webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teenager
Zu wenig Bewertungen
167 Chs

Eps. 126

Dua bulan telah berlalu, Shea sudah kembali menjalani hari-hari nya seperti sedia kala, tak ada rasa takut bahkan Shea tak ingin mengingat lagi kejadian buruk yang sudah menimpanya. Aiden, Luna dan juga Jack sudah mendekam di penjara untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka.

Sedangkan Erlangga harus kembali terjun payung untuk mendapatkan kembali kepercayaan beberapa investor. Karena Alexander Group sudah memboikot Perusahaan Erlangga dari salah satu perusahaan yang dipimpin oleh Alvarez. Beruntung Brian tak ikut menjebloskan nya kedalam penjara, sehingga membuat Erlangga masih sedikit bisa bernafas.

Shea terbangun dari tidurnya saat merasa tangan kokoh memeluk tubuhnya, bahkan Shea dapat merasakan deru nafas yang teratur. Seutas senyum manis menghiasi wajah cantik Shea, saat melihat suami nya yang masih tertidur di sampingnya.

" terimakasih untuk semuanya sayang " batin Shea dengan mengelus pipi putih suaminya

" aku tau aku tampan, kamu nggak perlu liatin aku kayak gitu banget, dan kamu juga nggak perlu bilang makasih, karena sudah kewajiban aku untuk jaga dan lindungi kamu " suara serak khas bangun tidur itu mengejutkan Shea

" Eh, kamu udah bangun? "

Alvarez tersenyum, lalu membawa istrinya kedalam pelukannya.

" aku kebangun karena bisikan hati kamu "

" idih, nggak sopan baca isi hati orang " Shea memukul d**a bidang Alvarez, membuat Alvarez mengaduh.

" ya ampun sayang, tenaga kamu kenceng banget, d**a aku sampe sakit Loh "

Shea meringis, kemudian melepaskan pelukannya lalu mengusap d**a Alvarez dengan lembut, membuat Alvarez tak bisa menahan tawanya.

" aku harap, aku bisa lihat Shea ku seperti dulu lagi.... " Alvarez menatap Shea dengan penuh kerinduan

Mata Shea kembali berkaca-kaca hanya karena ucapan Alvarez yang begitu lembut

" Lah, kok ketawa si sayang " Alvarez menangkup wajah mungil Shea

" aku ini nangis Loh, bukan ketawa Alvarez!!!! "

Dengan cepat Alvarez mengecup bibir Shea membuat Shea sedikit terperanjat, Alvarez tersenyum gemas melihat wajah terkejut istri nya

" aku bahagia banget punya kamu " Shea tak dapat menahan air matanya agar tidak jatuh

" aku juga sangat bahagia sayang... sangat-sangat bahagia " Alvarez kembali membawa Shea kedalam pelukannya

Alvarez dan Shea menuruni tangga menuju ruang makan bersama, membuat semua orang yang ada di sana tersenyum bahagia.

" selamat pagi semua " sapa Shea

" selamat pagi sayang, bagaimana tidur kamu nyenyak? " Goda Anita membuat Shea tersipu malu

" ini, Bibik masakin nasi goreng kesukaan Non Shea " Bik Ani meletakkan nasi goreng di hadapan Shea

Namun tiba-tiba, Shea merasa perutnya mual apalagi mencium aroma nasi goreng itu, membuat Shea berlari tunggang langgang ke wastafel membuat mereka mengerenyitkan kening mereka.

" kamu kenapa sayang " Shalu langsung menghampiri Shea

" nggak tau Mom, tiba-tiba perut aku mual "

" kamu masuk angin mungkin "

" mungkin, soalnya emang beberapa hari ini aku kurang fit " Shea kembali duduk di kursi nya.

" kita ke dokter ya, aku khawatir sama kamu " Alvarez mengelus punggung Shea

" yang di katakan Alvarez benar nak, kamu kerumah sakit aja " sambung Brian

" nggak apa-apa kok, aku cuma mual biasa aja " Shea meyakinkan Alvarez dan sang Ayah

" oh ya Bik Yasmin, kayak nya aku nggak makan nasi goreng nya deh nggak tau kenapa aku nggak nafsu, tolong buatin aku teh mint aja ya biar rasa mual aku ilang " pinta Shea

" iya Non " Bik Yasmin langsung membuat kan apa yang di inginkan Shea.

Anita dan Shalu saling melirik, karena memang tak biasanya Shea seperti ini bahkan wajah Shea pun terlihat sedikit pucat.

Saat semua orang tengah sibuk dengan aktivitas masing-masing, Shalu menghampiri Shea yang sedang duduk di balkon kamarnya.

" ini teh mint nya sayang " Shalu meletakkan secangkir teh di atas meja tepat di hadapan Shea

" makasih ya Mom " Shea langsung meneguk minumannya.

" kamu pucat banget loh sayang, apa nggak sebaiknya kamu ke dokter "

" mungkin Aku cuma kecapekan aja Mom "

" Mommy mau tanya, tapi maaf sebelumnya apa kamu sudah datang bulan sayang? " ragu-ragu Shalu menanyakan nya

" seharusnya sih gue emang udah haid, tapi ini udah dua minggu, gue belom juga haid " batin Shea

" Shea " Shalu membuyarkan lamunan Shea

" eh iya Mom maaf, aku udah dua Minggu telat Mom " jawab Shea, membuat Shalu tersenyum

" Mommy kok senyum-senyum gitu sih, aneh " ujar Shea

" kamu tunggu sebentar " Shalu beranjak kemudian keluar dari kamar Shea

" Mommy kok aneh banget sih " gumam Shea.

Beberapa saat kemudian, Shalu kembali masuk kedalam kamar Shea dengan membawa benda kecil di tangan nya.

" coba kamu tes sayang " Shalu memberikan benda itu pada Shea.

" Mom, ini kan- "

" kamu coba cek dulu, dan kita lihat hasilnya "

" tapi Mom- "

" nggak usah tapi-tapian sekarang juga kamu cek, semoga aja dugaan Mommy benar "

" kalo hasil nya nggak sesuai gimana? "

" nggak usah mikirin itu, yang penting kamu cek aja dulu "

Shea sedikit berfikir sebelum melakukan apa yang di pinta oleh Shalu, beberapa detik kemudian Shea beranjak menuju toilet.

" semoga dugaan ku benar " gumam Shalu dengan penuh harap

Tak lama kemudian, Shea keluar dengan raut wajah kecewa dan Shalu dapat mengartikan nya

" ini Mom "

Shalu mengambil benda kecil itu dari tangan Shea, dan nampak garis satu berwarna merah di benda itu. Shalu langsung memeluk Shea dengan penuh kasih sayang.

" nggak apa-apa sayang, kamu jangan berkecil hati " bujuk Shalu, Shea hanya diam tak dapat di pungkiri di hati kecilnya Shea juga mengharapkan kehadiran malaikat kecil itu di rahimnya.

" kamu istirahat yah sayang, Mommy mau menyiapkan makan malam dulu " ujar Shalu dan Shea mengangguk sedih

" udah kamu jangan sedih, sebentar lagi Papi sama Alvarez pulang.... " bujuk Shalu kemudian berlalu pergi.

Shea membuang benda itu kedalam tong sampah di dekat meja rias nya, agar Alvarez tidak melihat benda yang akan membuat nya patah hati.

Waktu sudah menunjukkan pukul Tujuh malam, terdengar suara deru mobil yang berhenti di garasi dan dapat di pastikan oleh Shalu kalau itu adalah Brian dan Alvarez, dan benar saja kedua laki-laki tampan berbeda generasi berjalan bersamaan masuk kedalam rumah.

" Shea mana Mom? " tanya Alvarez

" masih di kamarnya " jawab Shalu

" apa Shea masih kurang enak badan? " sambung Brian

" Enggak kok Pi, aku udah mendingan " Shea menuruni tangga lalu menghampiri mereka

" tapi muka kamu masih pucet banget loh sayang " ujar Alvarez, Shea tersenyum getir

" kamu mandi dulu sana, terus kita makan malam... kasian si kembar udah dari tadi nunggu " balas Shea, dirinya tidak ingin menampakkan kesedihan di depan Alvarez

" ok " Alvarez mengecup pipi Shea lalu melipir menuju kamar mereka di lantai dua.

Brian yang selalu peka terhadap sikap Shea, hanya bisa memperhatikan Shea dan mendapat kedipan dari istri nya agar tak banyak bertanya pada Shea.

" Papi sama Kak Alvarez lama banget mandinya, Sean udah laper " gerutu Sean membuat Anita dan Gunawan tersenyum

" Sean kan emang selalu laper " celetuk Sharen dan berhasil membuat tawa nenek kakek mereka pecah, Sean hanya mencibir kan bibir mungilnya.

" Shea kamu kenapa, Opa perhatikan seperti kurang sehat " tanya Gunawan

" iya sayang, kamu masih kurang enak badan? " sambung Anita

" enggak apa-apa kok Opa Oma, aku baik-baik aja " Shea memaksakan diri untuk tersenyum agar tak di curigai oleh nenek dan kakek nya.