webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teenager
Zu wenig Bewertungen
167 Chs

Eps.34

****Shea POV

Tidak ada yang tau seperti apa jalan kehidupan manusia di masa depan sama sepertiku sekarang, aku yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu sebelum nya kini tau bagaimana rasanya dalam dekapan seorang ibu, yah... karena kini Tante Shalu sudah menjadi ibu sambung ku, serta menjadi istri sah dari ayahku

Brian Alexander walaupun begitu, Tante Shalu tidak pernah menuntut ayahku untuk melupakan almarhumah ibuku karena Tante Shalu sering mendapati bahwa ayahku masih selalu mendekap bingkai foto ibuku di ruang kerjanya bahkan sering datang ke makam nya setiap minggunya.

Terkadang aku berfikir, apakah ayahku menikahi Tante Shalu bukan karena dia mencintainya? Melainkan agar aku mendapatkan figur seorang ibu?

Namun lagi-lagi fikiran buruk ku itu di tepis dengan apa yang aku lihat malam ini. Tentu saja, malam ini ayahku bahkan mengajak Tante Shalu untuk dinner di restauran favoritnya. Aku melihat ada cinta yang tulus di mata ayahku saat ia mengecup penuh kasih sayang kening Tante Shalu saat mereka akan masuk kedalam mobil untuk pergi.

Aku kembali ke kamarku, merebahkan tubuhku di atas kasur yang menurut ku sangat empuk ini hehehe sampai aku pergi ke alam mimpi dan berharap bertemu ibuku di alam mimpi.

Pagi ini, aku melihat bahwa ayahku dan Tante Shalu sedang membereskan barang-barang mereka kedalam koper, benar saja mereka akan pergi untuk honeymoon sebab sempat tertunda di karena kan ayahku harus mengurus pekerjaan nya terlebih dahulu di perusahaan sebelum bertolak ke Paris.

" aku pasti kangen deh sama papi dan Tante " ucapku dengan memeluk Tante Shalu

" papi sama Tante Shalu kan cuma dua Minggu sayang " Tante Shalu juga membalas pelukan ku dengan erat.

Entah kenapa, aku belum terbiasa memanggil Tante Shalu dengan sebutan mommy, nantilah aku juga butuh waktu tapi bukan berarti aku belum menerima nya.

Sedangkan Oma dan Opa juga sedang berada di luar kota, jadi ya gini deh aku sendiri di rumah tapi ada juga beberapa asisten rumah tangga termasuk Ajeng yang menjadi salah satu sahabat sekaligus sudah aku anggap seperti saudara.

Setelah aku pulang dari mengantar ayahku dan Tante Shalu ke bandara, aku melajukan mobilku menuju rumah Janet karena ini adalah hari Minggu, aku yakin bahwa Janet pasti ada di rumah. setibanya aku disana ternyata Daniel sedang bermain basket di halaman samping rumah mereka dan disana juga ada Samudera, Ragil, dan Vino tapi aku tidak melihat Yesaya disana.

" hai Shea... " mereka menyapaku dengan serentak, sedangkan aku hanya membalas mereka dengan senyuman

" Janet nya ada? "

" ada, langsung masuk aja "

Tanpa berfikir panjang, aku langsung masuk menghampiri Janet yang fokus pada Drakor favorit nya

" woy.... fokus banget, sampe nggak sadar adanya gue "

" hehehe sorry gue, nggak tau... terus ngapain Lo berdiri di depan pintu sini masuk.... kayak orang mau nagih hutang " celoteh Janet yang menurut ku garing tapi berhasil membuat ku tertawa

" Lo dari mana? "

" dari bandara "

" ngapain? "

" gue nganter bokap "

" Bokap Lo pergi lagi? "

" bokap honeymoon sama Tante Shalu " dan Jawab ku hanya di balas ' Oh ' saja karena Janet masih fokus pada Drakor nya

" eh kalian mau makan nggak? " Daniel datang menghampiri kami

" boleh juga, gue mau pizza Lo She? " Janet memandang ku dengan menaik turunkan alisnya

" kalian aja, bentar lagi juga gue mau pulang "

" nggak mau ikut makan dulu? " dan kali ini Daniel yang bertanya kepadaku

" enggak.... oh ya Yesaya kemana ya? kok nggak ikut gabung kalian? "

" Yesaya lagi ada urusan sama keluarga nya " Daniel langsung meninggalkan kami setelah menjawab pertanyaan ku.

Aku sudah kembali kerumahku bahkan, aku sudah berada tempat yang paling nyaman untuk diriku yah tentu saja kamarku. Jujur aku kembali merasakan kesepian dirumah tak ada orang yang dapat aku ajak bicara kecuali???

" mom..... I Miss you " aku memeluk erat bingkai foto ibuku

Dan entah kenapa juga, aku benar-benar ingin menangis sampai aku terlelap dan kembali ke alam mimpi ku.