webnovel

Rencana Lamaran

Pagi tenang di mansion terasa aneh lantaran Yasmin yang biasanya pagi-pagi sudah membuat keributan di sana-sini masih tertidur lelap dalam balutan selimut. Sangat berbalikan dengan Ara yang sudah sibuk di dapur sejak pagi buta untuk membuat sarapan. Ara tidak sendirian tentunya, ia dibantu Mom Jia dan Mrs. Anderson.

"Tumben sekali, pagi ini sangat tenang," celetuk Ara memecah keheningan.

"Apa terasa begitu aneh sayang?" tanya Mrs. Anderson.

Ara menggeleng pelan, "ah, tidak Auntie. Hanya saja tumben begitu sepi. Biasanya Yasmin sudah membuat keributan dimana-mana."

"Eh, iya ya. Mom liat bayi dugong dulu ya, takutnya dia kena sawan semalam ribut mulu," pamit Mom Jia membiarkan Ara dan Mrs. Anderson untuk bercengkrama.

Ara dan Mrs. Anderson pun lanjut memasak sambil berbincang-bincang tentang makanan terutama. Mrs. Anderson dibuat kagum dengan kelihaian Ara dalam mengolah Makanan karena seperti seorang juru masak tempat makan berbintang.

Ara juga bertanya tentang apa-apa saja yang Keenan sukai. Mrs. Anderson pun menjawab pertanyaan Ara dengan senang hati, bahkan ia tak segan membongkar beberapa cerita lucu putranya yang terkadang begitu ceroboh.

"Yuhuu, Kak A-ra. Eh, maaf Auntie. Kinan kira Kak Ara sendirian," ucap Kinan nyengir kuda karena malu sudah berteriak di pagi hari.

"Kak Ara, nanti Kakak ke toko nggak? Kalo iya nanti Kinan bantu-bantu di toko yaa, Kinan empet liat muka Kenzo mulu di kantor," rengek Kinan seperti anak kecil.

Mrs. Anderson sontak tertawa melihat tingkah Kinan yang biasanya terlihat begitu galak dan serius. Ara hanya menggeleng pelan.

"Eh, kamu punya toko sayang? Toko apa? Di mana? Kamu jualan apa? Ajak Auntie ke sana donggg," serobot Mrs. Anderson berturut-turut hingga Ara mengabaikan Kinan.

"Ehh! Alhamdulillah punya Auntie. Nanti Auntie ikut aja ke toko," jawab Ara tersipu.

Kinan yang mendengar ucapan Ara langsung bahagia karena ia tak perlu seruang dengan Kenzo di kantor.

Ketika sarapan sudah siap dan semua orang sudah berkumpul di meja makan kecuali Yasmin, di luar mansion terdengar suara ribut-ribut.

"Morning, honey!" ucap Kenzo sambil mengusap kepala Kinan.

"Morning to, honey!" ucap Kinan.

"Kalian jangan bucin, ini masih pagi woy!" teriak Ara.

"Heleh, bilang aja iri." ucap Kinan.

"Sudah-sudah, kalau kalian teruskan kita tidak jadi sarapan," sela Daddy.

"Baik, Dad," ucap Kinan dan Ara secara bersamaan.

Kinan pun mengambilkan sarapan untuk Kenzo, setelah itu mereka sarapan bersama.

"Mommy! Tolong aku!" teriak Yasmin.

"Diamlah, apa kamu tidak capek teriak-teriak terus?" tanya Darren.

"Yasmin, Darren. Kalian duduk dan sarapan ini masih pagi kalau mau ribut agak siangan dikit," ucap Mom Jia.

Kinan dan Ara pun tertawa melihat adiknya tertekan. Daddy Heri pun menatap tajam kedua putrinya, Yasmin dan Darren pun duduk kemudian Mom Jia mengambilkan makanan untuk bayi dugongnya.

"Honey, kamu tidak berangkat ke kantor?" tanya Kenzo.

"Aku pengen libur dulu, boleh?" jawab Kinan.

"Baiklah, tapi nanti antarkan makan siang untukku," ucap Kenzo.

"Kenapa tidak makan di kantin saja," ucap Kinan kesal.

"Tidak ada penolakan honey, bukankah di perjanjian kamu harus menuruti semua ucapanku," ucap Kenzo.

"Perjanjian apa?" ucap Daddy Heri dan Mr. Aberto secara bersamaan.

"Daddy, jangan kepo nanti cepat mati," ucap Kenzo yang langsung mendapat cubitan dari Kinan.

"Honey, kamu senang sekali mencubit. Lebih baik cium aku dari pada mencubit," ucap Kenzo.

"Aku harus menciummu? Boleh, tapi dalam mimpi," ucap Kinan dengan nada ketus.

Kenzo pun tertawa, dia suka sekali meledek calon istrinya. Malam ini dia ingin melamar Kinan dengan cara yang romantis. Dia juga sudah membicarakan semua ini dengan kedua orang tuanya.

"Kalau begitu, aku berangkat dulu honey." ucap Kenzo sambil mencium kening Kinan.

Mom Jia pun menutup mata putri bungsunya, karena Mom Jia tidak mau mata suci Yasmin ternodai. Sedangkan, Kinan terbelalak mendapat perlakuan dari Kenzo.

Ara dan Keenan pun saling menatap entah apa yang mereka pikirkan? Hanya Ara dan Keenan yang tahu.

"Ken!" teriak Kinan kesal, bisa-bisa Kenzo menciumnya di depan semua orang. Muka Kinan sudah memerah menahan malu. Sedangkan Kenzo, dia sudah lari sebelum Kinan teriak.

"Sudah, kalian lanjutkan sarapannya," ucap Daddy Heri. Setelah sarapan, semua orang tengah bersiap untuk melakukan aktifitasnya masing-masing. Namun, Ara dan Mom Jia membereskan meja makan terlebih dahulu, dibantu Mrs. Anderson.

"Aku tunggu di depan," ucap Keenan saat beranjak dari tempat duduknya, sembari menepuk pelan kepala Ara.

"Tap-," ucapan Ara terhenti saat mendengar Keenan bicara.

"Tidak ada penolakan," tegas Keenan lantaran sudah pasti Ara akan menolak ajakannya.

"Hah, baiklah-baiklah." Ara lebih memilih pasrah daripada harus berdebat dengan beruang kutub.

"Ehem," ledek Mom Jia.

"Keselek apa, Mom?" tanya Ara pura-pura.

"Sembarangan aja," ucap Mom Jia.

"Sudah ikuti saja apa kata calon suamimu, sayang," sambung Mom Jia dengan menekankan kata 'Calon suami' membuat Ara mendengus.

"Mom, Mommy meledekku," rengek Ara.

"Hei, ada calon mertuamu di sini, tidak malu apa merengek-rengek kayak bayi dugong," ucap Mom Jia dengan tertawa kecil.

"Ishh." Ara mencebik membuat Mom Jia makin tertawa. Sesekali Mom Jia meledek putri sulungnya yang super galak itu. Namun, yang dilihatnya sekarang adalah putrinya yang super manja.

"Tidak masalah, kamu bisa manja sama auntie juga. Anggap aja Mom kamu," ucap Mrs. Anderson membuat Ara bersemu.

"Kak Ara, yuhu!" teriak Kinan.

"Ya salam, pelankan suaramu," ucap Ara, sontak Kinan hanya cengengesan.

"Cepat, Kak. Kak Keenan sudah menunggu di depan," ucap Kinan, diangguki oleh Ara. Langsung saja dia menuju kamar untuk bersiap.

"Lambat," ucap Keenan saat Ara sudah di depannya. Sudah lima belas menit dia menunggu Ara, tetapi tak kunjung muncul.

"Cepat masuk, kau bisa membukanya sendiri kan? Atau aku harus membukakan pintu untukmu?" ucap Keenan dengan wajah datarnya.

"Tidak perlu," tolak Ara langsung. Menghadapi beruang kutub seperti Keenan harus benar-benar sabar. Sebab, sikapnya yang selalu berubah-ubah membuat Ara harus menahan kesal. Terkadang baik, terkadang dia berubah menjadi orang yang paling menyebalkan.

"Let's go!" ucap Kinan saat sudah di dalam mobil.

"Hei! Kalian melupakan Auntie! Nanti kalian harus traktir Auntie, gak mau tau pokoknya wajib," ucap Mrs. Anderson yang tiba-tiba masuk ke dalam mobil.

"Mommy cerewet sekali seperti orang miskin saja meminta traktiran," ucap Keenan ketus.

Mrs. Anderson hanya mencebik mendengar perkataan putranya yang kelewat kaku itu.

"Ara, Kinan, abaikan saja bongkahan es itu. Dia memang sangat menyebalkan," ucap Mrs. Anderson meledek Keenan.

Ara dan Kinan pun mengangguk setuju dengan ucapan Mrs. Anderson. Sepanjang perjalanan, mereka bertiga asik berbincang dan mengabaikan Keenan.

"Abaikan saja aku. Sepertinya aku invisible di mata kalian bertiga," celetuk Keenan merasa kesal.

Sedang Ara, Kinan dan Mrs. Anderson tetap mengabaikan Keenan meskipun dalam hati mereka ingin tertawa melihat reaksi Keenan yang diabaikan oleh tiga orang sekaligus.

Ketika sampai di toko, Mrs. Anderson terperangah melihat toko kue Ara yang begitu cantik. Juga aroma kue yang begitu enak langsung mengajaknya masuk.

"Auntie, Ara ke belakang dulu ya siapin kue buat Auntie," ucap Ara dengan tersenyum ramah.

"Kucing kecil, jangan lupa bagianku," sela Keenan.

Ara langsung ke belakang dan menyiapkan sepotong kue yang biasanya dipesan Keenan.

"Loh, ini kan sama seperti kue yang Auntie suka. Keenan yang bisanya beliin buat Auntie," ucap Mrs. Anderson terkejut.

"Tentu saja sama. Keenan saja beli di sini," celetuk Keenan dengan kesal karena kasih diabaikan.

Mrs. Anderson pun langsung paham setelah mendengar jawaban putra dinginnya yang begitu kaku. Rupanya Keenan mulai menyukai Ara.