Kinan mengantarkan Yasmin ke kampus walaupun setengah hati, tapi dia tetap mengantarkan adeknya itu. Namun, ia tidak sengaja melihat tukang somay dengan cepat Kinan menghentikan mobilnya. Membuat Yasmin kebingungan
kenapa kakaknya tiba-tiba berhenti.
"Kakak, kok berhenti sih?" tanya Yasmin.
"Dek, kamu lihat itu ada tukang somay. Kita makan somay dulu baru nanti Kakak antar ke kampus," ucap Kinan sambil menunjuk ke arah tukang somay.
"Tapi, Kakak yang traktir aku ya," ucap Yasmin.
"Iya-iya beres, yuk kita turun," ucap Kinan.
Mereka pun langsung turun dari mobil dan berjalan ke tukang somay, memang mereka berdua suka sekali jajan. Entah itu hobi atau memang mereka ini rakus.
Kinan memesan dua piring somay, sambil menunggu somaynya jadi Yasmin dan Kinan sibuk bermain ponselnya.
"Ini,Neng," ucap tukang somay sambil menyodorkan piring yang berisi somay.
"Terima kasih, mang," ucap Kinan.
Kinan memberikan satu piring untuk adiknya, lalu mereka pun menyantap somay dengan lahap, padahal di rumah mereka baru saja sarapan.
"Aku kenyang banget,Kak," ucap Yasmin.
"Makanya jangan rakus," ledek Kinan sambil tersenyum.
"Bukankah, Kakak juga yang rakus," ucap Yasmin dengan wajah yang kesal.
"Kakak, tidak rakus cuma doyan aja,"
Yasmin memutar bola mata jengah mendengar jawaban kakaknya yang ajaib bin nggak mau kalah itu.
Kinan yang hendak membayar pun tampak sibuk merogoh kantong dan tas yang ternyata dompetnya tertinggal di rumah. Alhasil, Yasmin yang membayar dengan uang sakunya.
"Sudah, tidak usah bahagia gitu mukanya, nanti Kakak ganti waktu lebaran biawak," ucap Kinan sambil berlalu menuju mobil.
"Jadi Adek terbully mulu perasaan," celetuk Yasmin dengan wajah kesal sambil melampiaskan pada seatbelt.
Kinan pun tak memperdulikan ocehan Yasmin yang tak berguna itu dan langsung tancap gas menuju sekolah Yasmin.
Sepanjang jalan, Yasmin hanya berfokus pada buku yang bertengger di tangannya. Sesekali ia tertawa ketika membaca beberapa kata aneh yang menurutnya lucu. Kinan pun hanya mampu menggelengkan kepala melihat tingkahnya.
Ketika sampai di gerbang sekolah, Yasmin langsung buru-buru keluar mobil tanpa berpamitan karena gerbangnya hampir ditutup.
"Hei, adik durhakim! Mana sopan santunmu! Ku aduin Mom nanti, awas aja," teriak Kinan.
Yasmin yang sayup-sayup mendengar teriakan Kinan pun tak peduli. Ia lebih memilih tidak dapat hukuman daripada harus meladeni omelan Kinan dahulu.
Karena tak digubris, Kinan langsung berlalu pergi ke kantor karena sudah hampir terlambat juga.
Disisi lain, Yasmin masih berlari menuju kelas karena ia belum sempat Mengerjakan PR yang harus dikumpulkan pagi ini.
Sesampainya di kantor, ternyata kakaknya belum sampai jadi dia masih aman, dan nggak akan kena hukuman dari sang kakak. Dengan cepat dia menuju ke ruangannya dan mengerjakan berkas yang harus selesaikan.
Heri Pratama adalah Pengusaha kaya nomor 3 se Asia Tenggara, perusahaannya bergerak dalam bidang pertambangan dan perhotelan.
Perusahaan yang saat ini di urus sama kedua putrinya, karna Daddy Heri tidak memiliki anak laki-laki. Namun, walaupun begitu Daddy Heri sangat menyayangi ketiga putrinya itu.
Kinan memang bar-bar tapi kalau sedang bekerja dia sangat serius dan fokus dalam mengerjakan pekerjaannya.
Tak berapa lama Ara sampai di kantor, melihat adeknya sudah bergelut dengan beberapa berkas di tangannya, membuat dia heran. Sebab, biasanya Ara lebih dulu datang ke kantor dari pada Kinan.
"Tumben udah dateng," ucap Ara.
Kinan mendengus, Kakaknya satu ini suka sekali mengomel seperti Momnya, "iya dong, maklum kan aku anak rajin," ucap Kinan.
"Ohiya adikku satu ini rajin sekali. Rajin makan," celetuk Ara membuat Kinan mendelik.
"Itu kebutuhan, Kak."
"Doyan juga iya," ucap Ara.
Dalam hati Ara, dia senang melihat adeknya yang datang lebih dulu darinya. Dia mengakui, Kinan memang bar-bar tapi jika menyangkut urusan pekerjaan, Kinan sangat giat dan bisa lupa waktu kalau tak diingatkan.
"Baiklah, karena hari ini kamu tidak telay datang, nanti siang Kakak traktir kamu makan siang,"
"Apa kau mau?" lanjut Ara.
"Wihh, tentu saja mau," ucap Kinan.
"Sebagai adik yang baik, aku harus makan yang banyak. Mumpung ditraktir bukan! Hehe,, lihat saja apa yang akan aku lakukan, Kak," gumam Kinan dalam hati sambil senyum sendiri.
"Nggak usah senyum-senyum, kakak ke ruangan dulu."
"Okay, kak."
Kinan yang bersemangat karena mendapat kesempatan emas bisa makan sepuasnya tanpa mengeluarkan uang sepeserpun langsung memikirkan makanan apa saja yang hendak ia makan nanti. Namun, ditengah khayalannya ia dikejutkan oleh sebuah notifikasi di ponselnya.
[Kak, nanti jemput Yasmin nggak]
'Berani-beraninya bayi dugong ini minta jemput," batin Kinan yang mengabaikan pesan adiknya.
Yasmin yang sudah menunggu lama balasan dari kakaknya pun tak tahan, hingga akhirnya spam chat Kinan dan langsung mematikan ponsel setelahnya.
Hari sudah menjelang sore Kinan pulang lebih awal karena dia harus menjemput adiknya, sedangkan Ara juga pulang lebih dulu ia sudah janji akan pulang lebih awal
sama Daddynya.
Semuanya sudah pada sampai dirumah, mereka menuju ke kamar masing-masing, karena ini membersihkan diri sambil menunggu waktu makan malam juga.
"Piyamaku, kayaknya ketinggalan di kamarnya Kak Ara deh," gumam Kinan.
Pukul 7 malam sudah waktunya makan malam, semuanya sudah berkumpul entah mengapa hawanya terasa berbeda bahkan kedua orang tuanya pun yang biasanya berisik kini pada diam.
Seusai makan malam selesai Daddy mulai pembicaraan, membuat Kinan semakin curiga dengan gerak gerik daddy dan mommy nya itu.
"Ara, Kinan dan Yasmin!"panggil Daddy.
" Yes, Dad," ucap mereka secara bersamaan
"Dua hari lagi, akan ada tamu yang datang kesini. Dan rencananya Daddy dan Mom akan menjodohkan kalian dengan putra sahabatnya Daddy dan Mommy," ucap Daddy Heri to the point.
"What!" pekik mereka bertiga yang terkejut dengan ucapan sangat Daddy.
Mereka menatap kedua orang tuanya dengan penuh banyak pertanyaan yang tersimpan dalam otaknya.
"Aku tidak mau, Dad," tolak Kinan dengan tegas.
"Tidak ada penolakan girl," ucap Daddy Heri.
"Tapi Dad, kami bisa mencari sendiri soal pasangan hidup kami," ucap Kinan.
"Betul Dad, lagian ini bukan jamannya siti nurhaliza," sahut Ara yang menolak keras keputusan daddynya itu.
"Daddy bilang tidak ada penolakan, kalian tahu bukan orang tua juga mau putrinya menikah dengan orang yang tepat," ucap Daddy Heri.
"Tapi bukan berarti Daddy mengambil keputusan secara sepihak, dan aku tetep tidak mau menikah muda," ucap Kinan kemudian berdiri lalu pergi meninggalkan meja makan.
"Yasmin juga tidak mau menikah muda Dad, kan Yasmin masih kuliah," ucap Yasmin yang dari tadi hanya diam.
Ara pun mengangguk lalu dia pamit untuk pergi ke kamar, begitu juga dengan Yasmin yang memilih untuk menyusul kakak-kakaknya.