webnovel

Topeng

Gadis belia yang kehilangan ingat karena sebuah kecelakaan lalu lintas kota D, Salah satu kota terbesar di daratan China membuatnya harus bertahan hidup tanpa ingatan yang melekat di kepalanya, Tanpa identitas dan family. Bertemu dengan seorang dokter Tampan bernama Dr. Lee dengan baik hati membantu mempermudah jalan hidupnya ke depan. Memberikannya identitas baru, Jade Vine nama yang indah untuknya. Dan bertemu dengan Seorang Raja bertangan dingin dalam dunia bisnis, Kaya raya, Tampan, Play boy, dan memiliki tempramental mengerikan bernama Adam Lucas, yang menambah warna warni kehidupannya. Terlehih janji yang harus dibayarkan kepada adam. Yang bermula dari pertemuannya di sebuah The Vago Cafe and Bar, Jade bekerja sebagai seorang Waiters, menyembunyikan wajah cantiknya dengan menggunakan topeng di depan Adam dan Dr. Lee. Are you kidding me??? Hanya karena seteguk air mineral, aku harus membayarnya dengan harga mahal!!! jawabannya cukup "YA atau TIDAK" Apa yang akan terjadi selanjutnya? Siapa kah Jade sebenarnya dalam kehidupan sebelum kehilangan ingatan?

albyy · Allgemein
Zu wenig Bewertungen
71 Chs

Bab 22 Tanda kepemilikan

Jade sedikit pusing akibat minuman koktail dan wine dia minum tadi. Otaknya serasa kosong tidak dapat berfikir jernih atas apa yang baru saja terjadi.

Jade merapatkan erat jas hitam kebesaran yang menutup seluruh tubuh mungilnya hingga sama panjang dengan dress putih yang dia kenakan. "Hangat dan wangi" Pikir Jade dalam hati.

Jade berjalan keluar dari room VIP 1. Tatapan mata Jade kosong sambil berjalan menuju lift... sampai dia tidak memperhatikan sekitarnya.

Langkah Jade tertahan, dia merasakan lengannya di tarik oleh seseorang.

"Apa kau baik baik saja nona? Kau terlihat seperti zombie berjalan.

Jade kembali ke alam sadarnya dengan hanya mendengar suara serak di sampingnya. Jade menolehkan wajahnya kearah sumber suara.

"Dr. lee!! pekik Jade dalam hati. "Mengapa dia ada di luar room? "Saya baik tuan.. "Apa tuan membutuhkan sesuatu? Kata Jade kepada dr. Lee namun tidak berani menatap langsung ke arah mata dr. Lee.

"Aku tidak membutuhkan apa apa... Aku hanya menunggu mu keluar dari Room VIP 1.

"Tuan menunggu ku? Untuk apa? Bagaimana tuan tau saya ada di VIP 1?. Tanya Jade.

" Aku hanya khawatir kepada mu... dan aku melihat mu dari dalam, bukannya dinding kaca ini transparant. Suara dr. lee lembut, ada sedikit gelombang kekhawatiran didalamnya.

______Flash Back______

Adam keluar dari dalam room VIP 1, terlihat jelas senyum menghiasi bibirnya. Kedua tangannya dia masukkan kedalam kantung celana kain hitamnya.

Namun tiba tiba senyumnya hilang seketika, berubah menjadi dingin dan tatapan tajam tak berekspresi muncul, melihat sosok pria tengah bersandar di dinding kaca yang tak jauh dari pintu keluar VIP 1.

Adam berjalan menuju pria itu, dan berhenti tepat di hadapannya dengan aura kegelapan dan arogan ciri khas Adam.

"Kau jangan bermimpi atau berkhayal untuk memikirkan lebih jauh bahkan menyentuh barang yang sudah menjadi milik ku. Suara Adam begitu dingin dan mengintimidasi.

"Sejak kapan kau memberikannya label "Milik mu" di kening nona itu? Tuan Muda CEO Adam Lucas? Balas dr. Lee dengan dingin dan sinis.

"Kau akan segera melihatnya, bahwa dia milik ku... Atau kau ingin berebut daging dengan ku Tuan muda.... Leonardo..... Rui...? Sambil Menatap tajam kearah dr. Lee seakan akan dengan tatapan itu dapat menghancurkan lawan didepannya.

Adam tidak menunggu reaksi dr. Lee bahkan berbalik dan melanjutkan langkahnya dengan diam menuju lift meninggalakan dr. Lee yang terdiam.

______Flash On_____

"Oh ... Baiklah tuan, bila tidak ada hal yang penting saya permisi. Jade Sedikit memaksa melepaskan cengkraman tangan dr. Lee dari lengannya, Sehingga jas yang kebesaran yang di gunakan Jade sedikit melorot ke bawah.

Lee melihat dengan jelas tanda kiss Mark di leher putih milik Jade yang warnanya kontras dengan kiss Mark itu.

"Shit! Rutuk Lee dalam hati. Entah Lee begitu merasakan sesak di dadanya. Dia seorang dokter handal! namun dia begitu tidak tau arti rasa sesak di dadanya.

melepaskan cengkraman tangannya membiarkan nona di depannya terlepas dan menyaksikan tubuh mungil yang mengunakan jas hitam kebesaran memakan setengah dari tubuhnya itu berlalu pergi dan menghilang di balik pintu lift.

Jade terlalu lemas, dia duduk di depan meja bar tempat Jhoni masih sibuk meracik minuman. Sebentar lagi bar akan tutup namun masih ada berberapa pelanggan yang memesan minuman.

Jade bertopang dagu dengan tanganmnya, Sepuluh menit kemudian dagunya di letakkan di meja bar.... Matanya begitu berat namun Jade berusaha menahan kantuknya. berberapa menit berlalu sekarang posisi kepala Jade sudah bersandar di atas meja, lengannya di gunakan sebagai bantal dan tertidur dengan damainya.

Jhoni memperhatikan Jade sejak dari awal ke datanganya, dia hanya tersenyum samar melihat tingkah mengemaskan Jade.

Vago sudah tutup, jam sudah menunjukan jam 3 Pagi. Vago sudah sepi hanya berberapa karyawan yang masih mondar mandir dan bagian kebersihan tengah sibuk merapikan Vago. Jhoni duduk disamping Jade yang tengah tertidur pulas, Jhoni tengah menikmati gelas wine ke tujuhnya sejak dia duduk menemani Jade yang tertidur di meja barnya.

Jhoni tak henti hentinya memandang jade yang tertidur pulas, topeng yang dia gunakan sudah di lepaskan oleh Jhoni tanpa membangunkan Jade. Sesekali jhoni ikut merebahkan kepalanya di atas meja dengan pose yang sama dengan jade... sehingga mereka dapat saling tatap.

"Jade... apa kau mabuk..

Kata Jhoni sambil merapikan anak rambut Jade yang jatuh menutupi wajahnya ke balik telinga Jade yang memerah.

Namun Jade tak bergerak sedikit pun, malah terdengar suara nafas yang damai menandakan dia begitu tertidur pulas.

Jhoni kembali menuang wine kedalam gelasnya, ini yang ke delapan kalinya. meminumnya tanpa tersisa.. terlihat dia memejamkan matanya saat menelan wine itu, untuk menikmati sensasi kerasnya alkohol 49% yang terkandung di dalam wine itu.

Jhoni mulai sedikit mabuk, lalu bangkit dari duduknya.

"Huup! Jhoni mengangkat tubuh mungil Jade dengan ala bridal style, memeluknya dengan erat di dalam tubuhnya sambil meninggalkan bar.

Jhoni berjalan masuk kedalam gelapnya kamar. Jhoni tidak membawa Jade kembali ke kamar jade namun ke kamar miliknya. Kamar itu gelap hanya seberkas sinar bulan yang mengintip dari celah celah jendela yang sinarnya jatuh menuju ranjang.

Merebahkan tubuh Jade di atas ranjang empuk miliknya pribadi. Perlahan Jhoni melepaskan jas kebesaran yang jade gunakan dari tadi yang membuat Jhoni sedikit kesal. Turun kebawah.... High Hells yang Jade gunakan pun di lepaskan Jhoni perlahan, Mata Jhoni memandang kagum kaki ramping indah di depannya.

Tanpa sadar Jhoni menyentuhnya pelan... dan mencium lembut betis ramping dan putih milik Jade... Terdiam sesaat, lalu melepaskan kaki itu dengan rapi di atas ranjang.

Jhoni bangkit dan duduk di ranjang samping Jade, Jhoni membelai setiap inci wajah cantiknya... berhenti tepat di bibir merah sedikit terbuka milik Jade, mengusapnya berlahan dengan ibu jarinya.

Jhoni hendak menundukkan kepalanya untuk merasakan hangatnya bibir jade, namun tertahan! matanya tertuju tajam ke arah leher putih Jade.

"God Dam! Kiss Mark! Rutuk Jhoni kecil dengan nada emosi.

"Ternyata kau gadis nakal Jade. Kata Jhoni lirih sambil mencium kecil di hidung mancung milik Jade.

Jhoni bangkit dari duduknya dan melepaskan seluruh pakaiannya di lantai dan menuju bathroom untuk membersihkan diri.