Wahyu sengaja bangun pagi-pagi sekali. Diam-diam dia menunggu kedatangan Eliza. Kakeknya masih bersikeras mempertahankan Eliza sebagai perawatnya padahal pria tua itu tahu dia tidak suka. Tapi pria tua itu masih saja memaksanya. Sekarang juga memaksanya untuk tinggal di rumah membiarkan pekerjaan kantor di serahkan pada sekretaris nya. Wahyu memijit pelipisnya rencana kakeknya terlalu kuno. Andai saja kakeknya tahu kalau gadis yang di belanya saat ini pernah menghina cucunya apakah dia masih akan membelanya seperti ini? Tepat pukul delapan pagi Eliza menekan bel rumah, lalu otomatis pintu pagar terbuka, Wahyu melihat kedatangan Eliza dan segera menekan tombol pembuka pintu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com