Tendangan kuat kuda sontak membuat pria itu terpental. Tulang rusuknya seakan remuk, dan dengan seketika itu juga, Killi melemparkan tombaknya sampai menancap pada dada pemilik kuda. Pria itu mati seketika. Tertembus tajamnya es dan tertambat pada pilar kayu kandang. Kematian cepat membuat Killi dengan mudah menikmati saat-saat melahap jiwanya.
"Kau sungguh wanita yang kejam, Killi." Sebuah suara mengagetkan Killi. Wanita itu terperanjat dan langsung menoleh untuk melihat siapa yang memergoki aksinya.
"Altair?!" Killi menelan ludahnya, kenapa dari sekian banyak manusia malah Altair yang muncul, ia tak mungkin membunuh Altair untuk menutup mulutnya. Itu sama saja akan menyakiti hati Aldebaran.
Altair mendekat, ia mengelus wajah Killi dengan kukunya yang tajam. "Wajah cantik ini ternyata berisikan jiwa yang begitu kejam."
"Apa yang kau inginkan? Apa kau mau membunuhku?" Killi mundur ke belakang menolak elusan Altair, tubuhnya mentok pada tiang atap kandang.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com