webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teenager
Zu wenig Bewertungen
167 Chs

Eps.48

" ayo bangun princess... "

Shalu membuka tirai kamar Shea, agar matahari dapat dengan leluasa menyinari seisi kamar. Tidak puas karena Shea belum juga bangun, Shalu menarik paksa selimut tebal yang masih menyelimuti tubuh Shea

" mommy... aku masih ngantuk " rengek Shea yang masih enggan membuka matanya

" ini sudah pukul 7 pagi Shea ... apa kamu lupa hari ini adalah hari pertama kamu kuliah "

" mommy hari ini aku masuk jam 10, biarkan aku menikmati mimpi indah ini sedikit lagi "

" no Shea... pokoknya sekarang kamu harus cepat bangun, semuanya sudah menunggu untuk sarapan bersama "

" please mom.... " rengek Shea yang seperti anak kecil yang minta di belikan mainan

" mau bangun sekarang, atau mommy akan memandikan kamu disini " ancam Shalu dengan tegas dan tentunya berhasil membuat anak manja itu berlari tunggang langgang ke kekamar mandi

" astaghfirullah..... " Shalu mengelus d**a nya karena hampir saja terjengkang saat Shalu beranjak dari kasurnya dengan tiba-tiba.

Sedangkan di meja makan Brian, Anita dan Gunawan sudah duduk dengan tenang menikmati sarapan yang sudah di hidangkan oleh Ajeng dan bik Yasmin

" apa dia sudah bangun? " tanya Brian yang melihat Shalu baru turun dari tangga, Shalu hanya mengangguk dan menghela nafas lelah

" Shea sekarang jadi manja sekali, pada hal sebentar lagi dia sudah mau mempunyai adik " ucap Anita sambil mengelus lembut perut Shalu yang sudah membesar karena sekarang sudah memasuki bulan ke sembilan

" itu semua karena menantu kesayangan mama yang selalu menuruti semua keinginan nya " jawab Brian, membuat Shalu tersenyum

" sekarang rumah ini tidak akan terlihat hening lagi, suara Shea sudah terdengar di setiap sudut rumah ini, dan sebentar lagi akan ada yang menjadi sekutu Shea untuk merepotkan mu sayang " ucap Brian yang menggoda istrinya

" itu semua tidak akan membuat ku repot sama sekali, apa lagi sekarang Shea jauh lebih dekat dengan mommy nya di bandingkan Papinya " ejek Shalu sedang kan Brian hanya berdecak kesal mendengar ucapan Shalu

Anita dan Gunawan hanya tertawa melihat wajah Brian yang kesal, karena memang benar kalau Shea sekarang jauh lebih dekat dengan Shalu dibandingkan dirinya sekarang

" bagaimana persiapan persalinan kamu Shalu? " kali ini Gunawan yang berbicara

" Alhamdulillah semua sudah siap pa " jawab Shalu

" papa sudah tidak sabar menimang cucu kembar papa " sorot mata Gunawan sudah berbinar " ketika mereka lahir, papa akan menyerahkan semua urusan perusahaan pada Brian, karena sudah saatnya papa pensiun dan menikmati hari tua papa bersama mama dan ketiga cucu kesayangan papa " ucap Gunawan dengan bangga, dan di sambut senyuman hangat oleh mereka semua

" selamat pagi... " teriak Shea dengan girang, lalu duduk di kursi nya tanpa wajah bersalah karena sudah mengagetkan semua orang di ruang makan

" astaga Shea, jangan teriak-teriak gitu kamu mau bikin kami semua jantungan " tanya Anita sambil mengelus d**a nya, sedang kan yang bersangkutan hanya cengengesan

" oh ya aku lupa, menyapa monster kembarku yang sebentar lagi lahir " Shea mengelus perut besar Shalu, lalu mengecup nya

" selamat pagi monster kecil kakak " ucap Shea

" selamat pagi juga kakakku sayang " balas Shalu dengan menirukan suara anak kecil

" ayok habiskan sarapan kamu " pinta Shalu, dan tanpa membantah Shea pun menurut.

Shea sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus ini hari pertama nya menjadi seorang mahasiswi di universitas ternama di ibukota, Shea juga satu kampus dengan Janet.

" She..... " Shea yang baru saja berjalan hendak menuju garasi mobil terhenti karena Shalu memanggil nya

" yes mom.... ? "

" ada yang mau mommy tanyain sama kamu " Shea melirik sedikit ke arloji yang melingkar dipergelangan tangan kirinya lalu mengiringi Shea Untuk duduk di teras rumah

" mommy mau tanya apa? "

" mommy minta maaf sebelumnya " Shea hanya mengangguk

" bagaimana hubungan kamu sama Yesaya? "

Shea hanya diam, pandangan nya lurus kedepan entah kenapa pertanyaan itu membuat hatinya sedikit tercubit karena sudah hampir tiga tahun ini mereka sama sekali tidak berkomunikasi, bahkan mungkin Shea hampir melupakan Yesaya yang pernah mengisi hari-harinya.

" entah lah mom.... aku ngerasa kalo Yesaya semakin jauh, bahkan sudah hampir tiga tahun dia nggak ada kabar " Shalu melihat kesedihan di mata Shea yang tak ingin ia ungkapkan

" kamu merindukan nya? "

" lebih tepatnya aku benci mom " Shalu mengerutkan kedua alisnya karena bingung

" aku benci dengan jarak ini mom.... aku benci dengan kisah ini... " Shea menunduk karena tak ingin Shalu melihat matanya yang sudah berkaca-kaca.

" mom... aku berangkat dulu ya, takut telat soalnya mau jemput Janet dulu " ucap Shea sambil mencium punggung tangan Shalu

Shea tak ingin membahas tentang Yesaya terlalu jauh, karena itu akan membuat nya merasa hancur dan sesungguhnya Shea menutupi semua rasa rindunya yang ia pendam selama ini.

Shea sudah sampai di kampus bersama Janet , setelah memarkirkan mobilnya di parkiran ia dan Janet langsung menuju ke kelas mereka

" udah ada kabar dari Yesaya? " tanya Janet saat mereka sampai di kelas dan duduk bersebelahan

" belom " Shea fokus pada ponsel yang ia pegang

" tu anak ngilang gitu aja " gerutu Janet sambil menopang dagu dengan tangan kanannya

" udah lah, nggak usah bahas dia "

" tumben... biasanya juga Lo sering nanyain dia " Shea hanya menghela nafas lelah

Hari pertama menjadi seorang mahasiswi terasa menyenangkan untuk Shea dan Janet tapi tidak tahu jika besok.

Sepanjang jalan koridor kampus, Janet di buat terganggu dengan desas desus tentang mahasiswa tertampan dikampus bahkan sudah di juluki most wanted tempat mereka menimba ilmu itu, namun berbanding berbalik dengan Shea yang seakan tidak perduli akan hal itu.

" Lo denger nggak mereka pada ngomongin most wanted di kampus ini " pandangan Janet terus menelusuri area kampus bahkan terlihat seperti kucing yang sedang mencari makanan

" Lo apaan sih Jan, ngendus kayak gitu " Shea menatap wajah Janet yang berada di sampingnya dengan kesal

" cari most wanted kampus " jawab Janet dengan cengengesan

" tapi nggak usah kayak gitu juga kali... " Shea memutar bola matanya malas

BUK!!!!!!

Karena Shea berjalan tak menghadap kedepan ia menabrak dada bidang yang kokoh seorang pria, bau maskulin dari tubuh itu membuat Shea mengingat seseorang yang ia kenal

" eh.... kalo jalan pakek ma- " Shea tak menyelesaikan sumpah serapah nya saat melihat pria di hadapannya

" oh my God demi Neptunus dia ganteng banget... " gumam Janet, yang terpesona melihat pria ini

" Lo..... " tunjuk Shea dengan ternganga, sedangkan pria itu hanya mengangkat sudut bibirnya tersenyum sinis

" kok Lo disini..... " suasana hati Shea masih terkejut

" Lo kenal Cogan ( cowok ganteng ) ini She.... ? " bisik Janet, sedangkan Shea hanya mengangguk samar

Semua mahasiswa yang melihat mereka saling berbisik, karena ketampanan pria ini, dan itu semakin mengganggu fikiran Janet

" itukan si most wanted "

" ya ampun dia lebih ganteng di bandingkan di lihat dari foto "

" ya ampun mau juga dong di tabrak most wanted yang ganteng nya nggak ketulungan gitu "

" oh.... Jadi ini si most wanted " batin Janet

" seharusnya gue yang bilang kayak gitu, karena Lo yang nabrak gue " ucap pria itu, belum sempat Shea membalas Janet sudah mengulurkan tangannya untuk berkenalan

" hai gue Janet " ucap Janet dengan sedikit centil, pria itu hanya tersenyum sinis dan itu semakin membuat Shea kesal

" Jan... lo nggak usah kecentilan gitu " bisik Shea dengan kesal,

Namun Janet tak memperdulikan ucapan Shea, ia seakan sudah terhipnotis dengan ketampanan pria ini membuat Shea menepuk jidatnya sendiri. Pria itu tak memperdulikan uluran tangan Janet kemudian berlalu pergi tanpa sepatah katapun membuat Shea semakin geram

" dasar muka tembok.... " gumam Shea

Kini, Shea dan Janet sudah berada di kantin, dari koridor hingga sampai duduk di kantin Janet terus tersenyum tak jelas, membayangkan wajah pria yang di anggap nya misterius itu.

" namanya siapa ya.... " gumam Janet yang masih larut dalam setengah lamunannya, dan itu semakin membuat Shea geram

" Jan please deh... nggak usah lebay "

" Shea... emang Lo nggak kepincut sama cowok tadi, gue aja sampe mau melayang liat mukanya yang ganteng nya kebangetan gitu bau parfum nya ya ampun.... maskulin banget.... Yesaya mah lewat..... " ucap Janet yang terlihat membandingkan pria tadi dengan Yesaya, namun tak di tanggapi oleh Shea

" cowok muka tembok kayak gitu aja di banggain.... " gumam Shea

" awas Loh.... ntar jatuh cinta " Janet memainkan kedua alisnya

" sotoy Lo.... " Shea terlihat cemberut

" oh iya gue lupa Lo kan udah punya Yesaya, mana mungkin Lo suka sama cowok lain " balas Janet dengan santai sambil menyeruput es jeruk nya yang baru saja di antar oleh p*****n tadi.