Kilasan bayangan kembali melintas di benak Elise, seketika dia menoleh pada Arsen yang terlihat damai menatap matahari terbenam, sinar cahaya matahari yang menyentuh wajahnya seperti emas kuning megah di puncak gunung. Indah namun sulit untuk di jangkau.
"Kenapa kau menyimpan banyak lagi mellow di ponselmu. Apa kau sering mendengarnya saat kau sendirian? Bukankah kau sudah bahagia? Kenapa mendengar lagu sedih? Arsen mau kah kau bertahan sedikit lagi? Sedikit saja, setelah itu aku tidak akan memaksamu untuk terus berada di sisiku, aku tahu kau juga memiliki kebahagiaan mu sendiri, maaf karena kehadiran ku telah membuatmu tidak bahagia."
Arsen seketika menoleh pada Elise menatap gadis bermata hitam itu kaget, Arsen menelan ludah gugup. "Kau, apakah mengingat sesuatu?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com