Beberapa kali suara handphone tanda panggilan masuk berbunyi, namun dua sejoli yang masih terlelap di dalam pelukan satu sama lain tidak terlihat berniat mengangkatnya. Hampir tujuh kali handphone itu berbunyi, sampai salah satunya mulai terganggu dan membuka matanya.
"Sayang,, handphonemu berbunyi." Ucap Sam dengan suara serak kepada kekasihnya yang masih terlelap.
"Hmm." Yu yang menenggelamkan kepalanya di dada Sam dan diantara lingkaran tangan Sam masih terhanyut dengan tidurnya.
"Aku lihat dulu, sebentar sayang.." Sam memindahkan tangan Yu dari pinggangnya dan meraih handphone Yu. Terlihat nama "Onii-chan Yoshito" di layar handphone
"Sayang,, ini dari Yoshito" Sam mengusap pipi Yu untuk membangunkannya.
"Angkat saja!!" Perintah Yuire dengan suara malas
"Sayang?? Kau bercanda?? Mau wajah kekasihmu yang tampan ini menjadi lebam??" Sam memberikan handphone ke tangan kekasihnya
Sam berusaha membuka matanya sendiri dengan tubuh yang tetap masih terbaring berbantalkan tangannya.
"Hmm." Yu bangun dengan terpaksa, duduk sejenak namun tak tahan dengan rasa kantuknya, akhirnya dia meletakan kepalanya di dada Sam sambil menerima telepon.
"Ya,, Onii-chan" Sapanya pada Yoshito yang berada di seberang telepon dengan mata terpejam. Sam yang melihat tingkah kekasihnya hanya tersenyum dan memainkan hidung lancip milik Yuire.
"Iyaaaa... Iyaaaa.. Ok... Nanti aku tanyakan Sam.. iyaaaa. Bye Onii-chan.." Yuire hanya menjawab singkat-singkat, lalu memejamkan matanya kembali diatas dada Sam.
"Heeii.. heiii!! Jangan tidur lagi!! Apa kata kakakmu??" Sam mengguncangkan tubuh Yuire dengan pelan.
"Aku harus ke rumah sakit" Ucap Yuire setengah sadar.
"Hah?? Kau kesakitan?? Apa ini salahku?? Apa karena semalam?? Sayang??" Sam berusaha mengangkat tubuhnya yang ditindih Yuire.
"Tidak,, aku hanya sangat mengantuk.." Ucap Yuire menggeliat dan memeluk Sam dengan erat lalu melingkarkan kakinya di tubuh Sam seperti koala "Kita tidur lagi saja!!"
"Sayaaaang??"
"Itu hanya check-up biasa Sam, entah kenapa jadwal check-upnya semakin sering, malas sekali" Ucap Yu manja.
"Karena kata Chris kondisimu menurun sayang." Yu langsung membuka matanya, menatap lembut mata Sam.
"Kau takut aku mati ya??" Tanya Yu tersenyum, namun tidak ada senyum sama sekali di bibir Sam.
"Jangan membahas kematian denganku, aku benci mendengarnya!!" Wajah Sam berubah serius.
"Kau membenciku??"
"Tidak, aku membenci diriku sendiri karena tidak bisa meringankan rasa sakitmu." Sam tersenyum.
"Sayaang kau membuatku terbang.. hahaha" Yu dengan manja dan memukul dada Sam
"Sini peluklah aku. Agar kita terbang bersama hmmm" Sam memeluk kekasihnya dengan erat menikmati empuknya tubuh Yuire.
........
"Kemana Chris dan Yoshi,, biasanya kau diantar mereka??" Tanya Dokter Marie kepada Yuire
"Mereka ada pekerjaan Dok, dan ini kenalkan Sam."
Sam dan Dokter Marie pun bersalaman "Kau hebat Sam, mustahil rasanya kakak-kakak Yuire bisa mempercayai seseorang untuk bersama adiknya." Sam dan Yuire tersenyum dan saling bertatapan.
"Seistimewa itukah kekasihmu ini Yu, sampai kau melupakan kondisimu dan memilih bercinta dengannya?"
Deg, kedua sejoli itu tersentak kaget "Bagaimana dokter tahu??" Tanya Yuire terbata
"Lihatlah tanda cinta itu (Dokter Marie menunjuk leher Yuire), aku ingin tahu apa yang akan dilakukan kakak-kakakmu jika mengetahuinya." Dokter Marie menggoda
"Dok.. jangan diberitahu. Aku mohon!!" Yuire memelas
"Dengan satu syarat. Kau, kalian berdua tolong jangan sering-sering ya. Meski tidak ada riwayat kalau bercinta dapat menimbulkan serangan. Tapi berhati-hati tidak rugi kan??"
"Dan Sam??" Ucap Dokter Marie kepada Sam
"Selain Chris dan Yoshi, dia sangat membutuhkanmu. Jangan jauh-jauh darinya."
........
"Aku diantar ke restoran saja Sam, nanti Yoshi akan menjemputku" Pinta Yuire kepada kekasihnya yang menatap serius keluar jendela mobil.
"Sam??Hei!!" Yu mengguncang tubuh Sam
Sam tetap menatap keluar, membuka seat beltnya dan membuka pintu mobil "Sebentar sayang, kau tunggu disini!!" Yuire hanya mengangguk, memperhatikan lelakinya itu berjalan tergesa menuju sebuah mobil berwarna merah.
"Tok... tok..." Sam mengetuk keras jendela mobil yang dia hafal betul nomor polisinya itu. Tak lama jendela depan terbuka dan terlihatlah senyum dari seorang perempuan yang sangat dikenalnya.
"Hai sayang, akhirnya kau melihatku disini!!"
"Mau apa kau kesini!!" Tanya Sam kecut
"Ingin mengetahui keadaan temanku, bukankah kekasihmu sudah memberitahumu bahwa kami berteman?" Hua Lu kembali tersenyum licik.
"Masuklah!! Sebelum kekasihmu mati karena terbakar cemburu melihat kekasihnya bertemu denganku." Perintah Hua Lu.
Tunggulah sebentar disana
Tahanlah meski kau kesal
Tak usah khawatir
Aku tahu jalan pulang
(ghandistri)