webnovel

Tunangan ke-13

Aku Sona, perempuan sombong yang terlahir cantik dan kaya, aku sangat senang, semua lelaki memujaku, semua bertekuk lutut padaku. Sampai akhirnya aku di tunangkan dengan berbagai laki-laki yang sama sekali tidak diinginkan akal sehatku, semuanya bersikap seperti ramah padaku, padahal mereka hanya memuja kecantikanku, sampai aku menemukan seseorang yang muachh sangat perfect di mata dan hatiku. Dia lah dambaanku, pesonanya beeeuh, ngga kuat. Darling im coming ;) Hai para pembaca, makasi yah udah baca cerita aku, jika kalian menyukai cerita aku silahkan berikan like dan komen kalian yah, kalian juga bisa memberikan kritikan dan saran yaa, terima kasih

amerauli · Teenager
Zu wenig Bewertungen
10 Chs

La Parte 8, Pacar untuk Mo

Di pagi yang cerah ini Sona terbangun dari tidur lelapnya, dengan matanya yang masih dalam keadaan sipit ia membuka ponselnya, disana terdapat pesan dari Mo bahwa dia dan Farel sudah berpacaran, Sona pun tersenyum dengan kebahagiaan yang diperoleh temannya itu, tapi Sona cukup berpikir kenapa bisa secepat itu melelehkan laki-laki itu, itu tidak sesuai ekspektasi Sona bagaimana mungkin hanya butuh waktu sehari, apakah Mo sudah terlalu ahli dalam hal percintaan? ataukah si laki-laki ini adalah playboy

Sona mengajak teman-temannya berkumpul jam 10 pagi di markas mereka yaitu di rooftop rumah Dila, tepat pukul 10 mereka pun sudah berada di rooftop rumah Dila, Sona pun memulai obrolan

"Mo, yakin udah pacaran?" tanya Sona

"Iya" jawab Mo

"Mo, sehari doang? lo yang ahli atau dia playboy?" tanya Sona lagi

"Gue mikir dia yang playboy" ucap Lara

"Gue juga mikir gitu" sahut Dila

"Iya, kalian bener, dia emang playboy, itu lah alasan gue suka dia" jawab Mo santai

"Ha?? lo baik-baik aja kan Mo?" tanya Sona

"Udah-udah biarin itu jadi urusan gue aja" balas Mo

Mereka pun menganggukkan kepala tanda setuju dengan ucapan Mo, setelah mereka mendapat kata sepakat, mereka pun pergi ke mall untuk jalan-jalan dan berbelanja sebagai penyemangat hati, 3 jam mereka habiskan di mall kemudian mereka berlanjut ke cafe hits yang ada disana, mereka memesan makanan dan minuman lalu mengistirahatkan kaki mereka yang sejak tadi berkeliling mall, lagi-lagi Sona masih tidak tenang membiarkan Mo dengan Farel berpacaran begitu saja

"Mo, apa perlu gue cek dulu biodata dia dan seberapa banyak korban yang sudah dia dapat? atau perlukah gue lacak sekarang juga? gue belum lega dengar jawaban lo Mo" tawar Sona

"Sona, bantuan dari kalian semua cukup sampai disini, selebihnya gue bisa kok, percaya sama gue, kalo emang gue butuh bantuan gue bakal bilang ke kalian semua" jawab Mo tenang

Kali ini Sona mencukupkan tawaran atau saran yang ia berikan pada Mo, beberapa saat kemudian makanan mereka pun tiba, bersamaan dengan itu Queen melihat Farel sedang berjalan bersama wanita lainnya sepertinya menuju ke cafe ini tapi ke bagian dalam, Queen pun memberi tahu pada teman-temannya yang lain, setelah menyusun rencana Queen bertugas mendengar percakapan Farel dan perempuan yang dibawanya itu, kebetulan Queen menggunakan topi jadi dia bisa sedikit menutupi wajahnya dengan topi, sudah berlalu 10 menit tapi tidak ada pembicaraan dari kedua orang itu, tapi Queen tak berhenti disana dia terus menunggu hingga mereka memulai pembicaraan

"Sayang, aku kangen banget sama kamu, udah berapa hari kita ngga ketemu" ujar Farel pada gadis itu

"Aku juga sayang, kita sama-sama sibuk sih jadinya yah gini, jarang ketemu" balas gadis itu

"Sekalian aku juga kangen masukin kamu, udah lama engga lho sayang"

"Ih kamu, nanti yah di apartemen aku abis kita makan yah, biar ada tenaga buat menggoyang ranjang"

Queen menutup mulutnya, ia sedikit ternganga dengan obrolan itu, setelah itu Queen berjalan keluar cafe dan kembali ke tempat teman-temannya, ia menceritakan apa yang ia dengar tadi, semua teman-temannya terkejut kecuali Mo, Mo sangat santai mendengar kabar itu tanpa ekspresi apa pun, semua teman-teman Mo merasa bingung

"Mo, jelaskan sebenarnya ada apa?" tanya Sona

"Yah, karena kalian udah tau duluan, jadi gue kasih tau aja ya" ujar Mo, semua mengangguk dan mulai mendengarkan dengan serius

"Seperti yang di denger Queen, Farel memang bejat dan alasan gue mau ajak dia pacaran bukan karena alasan suka tapi karena mau balas dendam, dulu gue punya sahabat kecil namanya Helen, kami sahabat hingga kelas 2 SMP, persahabatan terhenti karena si bejat menghasut Helen untuk ngga berteman sama gue lagi, dan yah Helen terhasut lalu kami berjarak sangat jauh, setelah beberapa minggu gue ngga deket sama dia, eh tau nya ada berita dari mulut ke mulut kalau Helen tidur sama si bejat dan sahabat gue ini jadi malu untuk kemana-mana dan berita terakhir yang gue denger, dia tinggal di rumah sakit jiwa" cerita Mo panjang lebar

"Cara balas dendamnya?" tanya Sona

"Easy, cukup buat para korbannya mengaku, dan bukti beberapa video adegan hot mereka" balas Mo

"Butuh waktu berapa lama?" tanya Dila

"1 bulan, boleh ngga?" tanya Mo

"Cepet amat, berapa bukti yang bisa lo dapat?" tanya Lara

"3 maybe" balas Mo

"2 bulan deh, kita pake cara santai aja tapi banyak bukti, gimana?" Usul Vio

"Ok, 2 bulan tapi gue handle sendiri, kalian ngga usah terlalu masuk ke masalah ini, gue bisa kok" ucap Mo

"Playboy itu licik, jangan aneh-aneh" saran Katie

"Gini Mo, kita ngga terlalu masuk ke dalam masalah tapi kita akan mengawasi dan jaga-jaga buat lo, apa pun tindakan lo, kasih tau ke kita" ucap Queen

"Easy girls" ucap Mo lagi

Semua kembali ke dalam mobil yang mereka bawa tadi dan berlanjut ke berbagai tempat yang ingin mereka kunjungi entah itu pantai, museum atau berbagai tempat yang cocok untuk mereka berfoto, mereka menghabiskan waktu hanya untuk berfoya-foya dan berkeliling kemana saja tanpa arah yang jelas, setelah pukul 8 malam mereka pun kembali ke rumah masing-masing dan Sona lah yang pulang terakhir karena mobil Sona yang tadi di pakai untuk jalan-jalan, baru saja Sona melangkah memasuki ruang tamu, orang tuanya memanggil Sona untuk duduk bersama di ruang tamu itu, lagi-lagi ada seorang laki-laki yang umurnya seperti tidak beda jauh dengan Sona beserta kedua orang tua nya, Sona berkata dalam hati "Siapa lagi ini?" pertanyaan itu hanya tersimpan di hati dan pikiran Sona, mereka tersenyum pada Sona begitu pun Sona harus tersenyum palsu pada orang-orang itu, kedua orang tua Sona memperkenalkan kepada Sona bahwa laki-laki itu adalah calon tunangan Sona, Sona melirik malas pada orang tua nya namun berusaha sopan di depan tamu

"Hai Sona, aku Riki salam kenal yah" ucap Riki sambil mengulurkan tangannya pada Sona

"Eh, iya aku Sona, salam kenal juga" ucap Sona sambil menjabat tangan Riki

"Besok sekolah kamu diantar Riki saja ya nak Sona" pinta ibu Riki

"Hm?? tapi Sona..." ucapan Sona terpotong

"Iya bisa jeng Sona pasti mau kok diantar sama nak Riki yang tampan ini" ujar Mommy Sona

Sona benar-benar kesal pada orang tua nya kenapa harus perjodohan lagi, apa mereka bosen melihat Sona ada di rumah ini? atau mereka sudah tidak mau dibebani oleh Sona lagi? tapi Sona tetap tidak akan menyerah, apa saja akan ia lakukan untuk membuat laki-laki ini pergi dari kehidupannya, semua yang dia tidak mau pasti bisa dia lemparkan kemana pun, Sona pun saat ini hanya menuruti semua alur cerita yang di setting orang tuanya dan orang tua Riki, jika dilihat oleh Sona, Riki adalah orang yang lembut, tidak menonjolkan sifat egois dan ambisi yang kuat sedikit pun, seperti lelaki gemulai yang selalu bisa berbicara lembut pada semua orang, setelah muak mendengar obrolan orang-orang itu, Sona pun pamit ke kamarnya dengan alasan bahwa dia gerah dan ingin mandi, setelah sampai di kamar Sona berpikir "Ada berapa banyak lagi laki-laki yang akan dia usir seperti ini?" karena lelah Sona pun mandi dan mengistirahatkan badannya di kasur yang ia cintai