webnovel

True Love : Senior! I Love U

Matanya dan mata hangat itu beradu sama-sama terkejut menyadari keberadaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dia sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri pernikahan sahabatnya sekaligus pernikahan laki-laki yang sangat dia cintai. Arsen. Dia bisa merasakan ada kabut yang menggelayut di matanya, ada gumpalan air yang memaksa keluar dari sana dan dia butuh menghindar dari tempat itu untuk menumpahkannya. Namun, entah kenapa kakinya tiba-tiba sulit untuk di gerakkan, kepalanya tiba-tiba pusing dan dia hanya bisa berdiri terpaku di tempat. Menyaksikan pemandangan yang sangat menyiksa hatinya, berdiri menyaksikan kenyataan yang tidak pernah di pikirkan sebelumnya. Dia harus mendengarkan janji-janji suci pernikahan yang di ucapkan dia harus melihat laki-laki itu menyematkan cincin pernikahan di jari manis sahabatnya. Dan dia harus melihat laki-laki itu memberikan ciuman pertamanya pada sahabatnya. Dia tidak tahan dengan semua itu. Tidak tahan dengan semua rasa sakit yang mulai menyerang hatinya, tidak tahan untuk segera menumpahkan air matanya. Namun itu pun tidak bisa di lakukannya, air matanya tidak bisa menetes seolah membeku seperti kebekuan hatinya yang sudah tidak bisa merasakan apa-apa.

Ahra_August · Urban
Zu wenig Bewertungen
406 Chs

DUA RATUS DUA PULUH DELAPAN

Wanita itu membungkuk sambil menatap Wahyu dengan kedua mata yang teduh tapi senyumnya terlihat tidak setulus itu. "Arsen.. salam kenal, sayang.." ucapnya lembut sambil mengacungkan tangannya menyentuh bahunya. Arsen Bergerak mundur, dengan cepat. Wanita itu terlihat sangat terkejut dengan respon Arsen yang sepertinya tidak sesuai harapannya. Ayah juga ikut tersentak dengan melihat sikap Arsen itu.

"Arsen.. kau kenapa?" Tanya ayah panik.

"Aku… aku…" ujar Arsen terbata-bata. Arsen merasakan emosi kemarahan yang membuncah di dadanya, namun Wahyu tidak menemukan satu kosa kata pun yang bisa mewakilinya. Arsen merasa otaknya bagai berhenti bekerja untuk menyusun kalimat dengan baik. Dengan napas memburu dan jantung yang berdegup kencang, Arsen mencoba membuka mulutnya "Aku… aku tidak butuh ibu baru!" seru Arsen bersamaan dengan tangisnya yang pecah.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com