webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teenager
Zu wenig Bewertungen
167 Chs

Eps. 120

" apa itu terasa sakit Bro? "

Alvarez tersenyum kecil mendengar pertanyaan dari Gilang. Pukulan yang dilayangkan Morgan masih membekas di sudut bibir Alvarez

" sakit ini tidak sebanding dengan apa yang sudah di alami oleh Shea " Alvarez menatap bingkai foto yang terletak di atas meja kerjanya

Flashback

Alvarez baru saja pulang dari kantor lalu menaiki tangga menuju kamar Shea di lantai dua, dan waktu baru menunjukkan jam 7 malam, saat melihat Shea yang terbaring di atas ranjang Alvarez pun mendekati nya kemudian membelai lembut wajah Shea yang masih pucat dan lebam di wajahnya sudah sedikit sembuh.

Karena merasa ada yang menyentuh nya, perlahan Shea membuka mata dan pertama yang dirinya lihat adalah senyum teduh suaminya, dan Shea pun membalas senyuman itu.

Tak berapa lama kemudian, Shea kembali berteriak histeris dan langsung mendorong tubuh Alvarez hingga jatuh kelantai, sontak teriakan itu membuat seisi rumah terkejut dan langsung berlari menuju kamar Shea.

" pergi.... pergi.... jangan dekati aku.... "

Tubuh Shea bergetar karena ketakutan, Alvarez kembali mencoba menghampiri Shea untuk menenangkan nya namun lagi-lagi Alvarez harus menelan kenyataan, Shea kembali menangis histeris.

" Shea ini aku Alvarez "

" Pergi.... pergi... pergi... jangan dekati aku!!!!!!!!! " Shea terus berteriak

Dengan hati yang hancur, melihat ketakutan Shea pada dirinya perlahan Alvarez melangkah kan kakinya keluar dari kamar Shea.

Shalu yang ikut merasakan kesedihan Alvarez pun mencoba untuk memberikan sedikit penjelasan apa yang di rasakan Shea pada Alvarez.

Brian mencoba mendekati putrinya yang duduk di pojok kamar sambil memeluk dengkul nya, tatapan mata Shea kosong tubuh nya bergetar karena ketakutan, Brian mencoba untuk menyentuh putri nya dan lagi-lagi Shea menghindar menatap Brian dengan penuh kewaspadaan.

Tanpa terasa Brian meneteskan air mata nya, melihat raut wajah pucat Shea yang penuh dengan ketakutan, Shea mengalami trauma yang begitu mendalam, sedangkan Alvarez hanya bisa melihat dari kejauhan.

Ingin sekali dirinya memeluk istrinya, namun apa daya Alvarez tidak ingin membuat Shea semakin takut pada dirinya

flashback off

" apa yang Lo pikirkan? " Gilang membuyarkan lamunan Alvarez

" wajah ketakutan Shea " jawabannya

Baru saja Gilang hendak menjawab, terdengar suara ketukan dari luar.

" Masuk!!!!!! " ucap Alvarez dengan suara yang sedikit meninggi, pintu ruangan pun terbuka

" Maaf pak mengganggu, ada yang ingin bertemu katanya sudah membuat janji " ucap sekretaris Alvarez,

Alvarez hanya mengangguk tanpa menjawab

" selamat siang " sapa seorang wanita cantik, Alvarez menatap nya dengan dingin, sedang kan Gilang sedikit terkejut

" selamat siang, silakan duduk " ucap Gilang yang mewakili Alvarez, wanita itu pun masuk kemudian duduk setelah di persilahkan duduk oleh Gilang.

" ini laporan yang Bapak minta dari Pak Erlangga " ucap wanita itu sambil menyodorkan map berwarna merah ke atas meja di hadapan Alvarez

" kenapa anda yang datang nona Luna, bukannya Pak Erlangga atau Pak Aiden? " lagi-lagi Gilang yang bertanya

Wanita yang bernama Luna itu sedikit melirik Alvarez sebelum menjawab pernyataan Gilang

" Pak Erlangga sedang mengawasi pemasokan bahan untuk di kirim ke pabrik, dan Pak Aiden sedang ada pekerjaan di luar kota jadi saya yang di minta oleh Pak Erlangga untuk mewakili mereka " jawabnya, Gilang mengangguk pertanda mengerti

" oh ya Pak Alvarez, bagaimana keadaan istri anda? " dengan berani Wanita itu menanyakan tentang Shea

Alvarez menatap wanita itu dengan tajam dan berhasil membuat nyali wanita itu menjadi ciut karena seakan ingin mengulitinya hidup-hidup.

" maaf jika saya lancang " wanita itu tertunduk, namun diam-diam dirinya tersenyum sinis

Setelah Alvarez menanda tangani berkas itu, ia langsung kembali menyerahkan kepada Luna.

" Apa ada bisa saya bantu lagi Pak? " tanya Luna

" tidak, silakan anda pergi " ucap Alvarez dengan dingin tanpa menoleh ke arah Luna sedikit pun.

Luna menahan kesal nya karena di acuh kan oleh Alvarez, padahal dirinya sudah berdandan secantik mungkin agar Alvarez tertarik pada dirinya, sedangkan Gilang menahan tawanya melihat gerak gerik Luna yang kesal.

" baik saya permisi Pak " ucap Luna kemudian beranjak dari duduknya lalu pergi.

Setelah kepergian Luna, Alvarez langsung membanting vas bunga ke arah pintu.

PRANGGGGGGGGGGGG

" Wowwwwwwww Lo mau merusak wajah tampan gue ini Bro!!!!!!! "

Sosok James baru saja hendak membuka pintu, namun ketika melihat Alvarez yang hendak membanting vas bunga itu, dengan cepat James menutup nya kembali, Gilang sudah tertawa terbahak-bahak.

" sedikit lagi Bro Lo mengenai sasaran..... " ejek Gilang di sisa tawanya, sedang kan James menatap nya dengan kesal.

" dimana Morgan dan Daniel? " tanya Alvarez

" mereka sedang menghadiri pertemuan dengan salah satu perusahaan yang berkerja sama dengan perusahaan mereka " jawab James

" kenapa tiba-tiba Morgan dan Daniel ada di Indonesia, bukanya mereka berada di Singapura " tanya Gilang

" apa Lo lupa, Kerajaan besar Wijaya Group masih ada di kota ini "

" tapi maksud gue, kenapa tiba-tiba mereka datang kesini terus Morgan langsung mukul Alvarez, dan parahnya ni batu nggak ngelawan " sindir Gilang pada Alvarez

" Morgan dan Daniel menyayangi Shea dan sudah menganggap Shea seperti adik mereka sendiri, kakak mana yang nggak sakit hati melihat adik mereka terluka " ucap Alvarez

" dan Morgan mukul gue, bukan karena dia marah atau pun benci sama gue, tatapan Morgan seperti kekecewaan seorang adik pada sang kakak karena tidak bisa menjaga kekasihnya dengan baik... " sambung Alvarez kemudian meraba d**a nya di sebelah kiri, ia teringat bahwa ada jantung seseorang yang sudah menggantikan jantung nya.

********

Brian sudah sampai di kediamannya, Shalu menyambut nya dengan penuh kerinduan karena sama seperti Alvarez, Brian sudah beberapa hari tidak pulang.

" akhirnya kamu pulang mas " ucap Shalu

Wajah Brian nampak begitu lusuh, dan terlihat sangat lelah.

" Bagaimana keadaan Shea? " tanya Brian setelah membersihkan diri

" Sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, dia merindukan ayah dan suaminya terlebih lagi pada suaminya " jawab Shalu dengan sendu

" Maya sudah memeriksa keadaan Shea, dan Shea sudah mulai berani untuk terbuka dan menceritakan semua kejadian pada malam itu pada Maya " lirih Shalu

Maya adalah seorang psikiater yang merawat Shea, dan itu atas saran dari Arkan untuk membantu kesembuhan mental Shea

" Maya mengatakan bahwa Shea trauma dengan orang yang memakai pakaian warna hitam, karena warna hitam mengingat kan dirinya pada seseorang yang sudah melukainya... Shea merasa dirinya- " Shalu tak dapat melanjutkan perkataannya, hanya terdengar isakan Shalu yang menahan tangisnya

Brian menghampiri Shalu lalu memeluk istrinya dengan erat.

" itu lah kenapa Shea berteriak dan mengusir Alvarez, karena saat melihat Alvarez memakai pakaian berwarna hitam, bayangan orang itu kembali menghantuinya, Shea terus mengurung dirinya dikamar, apa lagi setelah dia mendengar dan membaca berita tentang dirinya yang di p*****a pada hal itu tidak benar, orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu hanya menggunakan kesempatan untuk menghancurkan mental Shea " ucap Shalu lagi

" setelah mendapat perawatan dari Maya, Shea sadar, dan terus memanggil nama Alvarez di setiap tidurnya, bahkan kemarin Shea mengatakan bahwa dia takut kalau Alvarez akan meninggalkan dirinya dan tidak menerima dirinya sebagai istri lagi, sepanjang malam Shea menangis, tapi tidak mengeluarkan suara, aku takut Shea akan kembali depresi " lanjut Shalu.

Setelah mendengar kan cerita dari Shalu, Brian pergi menuju kamar Shea. Perlahan-lahan Brian membuka pintu kamar Shea, dirinya mendapati Shea yang sudah tertidur di atas ranjang sambil memeluk bingkai foto.

Deruh nafas Shea yang teratur membuat hati Brian sedikit menghangat, Brian juga melihat ada sisa air mata di pelupuk mata Shea. Brian yakin Shea kembali menangis hingga ia tertidur sambil memeluk foto Alvarez.

" Bersabarlah nak, sedikit lagi.... Papi akan menghancurkan mereka semua yang melukai kamu hingga tak tersisa " batin Brian dengan penuh amarah.

**********

Shea terbangun dari tidurnya, sinar matahari mencoba masuk melalui celah-celah kecil tirai untuk menyapanya. Shea membuka pintu menuju balkon kemudian menghirup udara segar lalu menghembuskan secara perlahan.

" Selamat pagi princess..... "

Shea terlonjak kaget, saat melihat Brian yang masuk kekamar nya.

" maaf jika kamu terkejut sayang "

Bola mata Shea berkaca-kaca, kemudian berlari memeluk sang ayah

Hiks hiks hiks hiks hiks hiks

Brian kembali mendengar isakan tangis putri kesayangannya itu, dirinya mengusap dengan lembut kepala Shea lalu mengecup nya.

" jangan pernah merasa takut nak, karena papi akan selalu ada untuk kamu..... mereka yang menyakiti kamu akan mendapatkan pembalasan yang setimpal "

isakan tangis itu semakin kencang, dan Brian mempererat pelukannya.

" menangis lah nak, tumpahkan semua kesedihan kamu jangan di tahan "

" apa aku sudah kotor Pi... apa aku sudah terlalu hina, mangkanya Alvarez sama sekali tidak ingin ketemu lagi sama aku? " lirih Shea

Brian melepaskan pelukan mereka lalu menatap Shea dengan penuh kasih sayang

" siapa yang mengatakan itu? "

" Berita di tv dan di online, kalau aku telah di per-"

" itu hanya berita palsu.... jangan pernah kamu hiraukan karena itu tidak benar " dengan cepat Brian memotong ucapan Shea

" lalu kenapa Alvarez pergi dari aku Pi, kenapa Alvarez tidak membawa aku bersamanya, kenapa Alvarez membawa aku ke rumah Papi? "

" Alvarez tidak pernah pergi.... dia hanya memberikan waktu untuk kamu menghilang kan semua rasa takut dan trauma kamu saat melihat dia " Brian mencoba memberikan pengertian kepada Shea

" Alvarez membawa kamu kerumah papi, bukan karena dia mengembalikan kamu pada papi, tapi dia tidak mau kejadian buruk itu terus menghantui kamu kalau dia membawa kamu pulang kerumahnya, dan ini juga permintaan Oma karena Oma takut pelaku itu kembali lagi " ucap Brian

" percaya sama Papi, Alvarez akan datang dan kembali membawa kamu pergi bersamanya " sambung Brian kemudian memeluk Shea kembali.