Tangis Bram menggema di ruang rawat Karin melihat anak laki laki nya bersimbah darah di pelukan nya. Kata "Bodoh." terus terlontar dari bibir nya. Anak nya bodoh karena menyelamat kan nya dari peluru yang seharus nya menusuk dada nya.
Vino menggerak kan tangan nya lemah untuk menggenggam tangan Bram. Dia menempel kan genggaman mereka itu pada bibir nya. Dia memejam kan mata sejenak sebelum mengecup genggaman mereka.
Dia kembali membuka mata nya yang sayu itu. Rasa sakit pada dada nya begitu memati kan. Peluru itu berhasil membolongi dada nya. Walau pun begitu, dia tidak menyesal karena menyelamat kan Bram.
"Pa.." Panggil Vino pelan.
"Iy... Iya, sayang." Sahut Bram di sela tangisan nya.
Vino menarik nafas perlahan berusaha menahan rasa sakit itu. "Tol... Tolong jangan sa... sakit Karin la.... lagi ya? Sek... sekarang Vi... Vino udah enggak bisa ja.. jagain Ka.. Karin lagi."
"..."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com