webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teenager
Zu wenig Bewertungen
167 Chs

Eps 68

Alvarez sudah kembali kekantor setelah mengantarkan Shea pulang kerumahnya. Kejadian hari ini membuat nya begitu merasa sangat lelah, bahkan penampilan nya terkesan jauh dari kata rapih namun tak membuat ketampanan nya luntur.

Alvarez menghela nafas berat, ia menyandarkan kepalanya di sofa sudut ruangannya, dan memejamkan sejenak matanya.

TOK TOK TOK

Suara ketukan pintu kembali terdengar dari luar, Alvarez yang baru saja hendak terbang ke alam mimpi pun sekarang hanya bisa mendengus kesal.

" masuk!!!! " ucap Alvarez dengan sedikit berteriak

Perlahan pintu pun terbuka, sosok tubuh tinggi Haidar sedang berdiri di depan pintu, ia menggeleng kepala lalu tersenyum melihat penampilan sang putra yang acak-acakan.

" papa... " gumam Alvarez

" apa seperti ini penampilan seorang calon CEO setiap hari nya? " Haidar melangkah kan kakinya menghampiri Alvarez yang masih duduk di sofa

" enggak kok Pa... tadi ada insiden sedikit di kampus " Alvarez memicit kedua pelipis nya

" karena Shea? " Haidar mengangkat satu alisnya

" dari mana papa tau? " Alvarez terlihat bingung

" Alvarez, kamu itu putra papa... Papa tau setiap gerak-gerik kamu " Haidar menepuk pundak Alvarez yang kokoh

" apa kamu mencintai Shea? " tanya Haidar dengan begitu intens

Alvarez beranjak dari duduknya, ia berdiri di pinggir jendela kaca besar menatap lurus langit cerah dengan kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celananya.

" entah lah pa... aku belom yakin sama perasaan ini dan aku juga nggak mau terlalu banyak berharap "

" papa yakin kamu pasti bisa menyelesaikan semuanya... Shea gadis yang baik, papa juga menyukai nya sebagai calon pendamping kamu di masa depan... "

Alvarez hanya tersenyum samar ketika mendengar penuturan dari sang ayah.

" oh ya ngomgong-ngomong tumben papa datang kesini? biasanya papa di di luar kota "

" papa datang kesini sengaja ingin menemui kamu, ada hal penting yang ingin papa bicara kan " Haidar menatap lekat wajah Alvarez.

*****

Valentine sekarang sudah berada di salah satu butik ternama di ibukota, ia sedang fokus memilih gaun yang akan ia kenakan di malam pesta pertunangan nya

" gue bosen tau nggak nungguin Lo " ucap seorang wanita yang sedang duduk santai di sofa

" Sabar dong... gue harus cari gaun yang paling bagus untuk acara bersejarah gue, karena gue nggak mau keliatan norak di depan semua tamu undangan " jawab Valentine, ia masih memilah bermacam-macam model gaun sedangkan wanita yang menemani nya hanya mendengus kesal.

" gue penasaran sebenarnya apa yang mau Lo omongin sama gue " ucap wanita itu yang sudah tak sabar

" pokoknya ini penting, tapi selesaikan dulu gue pilih gaun baru gue ceritain ke Lo "

" kalo dalam sepuluh menit Lo masih belom selesai juga, gue tinggalin Lo sendirian " ancam wanita itu, dan kali ini Valentine yang mendengus kesal

Tak lama kemudian Valentine selesai dalam pencarian gaun nya, selagi menunggu gaun nya di kemas ia menghampiri wanita yang duduk di sofa.

" gue ketemu sama Alvarez " ucap Valentine setelah ia menyeruput minumannya

" serius Lo....? "

" iya.... "

" Lo ketemu dimana? "

" di toko bunga... dan sumpah demi apapun dia ganteng banget..... calon tunangan gue aja kalah telak sama dia, dan gue yakin kalo Lo ketemu sama dia Lo bakalan ngerasa nyesel udah pernah ninggalin dia cuma demi cowok brengsek itu "

Clara terdiam, mendengar perkataan dari Valentine karena itu semua benar adanya. Clara teringat saat ia meninggalkan Alvarez laki-laki yang pernah akan di jodohkan dengannya, namun ia berpaling dari Alvarez bahkan memutuskan perjodohan secara sepihak karena ia merasa di acuh kan oleh Alvarez bahkan tak pernah menganggap sebagai calon pasangan nya dan akhirnya Clara salah jalan ia memilih menjalin hubungan dengan laki-laki lain, namun setelah laki-laki itu menemukan perempuan yang lebih baik darinya akhirnya dirinya pula yang dicampakkan.

" tapi dia nggak datang sendiri, dia sama cewek... dan cewek itu mantan pacar calon tunangan gue Yesaya... dan Lo tau, semenjak Yesaya ketemu lagi sama tu cewek, sikap Yesaya berubah 100% sama gue "

Clara tak bereaksi, karena dia tahu siapa wanita yang dimaksud oleh Valentine

" itu Shea.... " gumam Clara

" Lo kenal Shea.... " tanya Valentine dengan terkejut

" pertama gue ketemu sama dia di toko kue, dan yang kedua di kantor Alvarez " jawab Clara dengan dingin

" jadi Lo juga udah ketemu sama Alvarez? "

Clara mengangguk sebelum menjawab

" dan Shea juga yang udah ngancurin rencana gue buat deketin Alvarez lagi "

" Bener-bener ya tu cewek, harus di kasih pelajaran... bila perlu dia pergi dari dunia ini untuk selamanya " ucap Valentine dengan kesal

Valentine dan Clara saling menatap satu sama lain karena laki-laki yang mereka incar ternyata sudah terikat pada Shea.

" gue punya ide... kita akan buat cewek itu kehilangan semua nya " ucap Valentine " dan Lo bisa ngedeketin Alvarez lagi, gue yakin Alvarez nggak akan pernah mau sama cewek yang udah rusak moralnya " Valentine mengangkat sudut bibirnya

Clara menatap bingung ekspresi yang terpancar dari wajah sepupunya

" apa yang mau Lo lakuin? "

Valentine hanya tersenyum sinis, tak menanggapi pertanyaan dari Clara

******

Hari mulai malam, sinar bulan purnama ikut menerangi malam Shea yang gelap ia menikmati semilir angin malam di balkon kamarnya.

Tiba-tiba ponselnya berdering, seutas senyum manis terpancar dari wajah cantiknya saat melihat nama seseorang di layar ponselnya, Shea langsung menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan di ponselnya

" hallo..... "

" hai... "

" What are you doing now?

"staring at the moon, and you?

" looking at you "

" waw... udah bisa gombal ya sekarang " ucap Shea dengan tertawa

" siapa yang gombal, orang gue serius kok "

" emang nya Lo bisa liat gue dari jarak jauh? huh? "

" gue dibawah, cepetan turun!!!! " Alvarez tak menanggapi pertanyaan Shea ia langsung mengakhiri panggilan

" dasar cowok muka tembok!!!!!!!! bukannya jawab, malah di matiin telfonnya!!!!!!! " ucap Shea dengan kesal

" eh tapi bentar deh, dia bilang tadi kalo dia dibawah.... itu artinya... " Shea langsung berlari menuruni anak tangga dengan cepat lalu membuka pintu utama.

Shea melihat mobil sport Alvarez sudah terparkir di luar gerbang, laki-laki tampan itu menyandarkan tubuhnya dengan berpangku tangan di depan pintu mobilnya ia hanya mengenakan celana pendek Levis putih, memakai Hoodie berwarna hitam dan tak lupa sepatu snakers putih kesayangannya, Shea pun langsung menghampirinya di depan gerbang.

" Lo mau kemana? " tanya Shea bingung

" mau ketemu temen monyet gue " jawab Alvarez datar, dan itu membuat Shea menghela nafas kesal

" maksud Lo, itu gue " Shea menunjuk dirinya sendiri

" bukan gue yang bilang " Alvarez mengangkat kedua bahunya

" ngeselin banget sih Lo!!!! " ucap Shea kesal

" yuk ikut gue " Alvarez tak mempedulikan raut wajah Shea yang sudah kesal

" Lo nggak liat kalo gue lagi marah " Shea melipat kedua telapak tangan nya di d**a sambil menghentakkan kakinya

" marah aja, nggak takut tuh... masih cantik juga " gumam Alvarez

" what??????? Lo bilang apa tadi " Shea menggaruk sedikit telinga nya, apa ia tidak salah dengar kalau Alvarez mengatakan bahwa dirinya cantik

" udah nggak usah bawel!!! buruan ikut gue " Alvarez menarik tangan Shea

" No!!!! Lo mau culik gue???? " ucap Shea dengan cemas

" siapa juga yang mau culik cewek bawel kayak Lo " Alvarez menoyor kepala Shea dengan pelan

" terus Lo mau bawa gue kemana? "

" nggak usah banyak tanya, ikut aja "

Shea menyipitkan kedua matanya menatap Alvarez dengan penuh curiga

" buruan!!! " ucap Alvarez dengan sedikit penekanan

" gue ambil tas sama ponsel dulu " Shea kembali berlari masuk kedalam untuk mengambil barang keperluan nya

" Shea kamu dari mana??? " tanya Shalu dengan sedikit berteriak karena Shea berlari-lari menaiki anak tangga menuju kamarnya, namun Shea tak menjawab

Tak lama Shea kembali turun sudah memakai sepatu sneaker nya dengan sling bag di pundaknya, ia menghampiri Shalu yang berada di ruang keluarga

" mom... aku pergi dulu ya sama Alvarez, nanti kalo papi tanya bilang aja kayak gitu.... " ucap Shea

" bye mom..... " ucapnya lagi sembari mencium punggung tangan Shalu Lalu mengecup pipinya, kemudian langsung berlari keluar tanpa menunggu jawaban Shalu

*****

Andai waktu dapat aku kendalikan, aku tidak ingin malam ini berlalu dengan cepat, kamu dengan segala caramu yang selalu mampu mengisi hatiku yang kosong~

{ Shea Vee Alexander }

Shea dan Alvarez kini sedang berada di salah satu warung sate di pinggir jalan ibukota, menikmati malam yang indah di bawah sinar rembulan

" gue fikir cowok kayak Lo bakalan nggak mau makan di pinggir jalan kayak gini " Shea sangat menikmati sate daging ayam di dalam piring nya

" mangkanya nilai orang jangan cuma liat dari cover nya doang!!! "

" oh ya habis ini kita mau kemana lagi? " tanya Shea setelah ia menghabiskan satu tusuk sate yang terakhir

" pulang " jawabnya singkat sambil membayar makanan nya pada Abang tukang sate

" yah.... kok pulang sih??? nggak jalan dulu gitu... nonton kek, ketaman kota kek.... ini kan juga malam Minggu " ucap Shea dengan nada seperti anak kecil yang sedang membujuk ayahnya untuk minta di belikan mainan

Alvarez hanya melirik sedikit kearah Shea yang sudah menatap wajahnya seperti memohon bahan bulu mata panjang Shea ikut berkedip dengan lucu

Setelah makan malam sederhana, Alvarez mengajak Shea pergi ketaman kota karena ini adalah malam Minggu maka taman kota banyak sekali para pengunjung yang berdatangan, ada yang sepasang kekasih ada juga yang bersama keluarga dan hiruk piruk suara anak kecil ikut meramaikan taman.

Lampu-lampu hias menyinari taman kota ditambah sinar rembulan yang juga ikut memberikan kesan romantis pada pasangan muda-mudi.

Shea tak ingin menghilangkan kesempatan, ia menggunakan Camera ponsel nya untuk mengabadikan momen indah malam ini bersama Alvarez hingga ia lupa akan kepedihan luka hatinya.

Dengan diam-diam Shea mengambil gambar Alvarez yang sedang berdiri di tepi kolam hias di tengah taman, wajah tampannya tersorot dengan jelas di bawah lampu warna-warni, dan tak sedikit para remaja wanita yang berkomentar akan ketampanan Alvarez

" cowok itu ganteng banget kayak artis Korea "

" ya ampun..... siapa sih namanya "

" udah kayak foto model tau nggak sih "

" Oh God!!! rasa mau pecah gendang telinga gue " batin Shea

Banyak nya komentar-komentar itu membuat telinga Shea merasa panas seperti terbakar, entah kenapa hatinya ingin meledak-ledak. Dengan cepat ia menarik pergelangan tangan Alvarez dari tepi kolam, ia tak menghiraukan banyak pasang mata yang menyorot sikap posesif nya. Alvarez yang menyadari akan hal itu hanya tersenyum samar

" Shea Lo kenapa sih narik tangan gue "

" gue mau jauhin Lo dari para dedemit itu... " Shea melepaskan pergelangan tangan Alvarez, setelah mereka sedikit jauh dari tepi kolam

" emang kenapa? " tanya Alvarez dengan pura-pura terlihat bingung

" Lo nggak ngerasa, kalo mereka semua pada caper sama Lo???? " ucap Shea dengan kesal

" lah terus kenapa? Lo cemburu? " Alvarez melipat kedua tangannya di depan d**a menatap wajah Shea dengan intens

Shea diam membisu, mendengar pertanyaan terakhir Alvarez, ia merasa bingung kenapa dirinya bisa melakukan itu.

" nggak.... ngapain juga gue harus cemburu " balas Shea yang sudah gelagapan

" lah itu buktinya Lo ngejauhin gue dari mereka "

" owh jadi Lo seneng gitu, di caperin mereka? "

kali ini Shea yang sudah berpangku tangan

" yang bilang seneng siapa? " Alvarez mengangkat satu alisnya

" Lo lah!!!! " Shea semakin kesal

" gue nggak bilang gitu, udah bilang aja kalo Lo cemburu "

" nggak gue nggak cemburu " Shea menghentakkan kakinya, wajah nya sudah memerah lalu berjalan meninggalkan Alvarez

Alvarez hanya tersenyum melihat sikap Shea yg seperti anak kecil, dengan santai ia berjalan mengikuti Shea dari belakang.

Tanpa permisi lagi, Alvarez merangkul bahu Shea dan mensejajarkan langkah kaki nya dengan Shea

" udah jangan ngambek... "

" bodo' "

" mau ice cream??? " tawar Alvarez

Shea menghentikan langkah kakinya di ikuti oleh Alvarez, lalu ia beralih menatap wajah tampan Alvarez dari samping sedang kan Alvarez menatap lurus kedepan

" No... Thanks!!!! " ucap Shea sembari melepaskan rangkulan dari tangan Alvarez, ia terus berjalan dengan cepat meninggalkan Alvarez, sedangkan Alvarez hanya tersenyum.