webnovel

Twilight Orb(Bahasa Indonesia)

Aku Berlyn, Aku adalah generasi terakhir dari bangsa AQUATIS. Pelarian sebenarnya bukanlah pilihan Ku. Tapi pemimpin AQUATIS menyuruhku untuk pergi dari peperangan ini dan mempelajari kejadian yang pernah kualami, pemimpin AQUATIS mengatakan bahwa aku punya kemampuan yang berbeda dari bangsa AQUATIS lainnya. Ya, di saat yang tepat, Aku akan kembali merebut tanah kelahiranku.

An_Rye · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
4 Chs

first Adventure

Aku berenang lebih pelan, karena suasana mulai sepi dan sepertinya Zhaks sudah tidak mengejar Ku lagi. Baguslah, Aku berharap Dia mati di sarang ubur-ubur itu. Aku berniat kembali ke istana, mungkin keadaan di istana juga sudah damai. Sesekali Aku menyapa beberapa bangsa Elf yang juga bernaung dibawah kerajaan AQUATIS, yang Aku tahu mereka juga baru saja keluar dari persembunyian nya. Sangat sulit hidup seperti ini, hidup dengan persembunyian dan kekejaman bangsa DARAGON.

Menurut cerita dari nenek moyang kami, bangsa DARAGON adalah musuh bebuyutan bangsa AQUATIS. Dulunya bangsa kami di sebut sebagai bangsa Elf karena memang itulah sebenarnya jati diri kami. Tapi, saat peperangan pertama dimulai pemimpin kerajaan AQUATIS tiba-tiba kehilangan jati dirinya. Entah berpura-pura atau semacamnya, tapi sampai sekarang tidak ada yang tahu penyebabnya. Dia merasa Dia bukanlah bangsa Elf dan hingga sampai sekarang kami menyembunyikan identitas kami sebagai bangsa Elf. Karena selain bangsa DARAGON yang mengejar-ngejar kami ada bangsa lain yang juga mencari bangsa Elf karena dianggap berbahaya. Sebenarnya kami tidak berbahaya untuk dunia, kami adalah bangsa pelindung yang melindungi orang lain.

Dulunya bangsa kami damai dan tidak pernah ada peperangan, tapi hanya karena ramalan. Ramalan menyebutkan bahwa ada generasi bangsa Elf AQUATIS yang lahir ke dunia dengan kekuatan besar dan mampu menguasai dunia. Sejak itu Bangsa DARAGON siap membunuh setiap anak yang lahir, Dan Aku adalah satu-satunya anak yang berhasil di selamatkan dan masih di buru bangsa DARAGON.

🌊🌀🌊

Sesampai di istana Aku heran dan terkejut melihat pemandangan tak nyaman, ada banyak sekali mayat bergelimpangan di tanah dan Aku melihat ratu akuatis Ibu ku juga tewas Aku memandang sekeliling istana kerajaan sudah sepi. Karena penasaran Aku berenang pelan menuju pintu istana dan membukanya.

Ah tidak! Seisi istana dipenuhi oleh bangsa DARAGON, sekarang hanya tersisa Aku yang hidup?! Apa yang harus kulakukan? Bagaimana bisa Ibuku ratu AQUATIS kalah?

"uhuk.., uhuk..."

Seseorang terbatuk, Aku menoleh kebelakang dan mendapati Ibuku yang terkulai lemas. Ternyata Ibu masih hidup?

"Ibu! Apa Ibu baik-baik saja?!" Ucapku cemas sambil menghampiri nya.

"Berlyn, tidak lama lagi Ibu akan pergi" Ucap Ibu pelan.

"Tidak jangan katakan! jangan Bu!" Ucapku semakin cemas. Aku melihat sekeliling, Ah sudah tidak ada siapapun yang bisa membantu Ku.

"Berlyn, Rebut kembali istana kita. Buatlah kemerdekaan untuk bangsa Elf AQUATIS. Uhuk!" Ucap Ibu lirih dan sesekali terbatuk.

"Ibu!" Ucapku lirih.

"Buatlah kerajaan yang bercorak kedamaian, Musnahkan uhuk!" Aku memegangi tangannya yang semakin lama semakin melemah.

"Musnahkan mereka, Kau satu-satunya penerus bangsa Elf AQUATIS. Lindungilah bangsa Elf yang lain" Napas Ibu mulai tersengal.

"Ibu, bagaimana caranya? bagaimana caraku mengalahkan mereka? sihir apa yang ku miliki?" Tanyaku beruntun, tangis Ku pecah.

"Pedang Mu dan hati Mu" Jawab Ibu sambil memegangi dada ku. Ibu menutup matanya, tangannya sudah lemas dan jantungnya berhenti berdetak.

"Ibu? Ibu!" Aku nyaris berteriak memanggil Ibuku. Aku tertunduk lemas, dan menahan isak tangis.

🌊🌀🌊

Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya kasar, mencoba menerima keadaan. Dan Aku berjanji akan mengambil kembali kerajaan AQUATIS dan membebaskan bangsa Elf dari jajahan bangsa DARAGON. Suasana bawah laut mulai sepi, cahaya kekuningan matahari tenggelam memberi kilau di antara sisi-sisi lautan. Ombak-ombak di atas permukaan sana mulai beriak, terombang-ambing oleh angin sore. Sebentar lagi akan malam, Dan Aku siap dengan petualangan baru, perjalanan dan jalan hidupku yang baru.

Suasana lautan mulai gelap beberapa lampu jalanan mulai menyala, lampu tersebut sebenarnya bukanlah lampu pada umumnya. Melainkan roh-roh para bangsa Elf AQUATIS terdahulu yang sudah meninggal, yang di utus para dewa lautan untuk menjadi pelindung saat di malam hari atau saat gelap. Karena bangsa Elf AQUATIS biasa tidak punya kekuatan cahaya, kecuali mereka yang memang merupakan keturunan pejuang pilihan pemimpin AQUATIS dan dewa lautan.

Aku menatap sekeliling, benar-benar sepi dan Aku bingung harus kemana. Aku tidak tahu arah, Aku tidak punya rumah untuk berpulang. Kecuali markas batu, tapi rasanya tidak mungkin Aku kembali, Baiklah Aku coba saja menelusuri jalan ini. Mungkin ada penduduk atau permukiman kecil yang terisolasi dari kerajaan.

Aku berenang menyusuri jalanan, cukup jauh sudah Aku berimigrasi tapi tak kunjung menemukan permukiman atau semacamnya. Aku memilih duduk bersandar di sebuah batu besar yang berwarna putih bersih, Ah Aku tidak yakin itu sebuah batu. Aku kembali memeriksa benda bulat yang masih terselip di sarung pedang ku, Aku masih tidak tahu tentang benda bulat ini. Meresahkan.

Sreeeekkk...

Aku mendengar sebuah suara, yah tapi suara apa itu? Aku menaruh kembali dua benda bulat ini ke dalam sarung pedang, Dan melipat ekor ku. Katakan saja berlutut. Jantung Ku berdetak kencang. Aku lupa sesuatu, Kami adalah Bangsa Elf AQUATIS yang artinya manusia setengah ikan, jadi kami tetap memiliki jantung. Karena kami masih setengah manusia, bukan ikan sungguhan.

Suara itu semakin nyaring hingga membuat tubuhku bergetar, Aku sangat takut. Aku takut ada bangsa DARAGON yang berkeliaran. Baiklah, Aku tidak boleh membuat suara apapun jika ingin tetap hidup.

"Hei kau! menyingkir dari pintu rumah ku!" Teriak seorang dari dalam batu tempatku bersandar. Dan nyaris membuatku melonjak karena terkejut.

"Ah iya baiklah" Jawab Ku gugup sambil berdiri.

kreaaaak....., pintu terbuka dan berdiri seorang Pria. Harus Ku akui Dia sangat tampan, rambutnya berponi, ekornya berwarna biru ke hijauan. Dari penampilan nya tentu saja Dia orang biasa.

"Kenapa malam-malam begini di luar?" Tanya pria itu ketus.

"Em, maafkan Aku karena menggangu waktu istirahat Mu, Aku kira tempat ini tidak ada penghuninya" Jawabku menjelaskan.

"Apa Kau seorang Putri?" Tanyanya penasaran

"A-apa? Ah tidak!" Jawab Ku gugup.

"Kenapa kau gugup? Ayo masuk di luar dingin" lanjutnya sambil membuka pintu lebar-lebar dan masuk lebih dulu kedalam rumah batu. Aku mengikutinya dari belakang. Aku memandang sekeliling, rumah itu sederhana. Dindingnya di polesi warna biru langit dan di hiasi beberapa senjata, yang sangat mirip dengan punyaku dan di sisi lain ada senjata untuk berburu .

"Maaf rumah ku tidak seindah istana Mu" Ucapnya

"Ah tidak masalah" Jawabku gugup.

"Tidurlah, Perkenalkan dirimu besok pagi" Ucapnya singkat. Sambil berbaring ke sebuah kursi panjang.

"Tidurlah di kamar ku" Lanjutnya.

"Terima kasih" Jawab Ku kehabisan kata-kata.

Aku berenang pelan menuju kamarnya, tapi Aku tidak tahu dimana kamarnya.

"Dimana kamar Mu?" Tanya pelan.

"Di sebelah kiri Mu" Jawabnya singkat, dan kembali memejamkan matanya.

Aku hanya mengangguk dan berenang pelan ke sebalah kiri, tidak terlalu jauh dari ruang utama. Aku akhirnya menemukan pintu kamarnya, dan membukanya pelan. Mengejutkan! Kamarnya sangat rapi dan bersih, pasti pemiliknya sangat rajin berbeda sekali denganku. Jujur saja Aku pemalas.

Aku menatap sekeliling kamar ini, beberapa buku tersusun rapi di rak-nya. Di sebelahnya ada meja belajar dan terletak sebuah lampu buatan yang di bungkus dengan es.

"Hoahh" Aku menguap. Tanpa pikir panjang lagi Aku berbaring di atas kasur empuk ini dan memejamkan mata.