webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teenager
Zu wenig Bewertungen
167 Chs

Eps.101

" Shea.... kita kerumah sakit sekarang " ajak Brian, setelah menerima panggilan telfon dari Haidar yang memberi tahunya bahwa pihak rumah sakit sudah mendapatkan pendonor jantung yang cocok untuk Alvarez.

" semoga tubuh Alvarez tidak menolak tranplantasi jantung ini " batin Brian.

Brian dan Shea sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit, Shea tak berhenti berdoa agar apa yang di katakan dokter adalah sebuah kebenaran bukan hanya sebuah harapan semata.

Sesampainya di rumah sakit, dengan langkah cepat Brian dan Shea menghampiri Haidar yang masih berada di ruangan Lukas.

" Brian... " Haidar langsung memeluk Brian saat ia baru saja masuk kedalam ruangan

" anakku akan kembali.... anakku akan kembali Bri..... " ucap Haidar dalam Isak tangis bahagia nya

" tak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak " balas Brian sembari mengurai pelukan mereka, Haidar beralih memandang wajah cantik Shea yang masih berdiri di depan pintu

" kemarilah nak... " pinta Haidar, dengan langkah ragu Shea pun menghampiri laki-laki paruh baya itu. Haidar mengusap puncak kepala Shea dengan penuh kasih sayang, lalu membawa Shea kedalam pelukannya.

" terimakasih sudah mencintai putra Om " ucap Haidar, Shea sudah tak mampu membendung air matanya lagi.

" kapan operasi nya akan di lakukan? " tanya Brian.

Saat ini, Brian dan Haidar sudah berada di kantin rumah sakit sedangkan Shea meminta Lukas agar menemani dirinya menghampiri Alvarez yang masih berada di dalam ruang ICU.

" besok pagi operasi nya akan dilakukan " jawab Haidar dengan raut wajah yang sangat bahagia.

" aku sangat berhutang budi pada orang yang sangat berhati mulia itu, karena dia mau dengan secara ikhlas mendonorkan jantungnya untuk Alvarez bahkan, seluruh harta kekayaan yang aku miliki tak sebanding dengan apa yang sudah dia lakukan " sambung Haidar.

" boleh aku tau siapa yang sudah bersuka rela mendonorkan jantungnya untuk Alvarez? " tanya Brian

*********

Perlahan Shea membuka mata karena merasakan sentuhan hangat di pipinya, matanya membulat saat melihat raut wajah tampan Yesaya sudah ada di hadapannya

" Yesaya... " gumam Shea, sedang kan Yesaya hanya tersenyum

" Shea.... dengan setulus hati aku minta maaf sama kamu, dan aku harap kamu mau memaafkan semua kesalahan yang pernah aku perbuat baik itu sengaja ataupun tidak sengaja " Yesaya menghela nafas panjang sebelum melanjutkan ucapannya

" mungkin, ini adalah hari terakhir kita bertemu... " Shea menatap lekat wajah Yesaya

" kamu mau kemana? kenapa kamu harus pergi lagi? "

" aku nggak pergi kemana-mana, aku akan selalu ada di dekat kamu untuk menebus semua rasa bersalah aku sama kamu " ucap Yesaya dengan tenang

" aku selalu mencintaimu kamu, dari awal hingga akhir walaupun kita terpisah dengan jarak yang sangat jauh.... bahagia lah selalu bersama dia yang dengan kuat mencintai kamu " tunjuk Yesaya pada laki-laki tampan yang sudah berdiri tak jauh dari Shea.

Shea pun mengikuti arah tunjuk Yesaya, namun saat Shea kembali ingin menatap Yesaya ternyata dirinya sudah pergi.

*******

" Shea.... Shea... Shea... bangun!!!!! " Janet berusaha membangun kan Shea dari tidurnya

" Astaga... " Shea langsung beranjak dari tidurnya

" Kenapa Lo ? " tanya Janet dengan bingung

Shea tak bergeming, ia berusaha mencoba kembali mengingat apa yang dirinya alami namun semakin dirinya mengingat kepala terasa sakit, dan dengan sigap Janet memberikan nya air mineral tidak sampai lima menit air itupun tandas.

" jam berapa sekarang? kenapa gue ada disini? " tanya Shea yang mulai kembali dalam kesadaran nya sembari mengedarkan pandangannya karena dia tahu bahwa ini bukan kamarnya

" jam dua pagi " jawab Janet sembari menduduki sofa dan sedikit merenggangkan otot-otot nya

" what????? " Shea sedikit terperanjat

" why????? " tanya Janet semakin bingung

" ini kita dimana? "

" sekarang kita di hotel karena kita nggak mungkin tidur di rumah sakit, bokap Lo yang bawa Lo kesini karena jarak nya deket sama rumah sakit... Lo sih tidur kayak kebo!!!!! " jawab Janet dengan santai

" perasaan tadi gue-" Shea menggantung jawabnya saat mendengar suara ketukan pintu dari luar.

Dengan malas, Janet pun beranjak membuka pintu kamar hotel tempat mereka menginap dan ternyata yang datang adalah Daniel.

" selesai " ucap Daniel sendu, Janet memandang wajah sedih sang kakak dan untuk pertama kalinya Janet melihat sang kakak menetes kan air mata

" kenapa harus berakhir dengan seperti ini " ucap Daniel

" ini udah jadi keputusan Yesaya untuk pergi " balas Janet dengan pandangan matanya yang menerawang.

" Daniel.... "

Dengan serentak Daniel dan Janet menoleh kearah sumber suara itu

" hai She... " sapa Daniel dengan kikuk

" Lo kesini pasti nyariin Janet ya? maaf ya gue udah pinjem adek Lo nggak bilang-bilang "

" enak aja Lo bilang pinjem.... emang gue barang " protes Janet sedangkan Shea hanya cengengesan.

*********

Siang harinya, Shea dan Janet kembali kerumah sakit untuk melihat kondisi Alvarez pasca operasi yang baru saja selesai dan disana sudah ada Haidar, Brian, dan teman-teman Alvarez.

" bagaimana keadaan Alvarez sekarang om? " tanya Shea

" operasi nya berjalan dengan lancar, tubuh Alvarez sama sekali merespon dengan baik, dan sekarang kita tinggal menunggu Alvarez sadar, dia juga akan segera dipindahkan ke ruang rawat " jawab Haidar dengan raut wajah bahagia, Shea tersenyum lebar dan sesekali ia menyeka air mata bahagia nya yang hendak jatuh.

" Selamat Siang..... " sapa seorang wanita paruh baya

Mereka semua pun menoleh kearah sumber suara, tak ada yang terkejut atas kedatangan wanita itu kecuali Shea.

" Tante Bella... " Shea langsung menghampiri Bella lalu memeluk nya.

Dengan erat Bella memeluk tubuh mungil Shea, namun Shea merasa ada yang aneh karena Bella menangis sesenggukan di dalam dekapannya.

" Tante kenapa? " tanya Shea dengan bingung Setelah dirinya mengurai pelukannya

Tangis Bella semakin pecah, lalu kembali membawa Shea kedalam pelukannya. Shea memandang satu persatu mereka yang ada disana untuk meminta jawaban, namun mereka semua hanya menunduk.

Dari arah depan terdengar suara kegaduhan, membuat mereka semua terkejut bahkan dua orang satpam sedang mencoba menghalangi seorang wanita tua yang mencoba menerobos masuk.

" ini semua gara-gara kamu!!!!!! " tunjuk wanita tua itu pada Shea, bahkan dengan hitungan detik dia sudah mendorong tubuh Shea namun, dengan cepat Brian langsung merengkuh tubuh putri nya agar tidak jatuh

" Madam Mariam!!!!!!! " bentak Brian

" ada apa ini? kenapa anda membuat onar di rumah sakit ini? " tanya Haidar, sudah banyak pasang mata yang memandang ke arah mereka semua terutama kepada Madam Mariam

" ini semua gara-gara dia!!!!! " tunjuk Mariam pada Shea dengan tatapan penuh kebencian

" gara-gara kamu cucu saya pergi!!!!!! gara-gara kamu cucu saya meninggalkan saya!!!!! "

" apa maksud Oma... aku nggak ngerti? " tanya Shea dengan raut wajah bingung dan masih berada di dalam dekapan sang ayah

" Yesaya sudah pergi!!!!!!!!!! dan itu semua karena kamu!!!!!! "

" mama cukup " lerai Bella

" tidak Bella..... ini semua gara-gara dia "

" ada apa sih sebenarnya.... apa yang terjadi " Shea mulai memberontak dan meninggikan suaranya

" kamu mau tau apa yang terjadi???? " tanya Mariam dengan raut wajah penuh emosi

" mama!!!!!!! " Bentak Bella dengan air mata yang kembali jatuh tanpa permisi

" dia harus tahu semua kebenaran nya!!!!!! " balas Mariam yang tak ingin terbantahkan.