan mampu meremukkannya dalam satu dekapan.

"Hmmm. Kakak macam apa aku ini. Kau begitu tersiksa menjalani hidupmu selama ini dan aku hanya menikmati hidupku di Taiwan bersama ayah." Bisik Yoshito menarik nafas berat dan duduk di kursi sebelah ranjang.

"Kenapa kau begitu keras pada dirimu sendiri? Kenapa kau harus seperti ayah kita?? Wajah kalian pun tak ada bedanya" Yoshito tersenyum miris dan mengusap punggung tangan Yuire dengan ibu jarinya. Terbayang kembali wajah ayahnya yang selalu serius, jarang sekali tertawa. Tawa itu hilang seiring berjalannya waktu, tepatnya dimulai ketika perpisahan itu terjadi.

Atas keegoisannyalah, mereka harus terpisah. Yoshito bersikeras ingin berkarir di Taiwan, negara asal ibunya. Ayahnya hanyalah seorang ayah yang sangat menyayangi putranya dan tidak ingin membiarkan dia sendiri di tempat asing, meskipun ayahnya harus meninggalkan negara kelahirannya, istrinya dan Yuire yang masih darah dagingnya.

" Aku terlalu jahat padamu Yu. Membiarkanmu tumbuh tanpa ayah kita. Membiarkanmu terus bekerja keras sampai ditubuhmu hanya melekat sedikit lemak." Yoshito mulai meneteskan air mata, membenamkan wajahnya di lengan Yu dan tersedu.

" Kau tahu Yu? Aku selalu merindukan ayah kita. Dan setiap melihatmu aku semakin merindukannya."

Tiba-tiba seseorang mengusap lembut rambut Yoshito. Yoshito mengangkat kepalanya, terlihat adiknya itu sudah membuka mata dan tersenyum.

" Apakah kau baik-baik saja Onii-chan?" Tanya Yu lemah dan berusaha menghapus air mata Yoshito

" Hei!! Kau sadar siapa yang terbaring disini hm? Dan kau menanyakan apa aku baik - baik saja??" Yoshito tersenyum sebentar dan matanya berubah menjadi mode serius.

" Apakah ini alasanmu mengumpulkan uang itu??" Tatapan Yoshito tajam sekali. Jarak wajahnya yang hanya 10cm darinya membuat terlihat jelas bahwa kakaknya sedang marah. Hampir bertahun-tahun dia tidak pernah melihat wajah marah itu. Terakhir melihat ketika Yoshito bertengkar dengan ayahnya di depannya.

Yuire hanya berani mengangguk dan menelan ludah.

"Yu, kau tidak perlu berjuang sendiri lagi seperti dulu, ada aku. Onii-chanmu yang siap mengorbankan apapun untukmu. Tolong, beri aku kesempatan untuk menebus semua dosaku." Pinta Yoshito mengelus pipi lembut milik adiknya.

"Onii-chan, kau sudah menerimaku setelah sekian lama saja kau sudah berterima kasih, aku sudah merepotkanmu banyak sekali, aku ingin hanya untuk ini bisa menanganinya sendiri." Ucap Yu dengan suara yang masih lemah.

"Adikku, sayangku. Kau memang benar-benar seperti ayah. Tapi tolong jangan terlalu sama persis sepertinya. Tidak semua hal dapat kau hadapi sendiri sayang. Mintalah bantuan ku, itu bukan sebuah dosa besar."

"Iya Onii-chan kau cukup berada di belakangku saja, ingatkan aku jika aku salah melangkah atau tangkap aku jika aku akan terjatuh. Itu saja cukup."

 

 

"Aku baik-baik saja

Sungguh aku baik-baik saja

Cukup dengan memelukku

Itu sangat membantu"

Ghandistri