webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teenager
Zu wenig Bewertungen
167 Chs

Air Mata

" jadi bagaimana dok tindakan selanjutnya untuk istri saya ? " tanya Brian pada dokter Bayu dengan tak berdaya

" untuk tindakan pertama kita harus melakukan kemoterapi untuk pencegahan agar sel kanker tidak menyebar ke seluruh sistem saraf tapi sebelum kita melakukan nya kita harus menunggu keadaan pasien stabil "

" tapi dok, Vee sekarang sedang hamil efek dari kemoterapi pasti akan mempengaruhi bayinya " bantah Arkan

" maafkan saya dokter Arkan, tapi kita tidak ada pilihan lain, kecuali keluarga pasien bersedia memberikan persetujuan untuk melakukan operasi cesar menyelamatkan bayinya atau kemungkinan berakibat fatal "

Bak disambar petir di siang bolong Brian harus menerima fakta yang masih belum bisa ia terima

" dokter kandungan istri saya baru menginjak delapan bulan " Brian sudah tidak tahan lagi

" maafkan saya pak Brian, tapi pilihan ada di tangan anda dan pilihan terakhir yang mungkin terjadi adalah anda harus memilih salah satu istri anda atau bayi dalam kandungan anda jika kita tidak cepat melakukan kemoterapi segera "

" setelah melakukan kemoterapi apa kemungkinan istri saya bisa sembuh ? " tanya Brian yang mulai menahan amarah

" kita akan lihat hasilnya setelah melakukan kemoterapi, adapun yg akan kita lakukan setelah kemoterapi adalah pencangkokan tulang sumsum belakang "

Brian kembali merasakan tubuh nya gemetar, seakan bom sedang meledak di atas kepalanya, sedang kan Arkan hanya mampu mengusap pundak nya untuk tenang

" pencangkokan tulang sumsum ? " gumam Brian, benteng pertahanan nya sudah runtuh saat mendengar perkataan itu.

Kemana dia akan mencari pencangkokan yang cocok untuk Vee, sedangkan Vee sekarang tidak mempunyai siapa-siapa kecuali dirinya. Apa yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan istri dan anak nya.

Dokter Bayu menatap seseorang di depan pintu ruangan nya dengan ekpresi terkejut, Brian dan Arkan menyadari akan hal itu langsung menoleh kebelakang.

Jelas Vee sedang berdiri di depan pintu memeng botol infus ditangannya, wajahnya pucat seperti kertas.

" Vee.... " gumam Brian yang langsung menghampiri nya

" kamu ngapain kesini, seharusnya kamu ada di kamar untuk istirahat " ucap Brian dengan lembut sambil mengusap pipi Vee yang mulus.

" apa yang dikatakan itu benar ? " tanya Vee dengan menatap wajah Brian, matanya sudah mulai berkaca-kaca.

Brian langsung memeluknya dengan erat, isakan tangis Vee yang ia dengar membuat hatinya terasa di sayat oleh silet yang tajam Brian pun tak tahan untuk tidak meneteskan air mata.

" kenapa semua harus terjadi padaku " gumam Vee disela isakan tangis nya, Brian semakin mempererat pelukannya

Vee merasa tubuhnya begitu enteng, ia kembali merakan sakit dikepalanya pandangan nya mulai kabur lama dan semakin lama semua menjadi gelap sampai tak sadarkan diri, hidung Vee kembali mengeluarkan darah

Brian yang sudah panik langsung membawa nya kembali kekamar diiringi oleh Arkan dan dokter Bayu.

Anita dan Gunawan sudah datang kerumah sakit, Arkan sudah menceritakan semuanya kepada mereka karena Brian sudah tidak mampu mengeluarkan suara lagi, dan dalam fikiran nya pun hanya tertuju pada Vee. Hingga sore hari Vee masih belum sadarkan diri.

Anita terus menangis dalam pelukan Brian

" kenapa semua harus terjadi pada Vee " gumam Anita

" kenapa tuhan memberikan nya cobaan seperti ini "

Restu menghampiri Brian dengan membawa makanan dan minuman

" Bri.... Lo makan dulu, soalnya kata Arkan Lo belom makan dari pagi tadi " bujuk Restu namun Brian tak merespon nya.

Anita melepaskan pelukannya lalu mengambil makanan dari tangan Restu

" biar Tante yang bujuk Brian " ucap Anita

" kamu makan dulu ya nak... kamu harus banyak memiliki tenaga " bujuk Anita

Tiba-tiba saja Brian mulai menangis histeris membuat mereka terkejut, Anita langsung memeluk nya begitu pun dengan Gunawan

Semua yang ada disana tidak dapat membendung air mata mereka lagi termasuk teman-teman Brian

" kenapa harus Vee ma..... kenapa harus Vee... apa tidak cukup Tuhan mengambil orang tua Vee... kenapa Tuhan harus mengambil hidup Vee juga " ucap Brian yang pecah dalam tangisannya

" Brian... kamu tidak boleh menyalahkan Tuhan... semua sudah jadi kehendak nya kita tidak akan mampu melawan takdir Tuhan " bujuk Anita, Brian terus mengutuk dirinya

Cleo menatap Vee dari balik kaca ruang ICU

" Vee.... Lo harus kuat... Lo bilang kita akan terus sama-sama, Lo nggak akan lupa janji Lo kan Vee... dari kecil kita selalu sama-sama " ucap Cleo

Mereka yang mendengar pun langsung mengalihkan pandangan mereka pada Cleo yang sudah menangis sesegukan

" Lo pernah bilang sama gue kalo Lo mulai jatuh cinta sama cowok yang ada di rooftof saat pandangan pertama bahkan jauh sebelum Lo tau kalo ternyata dia orang yang akan dijodohin sama Lo, Lo juga ingetkan waktu ulang tahun cowok itu ngasih Lo patung kaca Lo bahagia banget seakan Lo ngedapetin surga Lo di dunia dan sekarang dia udah jadi belahan jiwa Lo, Lo nggak akan ninggalin dia kan Vee.... " ucap Cleo lagi

Mendengar ucapan Cleo, Brian beranjak mendekati nya menyentuh pundak Cleo yang sedari tadi menangis sesegukan

" dia nggak akan ninggalin kita kan kk " tanya Cleo pada Brian yang ada di hadapannya

Brian merangkul Cleo layaknya seperti kakak dan seorang adik melihat Vee dari balik kaca yang masih belum sadarkan diri.

Dokter Bayu datang menghampiri mereka

" dokter Arkan bisa kita bicara sebentar, ayo keruangan saya " bisik nya, Arkan pun mengikuti Dokter Bayu.

Dokter Bayu menunjukkan hasil CT-scan milik Vee, diluar dugaan kanker nya sudah menyerang sebagian sistem saraf Vee dengan cepat.

" kita harus segera melakukan operasi Cesar untuk menyelamatkan bayinya, lalu melakukan kemoterapi, dan terakhir melakukan pencangkokan tulang sumsum "

" dok, yang jadi masalah, kemana kita akan mencari pendonor dengan waktu yang sangat singkat.... Vee yatim piatu, dia tidak memiliki keluarga selain suaminya "

Merekapun sama-sama terdiam.

Disisi lain, perlahan Vee membuka matanya melihat cahaya lampu tepat di atas kepalanya

" Mommy..... Daddy..... Vee kangen " gumam Vee

Melihat Vee yang sudah sadar, Brian langsung berlari memanggil dokter Bayu untuk memeriksa keadaan nya. Nampak senyuman di wajah teman-teman nya dan teman-teman Brian begitu pun dengan Anita dan Gunawan.

Sesaat keluar dari ruang ICU, dokter Bayu menghampiri Brian

" Vee meminta anda untuk masuk " bisiknya

tanpa berfikir panjang Brian pun menghampiri Vee yang sudah terlihat lemah tak berdaya

" hai pak suami.... " goda Vee

Brian memaksakan dirinya untuk tersenyum namun matanya sudah berkaca-kaca

" katakan, apa kamu mencintai aku " tanya Vee dengan suaranya yang lemah namun Brian memalingkan wajah nya karena tak tahan untuk menahan tangis

" apa kamu mencintai ku " Vee kembali bertanya.

Brian hanya mengangguk namun kepalanya tertunduk, Vee meraih tangan Brian yang sudah dingin dan basah karena keringat

" berjanjilah kalau kamu akan menjaga anak kita " ucap Vee dengan memohon

" jangan mengatakan apa-apa, kita akan menjaga nya bersama " balas Brian

Vee menunjukkan senyum di wajahnya yang pucat, lalu menggenggam tangan Brian.

" sebaiknya kamu istirahat jangan banyak bicara, aku akan disini menjaga kamu " ucap Brian dengan air mata yang membasahi pipinya. Vee kembali memejamkan matanya

" Vee... " panggil Brian dengan panik

" hei..... aku belum meninggal " ucap Vee dengan tersenyum saat kembali membuka matanya.

Mendengar ucapannya, Brian menatap nya dengan tajam

" jangan katakan itu lagi, aku nggak mau dengar " ucap Brian dengan dingin, namun tidak di hiraukan oleh Vee, ia hanya tersenyum melihat ketakutan di wajah Brian.