Elise menatap laki-laki paruh baya itu dalam diam. Perasaan nya semakin rumit. Jadi alasan kenapa dia tidak pernah muncul adalah karena dia berpikir tidak memiliki alasan lagi untuk kembali ke sana dan mencari.
"Katakan! Siapa kau. Pulau ini sangat terisolasi, dan milik pribadi, dengan pengawalan ketat, bagaimana kau bisa masuk tanpa mendapatkan cedera sedikitpun! Tapi itu bukan berarti kau bisa keluar dengan aman!" Ujarnya licik.
Elise menelan ludah bukan karena takut atau pun gugup, ia hanya tidak tahu harus mengucapkan kata pertama seperti apa haruskah dia langsung memanggilnya ayah? Tidak. Dia mungkin akan menganggap nya gila dan langsung mengurungnya di penjara bawah tanah. Lalu apakah ia diam saja atau menerima tawarannya ikut bergabung bersamanya.
Laki-laki itu mengotak-atik komputer di meja kerjanya gerak jari-jari tangannya sangat lincah bahkan Elise tidak bisa mihat bayangannya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com