webnovel

Hari kedua perjamuan

Hidung Ryuji sudah beradu dengan hidung Safira, nafasnya berat dan dia merasa ada tarikan kuat dari bibir kecil Safira sedikit terbuka. Ryuji berusaha berfikir jernih dan menarik kembali wajahnya menjauhi Safira, namun saat Ryuji beranjak dari sisi ranjang tempat tidurnya Safira menarik kuat tangan Ryuji membuatnya terbanting dan menindih tubuh Safira.

"Jangan pergi... aku takut disini." Safira mengigau dalam setengah kesadaranya yang telah hanyut dalam tidur.

"Mengapa kamu begitu jahat Ryuji? kamu tampan tapi kamu begitu brengsek! kamu sangat egois menikahiku untuk menyelamatkan perusahaanmu" Safira terus mengoceh meski matanya sudah tak mampu terbuka.

Mendengar ocehan Safira Ryuji memasang wajah kasihanya dia melepaskan dirinya dari dekapan Safira yang melemah kemudian menarik selimut menutupi hampir seluruh tubuhnya.

***

Mentari pagi menyapa semesta menghamburkan cahayanya melewati kaca kamar Safira dan membelai hangat wajah istri pengusaha besar di Jepang.

Safira berusaha membuka kelopak matanya sekuat tenaga, kepalanya terasa berat dan pening, samar- samar dalam penglihatan Safira nampak seorang wanita bertubuh ramping berisi dengan rambutnya yang rapi dikuncir kuda.

"Kamu siapa?" tanya Safira yang mulai terbiasa dengan pelayanan ala istri bos besar.

"Ah.... Nyonya sudah bangun? perkenalkan saya Yurin, salah satu karyawan tuan Tanaka." jelas wanita yang sedang sibuk membersihkan ruangan Safira dan Ryuji.

Safira berjalan lemas kearah kamar mandi melewati Yurin yang mulai memasak

"Kamu karyawan dibagian apa?" pandanganya meremehkan safira berfikir Yurin adalah karyawan kelas rendah hingga mau disuruh membersihkan ruangan pribadi bosnya.

"Saat ini saya menjabat sebagai kepala divisi keuangan di tim khusus untuk Tanaka Grup pusat, Nyonya."

Klek.....

Safira menelan ludah, menghentikan langkahnya menuju kamar mandi dan matanya tebelalak, dia menghampiri Yurin yang sibuk memotong beberapa sayuran.

"Kamu punya posisi di perusahaan besar tapi kamu masih mau melakukan semua pekerjaan ini?" tanya Safira tak percaya

Yurin mengangguk dan memamerkan senyum cantiknya seraya menjawab pertanyaan istri bosnya itu "Saya adalah tim khusus nyonya jadi ini adalah bagian dari tugas saya, lagi pula saya rasa tuan Tanaka sangat mencintai anda hingga tak mengijinkan pelayan resort memasuki ruangan anda." Yurin tersenyum menggoda Safira.

Mendengar Yurin mengatakan hal yang menurutnya tidak masuk akal itu ujung bibir Safira sedikit terangkat keatas membentuk senyum asam.

Selepas menyegarkan tubuhnya dengan mandi dia melihat sarapan telah siap dimeja makan resortnya, Safira segera menempatkan dirinya di salah satu kursi meja makan itu dan melahap makananya.

Yurin yang berdiri didekat dapur sambil memegang HPnya terlihat dari ujung mata Safira sedang tersenyum geli sambil sesekali melirik Safira.

"Mengapa kamu menertawaiku?" pekik Safira

"Apa kamu tidak pernah melihat orang makan?" tanyanya lagi

"Maaf nyonya... saya tidak bermaksut seperti itu."

"Apa yang kamu sembunyikan, aku merasa tidak nyaman karena kamu seperti sedang membicarakanku dengan seseorang di HPmu!"

"Sebenarnya saya sedang melihat foto Nyonya dan Tuan Tanaka saat perayaan penyambutan yang dikirim oleh seorang teman."

Safira beranjak dari tempat duduknya dan menengadahkan tanganya pada Yurin meminta HP karyawan Ryuji itu, Betapa kagetnya Safira hingga jantungnya seakan berhenti berdetak saat ia melihat gambarnya dengan Ryuji sedang berciuman.

"Dimana tuanmu?" Teriak Safira membentak Yurin.

"Tuan sedang ke kantor pusat untuk menghadiri rapat internal dengan para dewan direksi." Yurin menjawabnya tenang

"Tinggalkan aku sendiri ." perintah Safira dengan suaranya yang mendadak parau

Safira merasa telah ditelanjangi dihadapan puluhan pasang mata di pesta kemarin malam, ia berusaha mengalihkan pikiran dan emosinya dengan memeriksa email dan melihat perkembangan perusahaanya.

Tepat pukul 14.00 siang lelaki yang sudah ditunggu tunggunya itu memasuki resort tempatnya menginap, Safira yang duduk seorang diri dimeja makan ditemani laptopnya tampak menahan amarahnya saat ujung matanya melihat Ryuji sedang mengganti sepatunya dengan sendal khusus didalam rumah.

Ryuji baru saja memasuki ruanganya dan meletakan tas jinjing ditanganya pada tempat tidur yang sudah terlihat rapi, tapi tiba - tiba Safira menyambutnya dengan mendorong kuat tubuh kekar suaminya hingga membuat suaminya terpental terantuk pintu kamarnya.

"Berani sekali kamu mengambil kesempatan saat aku sedang mabuk?" kepalan tangan Safira menghujam tubuh kekar Ryuji.... 1, 2, 3 kali pukulan itu diterima Ryuji dengan tenang tapi saat tubuhnya mulai merasa sakit Ryuji menangkis tangan Safira dan berbalik menggenggam erat pergelangan tangan Safira.

"Bukankah kamu yang menggodaku terlebih dahulu?"

Safira diam sejenak mengingat kejadian dimalam sebelumnya

"Meski begitu kamu bisa menolaknya bukan? aku akan menuntutmu karena telah mengambil kesempatan saat aku dikuasai alkohol!" Sumpahnya

Ryuji yang tadinya sudah melepaskan tangan Safira dan hendak melangkah menjauhkan dirinya dari safira mendadak berbalik badan dan mengunci tubuh mungil Safira dengan menindihnya ditembok. Tangan kananya menyingkap rambut Safira yang menutupi sebagian wajah cantiknya.

"Apa salahku??? aku hanya mencium bibir istriku... bahkan jika aku melakukan lebih dari itu, itu adalah hak ku karena kamu sah menjadi istriku." Ryuji menatapnya tajam dengan pandangan dinginya

Safira tercekat lidahnya mendadak kaku otaknya berusaha mencari pembenaran namun tak ia ketemukan, harga dirinya jatuh kedasar perut bumi persendianya lemas dia hampir saja terjatuh namun ia menahanya.

"Lalu mengapa malam itu kamu menolak ku? jika kamu memang menginginkanku?" pandangnya kabur oleh genangan air mata yang perlahan menetes.

Ryuji kembali tersenyum sinis dia melepaskan jas hitamnya dan menjawab "Aku tak tertarik padamu!" singkat

Safira benar- benar tidak mengetahui apa statusnya sekarang dan siapa dirinya dihadapan Ryuji.

"Bersiaplah kita akan kedatangan tamu dari Jerman." titah Ryuji

"Tidak!!!! aku tidak mau kamu mengambil kesempatan lagi saat aku tak berdaya!"

"Berhenti mengeluh dan lakukan perintahku, bukankah sudah ku katakan aku tak tertarik padamu "

"Tidak, aku tidak mau!!! lagian aku sedang banyak pekerjaan."

"Sekarang kamu adalah istri dari Ryuji Tanaka jadi kamu harus membiasakan dirimu dengan ini, karena ini adalah pekerjaan utamamu." kata Ryuji tetap tenang

"Kamu lupa kalau aku adalah CEO dari perusahaan Emmerald Indo dan aku harus memerikasa laporan keuangan, laporan produksi, produk pesaing dipasaran, nilai saham dan masih banyak lagi"

Ryuji mengeluarkan beberapa map dari tas jinjing yang diletakanya di kasur sebelumnya

"laporan keuangan, laporan proses produksi, Produk pesaing, Saham, perkembangan investasi, pergerakan investor, perjanjian terbaru, kontrak kerja perusahaan kemitraan semua sudah kuteliti dan semua sudah kuatasi." Ryuji menirukan kalimat Safira sembari melemparisetumpuk map ditanganta bergantian.

"Brengsek.... Aku benar- benar membencimu, sangat membencimu tuan Ryuji Tanaka!" katanya penuh amarah dan kebencian.

Ryuji meninggalkan ruangan itu agar Safira bisa mengganti pakaianya dengan leluasa, sebelum meninggalkan kamarnya dia sempat melirik Safira dan berkata dalam hatinya "Teteplah membenciku Safira tetaplah membenciku dengan segenap hatimu karena jika kamu melunak aku tidak akan bisa menahan perasaanku sendiri dan itu bisa mengacaukan diriku sendiri."