webnovel

Hari Pertama Kerja

Hari ini adalah hari pertama Kinan kerja jadi dia harus bangun lebih awal, Ara juga sudah bangun dan menyiapkan bekal untuk adik-adiknya. Karna dia kakak yang baik jadi Ara tidak mau jika adiknya jajan sembarangan.

"Morning, Kak!" sapa Kinan kemudian duduk di kursi.

"Morning, Yasmin belum bangun!" ucap Ara.

"Sudah Kak, oh ya nanti siang Kakak yang menemani Yasmin daftar kuliah ya! Soalnya aku sibuk dan tidak enak juga karena baru masuk kerja," ucap Kinan dan memasukan roti ke dalam mulutnya.

"Iya, kamu tenang aja Dek. Urusan bayi dugong biar Kakak yang ngurus," ucap Ara.

Kinan mengangguk, lalu dia pamit untuk berangkat ke kantor memang sekarang masih pukul 6 pagi. Tapi dia harus berangkat pagi takut jalanan macet.

Kinan sudah sampai di halte untuk menunggu busway datang, sambil menunggu busway dia pun sibuk dengan ponselnya. Ia sengaja beli hp baru agar daddynya tidak bisa nelacak keberadaan ia serta saudarinya.

Akan tetapi dari kejauhan nampak Kenzo. yang melintasi halte tersebut, dan Kenzo tidak sengaja bertemu dengan Kinan.

"Itu kan, Kinan. Apa ini yang dinamakan jodoh! Aku harus bisa dapetin Kinan," gumam Kenzo.

Kenzo pun memberhentikan mobilnya tepat di depan Kinan, awalnya Kinan tidak tahu akan kehadiran Kenzo.

"Kinan!" panggil Kenzo.

Kinan mendongak, namun dia kembali sibuk dengan ponselnya dan memilih untuk menghiraukan Kenzo.

"Kinan, kok kamu nggak sopan sih sama atasan kamu?" tanya Kenzo dengan nada arogan.

"Bapak emang atasan saya, tapi itu di kantor bukan disini. Jadi acaman apapun tak berlaku untuk saya," balas Kinan penuh penekanan.

Kinan pun melirik jam tangannya yang ternyata sudah hampir waktunya masuk kerja. Kenzo yang menyadarinya pun menawarkan tumpangan.

Kinan jelas menolak tawaran Kenzo dan bersikeras ingin menunggu busway.

"Kinan! Hari ini tidak akan ada busway dan kendaraan umum lain yang beroperasi," ucap Kenzo sambil mengacungkan ponselnya.

"Kamu tidak ada pilihan lain selain menerima tawaran saya," sambung Kenzo.

Kinan yang melihat tingkah kekanakan Kenzo menjadi semakin malas jika harus selalu bekerja bersamanya.

Kinan yang dihadapkan dengan dua pilihan menjadi bingung. Lantaran ia harus mementingkan egonya atau kedua saudarinya.

Tin! Tin!

Klakson busway mengagetkan Kinan yang tengah bimbang. Dan jugak Kenzo, ia menganga melihat sebuah busway yang masih beroperasi padahal ia sudah menyuruh semua bawahannya agar segala jenis kendaraan umum tidak boleh beroperasi di rute ini.

"Maaf Pak Presdir yang terhormat. Buswaynya sudah datang. Jadi Saya duluan," ucap Kinan dengan senyum penuh kemenangan.

Kenzo benar-benar kesal karena ia gagal lagi untuk mendapatkan Kinan. Namun, di sisi lain Kenzo juga menjadi semakin tertarik dengan Kinan.

Kinan mendudukkan dirinya dengan kasar dalam busway itu, dia menghela napas. Rasa kesal masih ada dalam hatinya, bagaimana tidak. Presdir itu berbuat semaunya, untungnya tadi dia bisa bebas dari kearoganan sang presdir.

"Huft, benar-benar menyebalkan dia. Kalo bukan presdir di perusahaan itu, udah aku tendang dia," gerutu Kinan.

Lima belas menit kemudian, busway yang ditumpangi Kinan sudah sampai di kantor tempatnya kerja. Kinan melangkah keluar dari busway, dan pandangan yang pertama dia lihat adalah sang presdir. Ya, saat itu juga Kenzo sudah sampai di kantor. Pandangan keduanya bertemu, tapi beberapa menit kemudian Kinan memalingkan muka. Bisa-bisanya dia saling tatap dengan presdir arogan itu.

"Benar-benar cantik." kata-kata itu yang keluar dari mulut Kenzo.

Kenzo pun mempunyai ide yang cemerlang, dia akan menjadikan Kinan sebagai sekretaris pribadinya. maka dari itu dia akan selalu dekat dengan Kinan.

"Hito, Kau naikan jabatan Kinan menjadi sekretaris pribadiku, dan aku tidak mau ada penolakan," titah Kenzo kepada asisten pribadinya.

Asisten Hito pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia heran kenapa tuan mudanya menyuruh seperti itu.

"Baik, Tuan Muda." ucap Asisten Hito

"Dan satu lagi aku mau meja kerja Kinan, satu ruangan denganku," ucap Kenzo.

"Baik, Tuan." ucap Asisten Hito.

Asisten Hito pun pamit untuk mengurus semua yang diinginkan tuan mudanya.

"Sekarang, kau tidak akan bisa menolak ketampananku Kinan, baru kau yang berani menolak seorang Kenzo Junior Aberto," gumam Kenzo dengan tersenyum menyeringai.

Sedangkan Ara baru saja mendaftarkan Yasmin di salah satu universitas terbaik di situ. Dan Ara memutuskan untuk langsung belanja bahan- bahan kue dan yang lain sebagainya.

Yasmin yang sudah selesai mengurus berkas pedaftarannya kini resmi menjadi mahasiswa sastra di universitas itu. Dan Yasmin juga bergegas membantu Kak Ara membawa belanjaan guna keperluan toko roti.

"Kak, ada yang kurang lagi nggak?" tanya Yasmin memastikan.

"Sudah, ini juga sudah terlalu banyak" ucap Ara sambil memastikan list belanjanya.

Setelah memastikan belanjaan mereka tidak ada yang kurang, mereka bergegas pulang naik taksi lantaran belanjaan mereka yang terlalu banyak.

"Kak Ara, nanti Yasmin boleh makan kue banyak-banyak kan?" tanya Yasmin polos ditengah kesibukan ya mengepel lantai toko.

Brukkk!

"Makan tuh kue!" ucap Ara setelah melemparkan sendalnya dengan tetap sasaran.

Lebih dari 3 jam mereka membersihkan sekaligus menata toko agar benar-benar siap digunakan. Yasmin yang sudah kelelahan pun merengek pada Ara.

"Kakak, cacing-cacing di perutku sudah berdemo nih" rengek Yasmin sambil memegangi perutnya.

"Ya sudah, panggil lah polisi. Suruh mereka bubar, kalo bandel pake gas air mata aja." Jawab Ara yang tak mendengar jelas rengekan Yasmin.

Yasmin pun hanya mencebik mendengar jawab kakaknya yang tidak nyambung sama sekali.

"Kak! Ayo makannnn," ajak Yasmin sambil menarik tangan Ara yang masih sibuk dengan adonan kuenya.

"Kaaak, Yasmin laper ih" rengek Yasmin lagi.

Ara yang merasa terganggu dengan tingkah bayi dugong di sebelahnya langsung menyumpal mulutnya dengan kain serbet karena terlalu berisik.

"Hahaha, mukamu lucu banget Dek. Kayak monyet," tawa Ara pecah melihat wajah bayi dugong yang mirip monyet.

Yasmin pun hanya bisa menatap kesal kakaknya sambil membanting kain serbet yang tadi nangkring di mulutnya.

"Kakak mau makan nggak?" tanya Yasmin dengan nada kesal.

Ara malahan semakin terbahak mendengar nada bicara Yasmin yang menurutnya lucu. Sedang Yasmin yang sudah kesal langsung berlalu pergi membeli makan di warung depan.

Setelah kelelahan membersihkan toko seharian, Yasmin tanpa sadar tertidur tanpa makan malam.

"Kak, kita nggak bangunin Yasmin buat makan malem dulu?" tanya Kinan menatap iba adiknya yang tertidur pulas.

"Udah nggak usah. Nanti kalo laper juga bangun sendiri. Kayak kamu nggak tau aja gimana Yasmin," jawab Ara cuek.

Ara dan Kinan pun membiarkannya karena mereka tahu Yasmin sudah sangat kelelahan membantu Ara sepanjang hari.

Juga besok pagi Yasmin sudah mulai untuk kuliah. Dan pastinya hari-hari berikutnya akan terasa lebih berat untuk Yasmin.