webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teenager
Zu wenig Bewertungen
167 Chs

Keputusan

Beberapa hari kemudian, Vee kembali masuk sekolah wajahnya masih terlihat sembab dan matanya masih terlihat bengkak karena terlalu sering menangis

" selamat pagi... " sapa Vee

" Vee.... kita kangen banget sama Lo " ucap teman-temannya dan langsung memeluk Vee

" iya, udah 3 hari Lo nggak masuk " ucap Hanna, Vee hanya tersenyum

" oh iya, udah pada sarapan belom ? " tanya Vee " kenapa Lo mau traktir kita ya " tanya Angel dengan antusias, Vee hanya tersenyum

" nggak, gue cuma nanya doang " ledek Vee

" hahahaha sukurin Lo " sambung Bintang

" Vee Lo udah baik-baik ajakan ? " tanya Cleo dengan ragu-ragu " iya gue udah baik-baik aja kok " jawab Vee dengan santai

" jangan sedih-sedih lagi ya " ucap Hanna dengan manja " iya....." balas Vee tersenyum

" kita semua sayang Lo..." ucap Hanna lagi

mereka pun berpelukan.

" oh iya, Lo sama kk Brian gimana? " tanya Angel dengan rasa ingin tahu

" gimana apanya ? "

" ya itu, hubungan Lo sama kk Brian "

" gue sama dia baik-baik aja kok "

" syukurlah " Angel pun tersenyum.

Saat jam pulang sekolah, Vee di jemput oleh Brian karena mereka akan bertemu dengan seorang lawyer yang mengurus semua hak waris untuk Vee. Setiba di sebuah caffe disana sudah ada Gunawan yg menunggu merekapun langsung menemuinya.

" Alm. bapak Darma meninggalkan begitu banyak aset untuk putri tunggalnya yaitu Nn. Veola Camelia, ada pun sehubungan dengan ini Nn. Veola masih sangat muda dan tidak mungkin beliau mengurus seluruh perusahaan saat ini, dalam surat wasiat yg di tulis dibawah ini bahwa Alm. bapak Darma sementara melimpah kan semuanya kepada Tn. muda Brian untuk mengurus nya karena dijelaskan juga dalam surat ini bahwa Nn. Veola akan dinikahkan dengan Tn. muda Brian sehingga ketika Nn. Veola berumur 22 tahun maka semua aset akan kembali ke tangan nya " jelas lawyer

Vee terdiam mendengar penjelasan lawyer tersebut " jadi, memang dari dulu kalau pak Darma itu ingin menikah kan putrinya dengan Brian " tanya Nathan yg juga ikut dalam pertemuan itu " itulah yg dituliskan oleh beliau, mungkin Alm. bapak Darma mempercayakan semua harta kekayaannya beserta putri tunggalnya hanya kepada satu orang yaitu Tn. muda Brian " jelas lawyer lagi, Brian menggenggam erat tangan Vee, setelah selesai Lawyer itupun pergi tinggallah Gunawan, Brian, Nathan, dan Vee disana.

" Vee maafkan om sebelum nya jika om mengambil keputusan tanpa izin dari kamu, om tidak ingin kamu hidup sendiri maka dari itu Om akan mengatur pernikahan kalian secepat nya " ucap Gunawan, Vee hanya meneteskan air mata namun dia harus tetap kuat " setelah pengumuman kelulusan kamu dan Brian akan langsung menikah, sekali lagi om minta maaf sama kamu " ucap Gunawan dengan tertunduk " Om nggak salah, mungkin ini yg terbaik " jawab Vee dengan tenang " Vee jika kamu merasa berat, kamu bisa menolak pernikahan ini " ucap Brian " Kk pernah ngomong sama aku, kalo kk bakalan selalu jagain aku dan lindungin aku kalo kita nggak nikah lalu bagaimana kk akan jaga dan lindungin aku, kita nggak mungkin tinggal satu rumah tanpa sebuah ikatan " jelas Vee

" tapi bagaimana dengan kuliah kamu, bagaimana dengan cita-cita kamu " tanya Brian lagi " setelah menikah, aku masih bisa kuliah di universitas ibukota dan nggak harus keluar negeri, aku masih bisa memendam semua cita-cita ku dan juga aku bisa langsung belajar dari kk untuk melanjutkan mengurus perusahaan Dady... " jawab Vee

" manusia hanya berencana tapi Tuhan yang menentukan " sambung Vee lagi Brian langsung memeluknya dengan waktu yg cukup lama " apa ini keputusan kamu? " tanya Brian sambil melepaskan pelukannya

" aku yakin, dan aku percaya sama kk biarlah waktu mengalir seperti air " jawab Vee tanpa ragu menatap lekat di bola mata Brian.

Saat kembali kerumahnya, Vee berjalan menuju kamar orang tuannya dan melihat isi dari kamar tersebut ia duduk di pinggir ranjang, lalu mengambil sebuah bingkai foto kedua orang tuanya hingga air mata itu kembali tertumpah, ia menangis namun tak bersuara ia merasakan rindu tapi tak mampu dia ucap, hingga dia tertidur dikamar orang tuanya dengan masih memaki seragam sekolahnya. Bibik yg menyaksikan itu pun tak. kuasa untuk menahan tangisnya.

" sungguh malang nasibmu cah ayu....." ucap bibik lalu membiarkan Vee tertidur disana.

Hingga malam hari, Vee masih tertidur nampak begitu terlihat kehilangan diwajah nya Bibik yang berada di halaman depan membukakan pintu gerbang saat sebuah mobil Ferarri berhenti di depan seorang laki-laki turun dari mobil itu mnegenakan stelan pakaian kantor dengan dasi yg sedikit ia longgar kan namun tak membuat ketampanan nya berkurang sedikit pun.

" Vee ada bik ? "

" ada Den " jawab bibik dengan menatap kagum padanya

" dari tadi aku ngehubungin ke ponselnya tapi ngga di angkat "

" oh anu Den, non Vee ketiduran dikamar tuan dan nyonya " jawab bibik lagi

" kayaknya non lagi kangen sama orang tuanya, bibik nggak berani bangunin " sambungnya, tanpa berfikir panjang Brian langsung masuk menemui Vee.

Saat melihat Vee yg tertidur, perlahan Brian mendekatinya membelai lembut rambut panjang Vee yg tergera.

" aku tau ini semua pasti sangat berat buat kamu Vee " gumam Brian dalam hati

merasakan sentuhan lembut dari tangan Brian, Vee pun terbangun

" huwaaaaaaaaaa " teriak Vee dengan kaget melihat sosok tampan Brian ada tepat di depannya

" kk mau ngapain ? " tanya Vee dengan gugup

" aku nggak ngapa-ngapain " jawab Brian dengan santai

" terus ngapain disini ? " tanya Vee lagi

" ponsel kamu mana ? " tanya Brian kembali

Vee langsung memasang wajah cengengesan nya dan mengambil ponselnya dalam tas

" aku udah ratusan kali nelfon kamu dan nggak ada jawaban " ucap Brian lalu berdiri dengan berpangku tangan

" sorry kk, soalnya aku silent " balas Vee

" ini udah malem buruan mandi sana " suruh Brian, tanpa menjawab Vee langsung berlari menuju kamar nya, Brian hanya tersenyum melihat tingkah Vee yg malu

" hadeh... udah kebayang deh kalau dia nanti sudah jadi istri gue " gumam Brian.